22 ayat 4 KUHAP, maka penangkapan dan atau penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
o. Menimbang bahwa oleh karena para terdakwa dijatuhi pidana dan para
terdakwa sebelumnya tidak ada mengajukan permohonan pembebasan dari pembayaran biaya perkara, maka berdasarkan pasal 222 KUHAP kepada
para terdakwa dibebankan untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini;
p. Mengingat pasal 286 KUHP Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP serta pasal-pasal
lain dari Undang-undang yang bersangkutan.
5. Putusan Hakim
1. Hakim Pengadilan Negeri Bale Bandung menyatakan terdakwa
DEDE BIN TANU terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “MELAKUKAN PERSETUBUHAN DENGAN PEREMPUAN YANG DIKETAHUI PEREMPUAN
TERSEBUT TIDAK BERDAYA YANG DILAKUKAN SECARA BERLANJUT”
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa DEDE BIN TANUdengan
pidana penjara selama 8 delapan tahun; 3.
Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang telah dijatuhkan;
4. Menetapkan terdakwa tetap berada dalam tahanan;
5. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 1000,-
seribu rupiah
6. Analisis Putusan Hakim
Universitas Sumatera Utara
1. Dakwaan
Dakwaan merupakan dasar penting dalam hukum acara pidana, karena berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu, hakim akan memeriksa perkara itu.
Pemeriksaan didasarkan kepada surat dakwaan dan menurut Nederburg, pemeriksaan tidak batal jika batasan-batasan nya dilampaui, namun putusan
hakim hanya boleh mengenai peristiwa-peristiwa yang terletak dalam batasan- batasan itu, dalam hal ini ada beberapa pengertian surat dakwaan menurut para
ahli sebagai berikut: a.
Harun M Husein Surat dakwaan adalah surat yang diberi tanggal dan ditandatangani oleh
penuntut umum, yang memuat uraian tentang identitas lengkap terdakwa, perumusan tindak pidana yang didakwakan dengan unsure-unsur tindak pidana
sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan pidana yang bersangkutan, disertai uraian tentang waktu dan tempat tindak pidana dilakukan oleh terdakwa, surat
yang menjadi dasar dan batas ruang pemeriksaan disamping pengadilan. b.
M. Yahya Harahap Surat dakwaan adalah surat atau akta yng memuat rumusan tindak pidana
yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik kesimpulan dari hasil penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan bagi hakim dalam
pemeriksaan di muka sidang pengadilan. Surat dakwaan menempati posisi sentral dan strategis dalam pemeriksaan
perkara pidana di pengadilan, karena itu surat dakwaan sangat dominan bagi keberhasilan pelaksanaan tugas penuntutan. Ditinjau dari berbagai kepentingan
Universitas Sumatera Utara
yang bekaitan dengan pemeriksaan perkara pidana, maka fungsi surat dakwaan dapat dikategorikan:
1. Bagi pengadilanhakim, surat dakwaan merupakan dasar dan sekaligs
membatasi ruang lingkup pemeriksaan, dasar pertimbangan dalam penjatuhan keputusan;
2. Bagi penuntut umum, surat dakwaan merupakan dasar
pembuktiananalisis yuridis, tuntutan pidana dan penggunaan upaya hukum;
3. Bagi terdakwa penasihat hukum, surat dakwaan merupakan dasar
untuk mempersiapkan pembelaan. Berdasarkan putusan No. 377Pid.B2011PN.BB, dakwaan yang di
gunakan oleh Jaksa Penuntut Umum adalah dakwaan Alternatif. Dakwaan alternatif adalah dakwaan yang tersusun dari beberapa tindak pidana yang
didakwakan antara tindak pidana yang satu dengan tindak pidana yang lain bersifat saling mengecualikan. Dalam dakwaan ini, terdakwa secara faktual
didakwakan lebih dari satu tindak pidana, tetapi pada hakikatnya ia hanya didakwa satu tindak pidana saja. Biasanya dalam penulisannya menggunakan kata
‘atau’. Dasar pertimbangan penggunaan dakwaan alternatif adalah karena penuntut umum belum yakin benar tentang kualifikasi atau pasal yang tepat untuk
diterapkan pada tindak pidana tersebut , maka untuk memperkecil peluang lolosnya terdakwa dari dakwaan, dipergunakan bentuk dakwaan alternative.
