komunikasi, serta berhubungan sosial.Karena itulah penderita tunagrahita memerlukan layanan pendidikan khusus.
American Association on Mental Deficiency AAMD mendefenisikan tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-
rata sub-average, yaitu IQ 84 kebawah berdasarkan tes sebelum usia 16 tahun. Angka tersebut menunjukkan adanya hambatan dalam perilaku adaptif. Adapun
pengertian tunagrahita dalam Japan league for Mentallity Retarded adalah anak dengan fungsi intelektual lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes
intelegensi baku yang menunjukkan adanya kekurangan dalam perillaku adaptif. Tunagrahita terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga
usia 18 tahun. Dengan demikian, anak sekolah sangat rawan terkena jenis gangguan ini.Oleh sebab itu, jika seseorang diketahui mengalami hal ini, maka
harus diberikan penanganan secara khusus.
30
b. Jenis-Jenis Gangguan Mental
Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda. Begitu juga dengan penderita tunagrahita yang memiliki beberapa tingkatan.Oleh karena itu, untuk
menunjang pendidikan agar berjalan efektif, pengelompokkan penderita tunagrahita perlu dilakukan, pengelompokkan didasarkan pada berat-ringannya
gangguan. Atas dasar itulah anak tunagrahita dapat dikelompokkan sebagai berikut:
31
1. Tunagrahita Ringan Debil
Anak yang menderita tunagrahita ringan biasanya penampilan atau kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal.Anak tersebut mempunyai kecerdasan
30
Ibid, hal. 209
31
Ibid, hal. 210
Universitas Sumatera Utara
intelektual IQ pada kisaran 50-70.Mereka juga termasuk kelompok mampu didik, masih bisa diajar membaca, menulis, dan berhitung.Anak tunagrahita ringan
biasanya mampu menyelesaikan pendidikan setingkat kelas IV pada sekolah dasar umum.Anak yang tergolong tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan
kemampuan.Mereka mampu dididik dan dilatih membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan.Tunagrahita ringan juga lebihh mudah
diajak berkomunikasi.Selain itu, kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok.Mereka mampu berlindung dari segala jenis bahaya apapun.Karena
itulah anak dengan tunagrahita ringan tidak terlalu membutuhkan pengawasan ekstra.
2. Tunagrahita Sedang Imbesil
orang yang menderita tunagrahita sedang termasuk kelompok latih trainable. Penampilan atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat berbeda
dibanding anak normal.Namun demikian, ada sebagian anak tunagrahita sedang yang mempunyai fisik normal.Kelompok ini mempunyai IQ antara 30-
50.Biasanya, mereka mampu menyelesaikan pendidikan setingkat kelas II sekolah dasar umum.Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan, seorang anak
penderita tunagrahita sedang mampu diajak berkomunikasi.Ia hanya tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Akan tetapi, ketika ditanya nama
dan alamat rumahnya, ia mampu menjawab secara jelas. Penderita tunagrahita sedang juga dapat bekerja dilapangan, tetapi dengan sedikit pengawasan.Anak
tersebut juga masih mampu melindungi diri sendiri dari bahaya.Jadi anak tunagrahita sedang hanya memerlukan sedikit perhatian dan pengawasan untuk
membantu perkembangan mental dan sosial.
Universitas Sumatera Utara
3. Tunagrahita berat atau Idiot.
Dalam kegiatan sehari-hari, mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan maksimal.Mereka tidak dapat mengurus diri sendiri, apalagi
berlindung dari bahaya. Asumsi penderita tunagrahita sama dengan idiot hanya tepat digunakan terhadap golongan tunagrahita berat. Orang dengan tunagrahita
berat memiliki tingkat intelegensi yang sangat rendah sehingga tidak mampu menempuh pendidikan secara formal.Penderita tunagrahita berat termasuk
kelompok mampu rawat.Pada umumnya, IQ mereka rata-rata sebesar 30 kebawah. Dalam kegiatan sehari-hari, mereka membutuhkan bantuan orang lain.
c. Faktor Penyebab Tunagrahita