Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah

Sekitar 85 stroke disebabkan oleh infark dan sisanya disebabkan oleh perdarahan, baik perdarahan intraserebral maupun perdarahan subaraknoid. Pada orang berusia 65 tahun, insiden stroke meningkat progresif seiring dengan peningkatan darah, terutama tekanan darah sistolik Kotchen, 2010. Stroke dan serangan iskemik transien lebih sering ditemukan pada penderita hipertensi. Selama stroke, tekanan darah akan meningkat secara akut dan perlu kehati-hatian untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vaskular serebral akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga kemungkinan efek akut edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi arteri serebral dapat meningkatkan iskemia serebral Gray dkk, 2002.

2.6 Faktor Risiko Hipertensi

2.6.1 Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah

a. Umur Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 dengan kematian sekitar 50 diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan Sugiharto, 2007. Prevalensi hipertensi penduduk Indonesia di atas umur 30 tahun sebesar 32,2 dari populasi. Soemantri, 2004 Telah diperhitungkan bahwa seorang pria Universitas Sumatera Utara berusia 55 tahun dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg, mempunyai risiko masalah vaskular dalam 10 tahun mendatang sekitar 14 Gray dkk, 2002. Risiko wanita meningkat setelah mengalami masa menopause Laporan Komisi Pakar WHO, 2001. Baik pria maupun wanita hidup lebih lama dan 50 dari mereka yang berusia diatas 60 tahun akan menderita hipertensi sistolik terisolasi TD sistolik 160 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Karena risiko kardiovaskular meningkat sesuai usia maka pasien usia lanjut dengan tekanan darah seperti ini akan lebih memerlukan terapi daripada pasien usia lebih muda Gray dkk, 2002. b. Jenis Kelamin Pada usia dini tidak dapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan darah laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, laki-laki cenderung menunjukan arah rata-rata yang lebih tinggi. Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada orang dewasa muda dan orang setengah baya. Pada usia tua, perbedaan itu menyempit dan polanya bahkan dapat berbalik. Perubahan pada masa tua antara lain dapat dijelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria setengah baya pengidap hipertensi, sementara perubahan pasca- menopause pada wanita dapat pula berpengaruh. Banyak penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi apakah penambahan estrogen dapat melindungi terhadap kenaikan-relatif tekanan darah pada masa tua seorang wanita Laporan Komisi Pakar WHO, 2001. Di antara penduduk AS yang berumur 18 tahun ke atas, 34 pria dan 31 wanita berkulit hitam mempunyai hipertensi. Bandingkan dengan 25 pria dan Universitas Sumatera Utara 21 wanita berkulit putih yang mengidap hipertensi. Sedangkan pada orang Hispanik terdapat 23 dan 22 wanita. Pada keturunan Asia dan suku-suku di kepulauan Pasifik ditemukan hanya 10 pria dan 8 wanita. Sedangkan di antara orang Indian Amerika, kira-kira 27 pria dan 27 wanitanya menderita hipertensi Sheps, 2005. c. Riwayat Keluarga Orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi faktor keturunan juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer Nurkhalida, 2003. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi. Sugiharto, 2007 Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita mempunyai 25 kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkinan kita mendapatkan penyakit tersebut 60 Sheps, 2005. d. Genetika Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot satu sel telur daripada heterozigot berbeda sel telur. Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer esensial apabila dibiarkan secara Universitas Sumatera Utara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala Sugiharto, 2007. Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat hipertensinya, dan lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitasnya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik. Gray dkk, 2002 e. Suku Berdasarkan hasil-hasil National Health and Nutrition Examination Survey NHANES, Amerika Serikat memiliki prevalensi 28,7 pada orang dewasa atau sekitar 58,4 juta orang yang mengidap hipertensi. Prevalensi hipertensi adalah 33,5 pada orang berkulit hitam non Spanyol, 28,9 pada orang berkuit putih non-Spanyol, dan 20,7 pada orang Amerika Meksiko Kotchen, 2010. Kira-kira 23 penduduk AS yang berkulit putih berusia 18-74 tahun mempunyai hipertensi. Pada orang berkulit hitam jumlahnya 33, orang Indian 21, orang Hispanik 18 dan pada keturunan Asia dan kepulauan Pasifik jumlahnya menurun menjadi 16 Sheps, 2005. Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak meningkat sesuai dengan pertambahan usia dibanding masyarakat Barat. Gray dkk., 2002 Universitas Sumatera Utara Budi Darmojo 2001 dalam tulisannya Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia, melaporkan prevalensi hipertensi pada penduduk 20 tahun ke atas di berbagai daerah mempunyai angka berkisar 5-15, prevalensi terendah terdapat pada suku Lembah Bileam Jaya sedangkan yang tertinggi terdapat ada suku Jawa 11,4. Darmojo, 2001 f. Status sosioekonomi Dinegara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan ekonomi dan epidemiologi, selalu dapat ditunjukan bahwa tekanan darah dan prevalensi hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan sosioekonomi rendah. Hubungan yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan dan pekerjaan. Akan tetapi dalam masyarakat yang berada dalam masa peralihan dan pra-peralihan dan prevalensi-hipertensi yang lebih tinggi ternyata terdapat pada golongan sosioekonomi yang lebih tinggi. Ini barangkali menggambarkan tahap awal epidemi penyakit kardiovaskuler. Pengalaman pada sebagian besar masyarakat telah menunjukan bahwa peningkatan epidemi berpengaruh pada pembalikan golongan sosial ini Laporan Komisi Pakar WHO, 2001.

2.6.2 Faktor Risiko Yang Dapat Diubah