Biasanya dakwaan demikian, dipergunakan dalam hal antara kualifikasi tindak pidana yang satu dengan yang lain menunjukkan cirri yang sama atau hamper
Universitas Sumatera Utara
bersamaan, misalnya pencurian atau penadahan, penipuan dengan penggelapan, pembunuhan atau penganiayaan, atau pemerkosaan atau pencabulan.
Dakwaan alternatif yang digunakan oleh Jaksa Penuntut Umum primairnya adalah Pasal 286 tentang pemerkosaan terhadap orang yang tidak
berdayadan alternatifnya adalah pasal 290 tentang pencabulan terhadap orang yang tidak berdaya. Jika di analisis berdasarkan hasil penyidikan dan fakta
persidangan terkemukakanlah bahwasanya pelaku bukan hanya melakukan pencabulan tapi juga memperkosa korban, maka menurut analisis penulis sudah
tepatlah dakwaan yang di sampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum. Namun yang menurut penulis kurang tepat adalah tuntutan jaksa yang hanya mendakwakan 6
tahun penjara kepada pelaku, banyak pertimbangan-pertimbangan yang seharusnya menjadi faktor pemberat sipelaku, seperti keadaan korban yang trauma
berat, ditambah lagi korban yang hamil akibat perbuatan sipelaku, dan juga perbuatan pelaku yang melakukan perbuatan tersebut secara berkelanjutan. Jadi
menurut penulis, tuntutan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum kurang tepat. Selain itu juga berdasarakan fakta-fakta dipersidangan dan fakta hukum
serta hasil penyidikan tuntutan yang di sampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum sangat ringan dari yang seharusnya, jika kita melihat pasal 286 saja paling lama
dihukum Sembilan tahun, hukuman bisa kurang dari Sembilan tahun jika ada hal- hal yang meringankan sipelaku, namun melihat dari fakta-fakta yang ada, yang
menjadi hal yang meringankan hanyalah sipelaku bersikap baik selama proses persidangan, dan pelaku belum pernah dihukum sebelumnya, sedangkan yang
memberatkannya jauh lebih banyak, ditambah lagi si pelaku melakukan perbuatan tersebut secara berkelanjutan atau sesuai dakwaan Jaksa di juncto kan ke pasal 64
Universitas Sumatera Utara
ayat 1 KUHP, seharusnya jaksa mendakwakan si pelaku dengan hukuman tidak kurang dari 9 tahun.
2. Putusan Hakim
Putusan ialah pernyataan hakim yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan diucapkan oleh hakim dalam sidang terbuka bentuk umum, sebagai hasil dari
pemeriksaan perkara. Putusan dijatuhkan kepada pelaku yang terbukti bersalah, putusan yang dijatuhkan berupa pemidanaan sebagai mana yang diatur dalam
pasal 10 KUHP, yaitu: 1.
Pidana Pokok a.
Hukuman Mati b.
Pidana Penjara c.
Pidana Kurungan d.
Pidana Denda 2.
Pidana Tambahan a.
Pencabutan Hak tertentu b.
Perampasan hak tertentu c.
Pengumuman putusan hakim Adapun mengenai kualifikasi urutan-urutan dari jenis pidana tersebut
didasarkan pada berat ringannya pidana yang diaturnya, yang terberat adalah yang disebutkan terlebih dahulu pasal 69 KUHP
Dalam putusan No. 377Pid.B2011PN.BB, terdakwa DEDE BIN TANU dijatuhi hukuman pidana penjara selama 8 delapan tahun.Andi Hamzah
menegaskan bahwasanya penjara merupakan bentuk pidana yang berupa kehilangan kemerdekaan.Pada umumnya hukuman penjara dijalani dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
ruangan tertentu.Pada masa lalu, pidana penjara dipesoalkan di dunia barat, apakah si terhukum ditempatkan secara terpisah, yakni terasing dari sipelaku
lainnya, ataukah tidak karena penjara tersebut terbuat dari beton yang kokoh dan kuat, sehingga para pelaku terasing dari pergaulan masyarakat luas.
