Tekanan darah memiliki berbagai macam variasi tergantung pada keadaan, akan meningkat sesuai dengan aktivitas fisik, emosi, dan stres,dan akan turun
selama tidur Gray dkk., 2002. Stres, baik fisik maupun emosional, menyebabkan kenaikan sementara pada tekanan darah Marvyn, 1995.Tekanan darah dalam
satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Ruhyanudin, 2007.
Tekanan darah biasanya diukur secara tidak langsung menggunakan sfigmomanometer raksa dan metode dengar bunyi atau metode aukultasi.
Beberapa piranti pengukur tekanan darah menggunakan aneroid sebagai pengganti manometer raksa dan sebaikya harus selalu di kalibrasi dan dicek secara teratur.
Alat pengukur tekanan darah ini sering disebut tensi meter, dan penggunaannya biasanya menggunakan alat bantu dengar yakni stetoskop Laporan Komisi Pakar
WHO, 2001. Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal 2 kali setiap kesempatan dalam jarak waktu yang cukup lama yaitu 5-10 menit, dengan tidak
ada perbedaan hasil pada kedua lengan. Jika terdapat perbedaan, lengan yang mempunyai angka yang lebih tinggi digunakan sebagai patokan untuk pengukuran
berikutnya Gray dkk., 2002.
2.1.2 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode Udjianti,
2010. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure JIVC sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 14090 mmHg dan dapat diklasifikasikan sesuai derajat
Universitas Sumatera Utara
keparahannya Ruhyanudin, 2007. Hipertensi merupakan penyakit dari masa dewasa tengah termasuk diatas 60 juta orang, diperkirakan bahwa 1 dari 6
individu mempunyai tekanan darah tinggi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes, 1996
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 14090 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥16595 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension Garis Batas Hipertensi. Batasan WHO tersebut tidak
membedakan usia dan jenis kelamin Udjianti,2010. Batasan hipertensi dengan memperhatikan perbedaan usia dan jenis
kelamin menurut Udjianti 2010 yang mengutip pendapat Kaplan adalah sebagai berikut :
a. Laki-
laki, usia ≤ 45 tahun di katakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 13090 mmHg,
b. Laki-
laki, usia 45 tahun di katakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 14595 mmHg,
c. Perempuan, dikatakan hipertensi apabi
la tekanan darah ≥ 16095 mmHg. Hipertensi umumnya berkembang dengan lambat. Pada kebanyakan kasus
dimulai dengan tekanan darah normal yang berkembang menjadi prahipertensi lalu akhirnya menuju hipertensi. Jika dibiarkan tidak diobati, hipertensi dapat
merusak banyak organ dan jaringan tubuh, Semakin tinggi tahap hipertensinya dan semakin lama dibiarkan tak terkontrol, risiko cedera serangan akan makin
besar Sheps, 2005. Peningkatan tekanan darah memberikan gejala yang akan
Universitas Sumatera Utara
berlanjut ke suatu organ target tertentu seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung, dan hipertrofi ventrikel kanan
untuk otot jantung Bustan, 2007. Klasifikasi derajat tekanan darah menurut Joint National Commite JNC
VII on Detection Evaluation mc and Treatment of Hight Blood Preasure tahun 2003 adalah:
a. Tekanan darah normal 120-130 mmHg TDS dan 80-89 mmHg TDD b. Hipertensi derajat I adalah 140-159 mmHg TDS dan 90-99 mmHg TDD
c. Hipertensi derajat II adalah 160 mmHg TDS dan 100 mmHg TDD Sementara itu, ESH Europian Society of Hypertension dan ESC
Europian Society of Cardiology tahun 2013 juga memakai batasan sebagai berikut untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit hipertensi berdasarkan TDS
dan TDD Mancia dkk., 2013: Sistolik
Diastolik Optimal
120 80
Normal 120-129
80-84 Normal Tinggi
130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159
90-99 Hipertensi Derajat 2
160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 180
≥110 Hipertensi Terisolir
≥ 140 90
Prahipertensi tidak termasuk dalam kategori patologis. Istilah ini digunakan untuk pasien dengan faktor risiko tinggi hipertensi sehingga pasien
Universitas Sumatera Utara
atau petugas kesehatan menjadi waspada akan risiko ini dan dapat melakukan tindakan pencegahan Siti dkk., 2008.
WHO menggunakan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang dipakai dalam kriteria diagnosis dan klasifikasi. Tekanan darah manusia meliputi
tekanan darah sistolik tekanan darah waktu jantung menguncup dan tekanan darah diastolik yakni tekanan darah waktu jantung istirahat. Shadine, 2010
Pentingnya perhatian terhadap diastolik dalam manajemen hipertensi berkaitan dengan lebih tinginya prevalensi hipertensi diastolik dibandingkan
dengan prevalensi sistolik sehingga diastolik sangat penting dalam menegakan diagnosis hipertensi. Diastolik dapat digunakan dalam pengukuran keberhasilan
pengobatan hipertensi dan menjadi pegangan dalam melakukan prognosis serta pedoman dalam evaluasi atau pengontrolan pengobatan. Shadine, 2010
2.2 Klasifikasi Hipertensi