Tindak Pidana Tindak Pidana Pemerkosaan

Universitas Sumatera Utara, penulisan tentang Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Pemerkosaan Pemerkosaan Terhadap Penderita Gangguan Mental Studi Putusan No. 377Pid.B2011PN.BB, adapun judul yang ada di Perpustakan Universitas Sumatera Utara antara lain: Belum pernah ditulis oleh penulis sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.

F. Tinjaun Kepustakaan

1. Tindak Pidana Pemerkosaan

a. Tindak Pidana

Tindak Pidana Strafbaar Feit adalah perilaku yang pada waktu tertentu dalam konteks suatu budaya dianggap tidak dapat ditolerir dan harus diperbaiki dengan mendayagunakan sarana-sarana yang disediakan oleh hukum pidana. 10 Sedangkan menurut Simons, Strafbaar Feit adalah suatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja telah dilakukan oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya, yang dinyatakan sebagai dapat Menurut Moelijatno suatu perbuatan pidana Criminal act harus dipisahkan dengan Pertanggungjawaban Pidana Criminal liability atau Criminal Responsibility.Oleh karena itu maka pengertian tindak pidana tidak meliputi pertanggungjawaban pidana. 10 Jan Remmelink, Hukum Pidana: Komentar atas pasal-pasal Terpenting dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 2003, hal. 61 Universitas Sumatera Utara dihukum. 11 1. Perbuatan; dalam merumuskan suatu pidana, atau suatu pidana dapat dinyatakan suatu perbuatan pidana, syaratnya adalah harus memenuhi unsur-unsur pidana, unsur-unsur tindak pidana menurut Moelijatno, adalah: 2. Yang dilarang Oleh aturan Hukum; 3. Ancaman pidana bagi yang melanggar Berdasarkan kata majemuk perbuatan pidana, maka pokok pengertian ada pada perbuatan itu, tapi tidak dipisahkan dengan orangnya.Ancaman dengan pidana menggambarkan bahwa tidak mesti perbuatan itu dalam kenyataannya benar-benar dipidana. Dalam perkembangannya, tindak pidana Delict memiliki kategorisasi, yaitu: 12 1. Delik yang bersifat menyakitimerugikan krenkingsdekicten dan Delik yang menimbulkan Ancaman atau Keadaan Bahaya Gevaarzettingsdelicten Dalam aturan hukum baik Indonesia maupun Belanda, rumusan tindak pidana dapat kita bedakan antara tindak pidana yang terfokus pada sifat menyakiti.Disini kerugian harus lebih dulu muncul sebelum hukum pidana member reaksi, misal dalam delik pembunuhan pasal 338 KUHP, Pencurian Pasal 362 KUHP, Penipuan pasal 378 KUHP, Perusakan pasal 406 KUHP dan dengan tindak pidana yang difokuskan pada ancaman bahaya yang mungkin timbul dari suatu delik. 11 Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Raja Grafindo Persada: Jakarta 2008, hal. 75 12 Jan Remmelink, Op.Cit, hal. 75 Universitas Sumatera Utara 2. Delik persiapan Satu bentuk khusus delik yang menimbulkan bahaya abstrak adalah delik persiapan Voorbereidingsdelicten.Ini mencakup perumusan tindak pidana oleh pembuat undang-undang atas suatu perbuatan yang memang ditujukan untuk melaksanakan delik menyakitimerugikan atau delik yang menimbulkan bahaya konkret, namun perbuatan itu sendiri tidak cukup untuk dikatakan memenuhi unsure percobaan 3. Delik Materiil dan Delik Formil Delik formil adalah tindak pidana yang di dalam perundang-undangan cukup disebut merujuk pada perbuatan tertentu atau kelalaian; sedangkan delik materiil adalah perbuatan yang menyebabkan konsekuensi tertentu, dimana perbuatan tersebut kadang tercakup dan kadang tidak tercakup sebagai unsur dalam perumusan tindak pidana.

2. Pemerkosaan