90
Adapun tujuan dijatuhkannya pidana terhadap seseorang adalah dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengulangan tindak pidana, mencegah
orang lain melkukan perrbuatan pidana yang sama seperti yang dilakukan sipelaku, menyediakan saluran-saluran untuk mewujudkan motif balas
91
Roger hood berpendapat bahwa sasaran pidana disamping untuk mencegah si terpidana atau pembuat potensial melakukan tindak pidana juga untuk, pertama
memperkuat kembali nilai-nilai sosial, kedua menentramkan rasa takut masyarakat terhadap kejahatan.
92
Jika kita lihat lagi dalam putusan tersebut diatas, bahwa terdakwa di vonis hakim selama 8 tahun penjara menurut analisis penulis belum sesuai dengan
tujuan yang diharapkan dalam proses pemidanaan, hukuman selama delapan tahun menurut penulis terlalu ringan untuk dijatuhkan kepada pelaku pemerkosaan yang
korbannya adalah penderita gangguan mental, dimana berdasarkan hasil pemeriksaan, bahwa saksi korban memiliki IQ sebesar 40, yang berarti sesuai
dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam tulisan ini, saksi korban mengalami Gangguan Mental Sedang, yang memiliki tingkat intelegensi setara
denak anak kelas II Sekolah Dasar, hal ini jugalah yang membuat pelaku dengan mudah merayu dan menipu saksi korban untuk masuk ke rumah pelaku tanpa ada
rintangan dan hambatan yang membuat saksi korban menolak ajakan pelaku, ini
90
Marlina, Hukum Penitensier, Bandung: Refika Aditama, 2011, hal. 87
91
Ibid, hal. 23
92
Muladi dan Arif, Op.Cit, hal. 21
Universitas Sumatera Utara
juga dapat menjadi pertimbangan yang memberatkan pelaku,selain itu juga saksi korban diperkosa hingga hamil serta dilakukan berkelanjutan. Dengan fakta-fakta
hukum yang diperoleh selama proses persidangan, tentu hakim seharusnya lebih peka terhadap keadaan yang terjadi, kondisi yang meringankan dan memberatkan
bukan hanya berasal dari pelaku, tapi juga dari korban itu sendiri, penulis berpikir bahwa hukuman yang dijatukan hakim belum tentu akan menimbulkan efek jera,
dan tujuan tujuan lain yang diinginkan oleh dilaksanakannya proses pemidanaan. Jika kita bandingkan antara dakwaan jaksa dan putusan hakim ada sedikit
perbedaan diantara keduanya, yaitu dakwaan jaksa berbeda dengan putusan hakim, dan putusan hakim tersebut 2 tahun lebih banyak dari dakwaan Jaksa
Penuntut Umum, dimana Jaksa mendakwa pelaku selama tahun, sedangkan Hakim memutus delapan tahun. hal ini pun penulis berpikir masih kurang tepat,
dimana pertimbangan hakim yang petama bahwa pelaku melakukan pemerkosaan terhadap seseorang yang diketahui dan patut diduga adalah orang yang tidak
berdaya berarti melanggar pasal 286 KUHP, yang kedua pelaku melakukan perbuatan tersebut secara berkelanjutan, yang berarti pasal 286 tersebut di Juncto
kan ke pasal 64 KUHP, namun hakim tidak melihat pertimbangan dari sisi korban, dimana korban mengalami trauma berat, ditambah kondisinya yang cacat mental,
ditambah lagi korban sekarang dalam keadaan hamil, seharusnya hal ini dapat menjadi pemberatan dan penambahan hukuman bagi pelaku, karena perbuatan
korban dianggap dapat menimbulkan keadaan yang berkelanjutan, bahkan setelah sipelaku di penjara, maka seharusnya hakim perlu mempertimbangkan dari sisi
korban itu sendiri diluar daripada kesalahan yang ditimbulkan oleh pelaku, demi
Universitas Sumatera Utara
terciptanya keaadilan dan keamanan serta memberikan efek jera yang nyata kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan