Pertanggungjawaban pidana Pertanggungjawabandalam Hukum Pidana

BAB III PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP PENDERITA GANGGUAN MENTAL

A. Pertanggungjawabandalam Hukum Pidana

1. Pertanggungjawaban pidana

Pada bagian awal telah dijelaskan secara singkat bahwa pengertian perbuatan pidana tidak termasuk pengertian pertanggungjawaban pidana.Perbuatan pidana hanya menunjuk kepada dilarang dan diancamnya perbuatan dengan suatu ancaman pidana.Apakah orang melakukan perbuatan kemudian dijatuhkan pidana, tergantung kepada apakah yang melakukan perbuatan perbuatan tersebut memiliki kesalahan. 66 Dengan demikian, membicarakan pertanggungjawaban pidana mau tidak mau harus didahului dengan penjelasan tentang perbuatan pidana. Sebab seseorang tidak bisa dimintai pertanggungjawaban pidana tanpa ia terlebih dahulu melakukan perbuatan pidana. Adalah dirasakan tidak adil jika tiba-tiba seseorang harus bertanggung jawab atas suatu tindakan, sedang ia sendiri tidak melakukan tindak pidana tersebut. 67 Dalam hukum pidana konsep “pertanggungjawaban” itu merupakan konsep sentral yang dikenal dengan ajaran kesalahan. Dalam bahasa latin ajaran kesalahan dikenal dengan ajaran mens rea. Doktrin mens rea dilandaskan pada suatu perbuatan tidak mengakibatkan seseorang bersalah kecuali jika pikiran orang itu jahat. Dalam bahasa Inggris doktrin tersebut dirumuskan dengan an act does not make a person guilty, unless the mind is legally blameworthy. Berdasarkan asas tersebut, ada dua syarat yang harus dipenuhi untuk dapat 66 Moelijatno, Perbuatan..Op.Cit, hal. 25 67 Roeslan Saleh, PerbuatanPidana dan Pertanggungjawaban Pidana; Dua pengertian Dasar dalam Hukum Pidana, Jakarta: Aksara Baru 1983, het ke-3, hal. 20 Universitas Sumatera Utara memidana seseorang, yaitu ada perbuatan lahiriah terlarang perbuatan pidana actus reus, dan ada sikap batin jahat tersela mens rea 68 Pertanggungjawaban pidana diartikan sebagai diteruskannya celaan yang objektif yang ada pada perbuatan pidana dan secara subjektif yang ada memenuhi syarat untuk dapat dipidana karena perbuatannya itu.Dasar adanya perbuatan pidana adalah asas legalitas, sedangkan dasar dapat dipidananya pembuat adalah asas kesalahan. Ini berarti bahwa pembuat pidana hanya akan dipidana jika ia mempunyai kesalahan dalam melakukan perbuatan pidana tersebut. Kapan seseorang dikatakan mempunyai kesalahan menyangkut masalah pertanggungjawaban pidana. 69 Oleh Karena itu, pertanggungjawaban pidana adalah pertanggungjawaban orang terhadap tindak pidana yang dilakukannya.Tegasnya, yang dipertanggungjawabkan orang itu adalah tindak pidana yang dilakukannya.Terjadinya pertanggungjawaban pidana karena telah ada tindak pidana yang dilakukan seseorang.Pertanggungjawaban pidana pada hakikatnya merupakan suatu mekanisme yang dibangun oleh hukum pidana untuk bereaksi terhadap pelanggaran atas ‘kesepakatan menolak’ suatu perbuatan tertentu. 70 Sudarto mengatakan bahwa dapat dipidananya seseroang tidaklah cukup apabila orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum rumusan delik dalam undang-undang dan tidak dibenarkan, namun hal tersebut belum memenuhi syarat penjatuhan pidana.Untuk pemidanaanmasih perlu adanya syarat penjatuhan pidana.Untuk pemidanaan masih perlu adanya syarat untuk 68 Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika 2015, cet ke-3, hal. 156 69 Roeslan Saleh, Op.Cit, hal. 75 70 Chairul Huda, Dari tiada. . ., Op.Cithal. 68 Universitas Sumatera Utara penjatuhan pidana, yaitu orang yang meakukan perbuatan itu mempunyai kesalahan atau bersalah.Orang tersebut harus dipertanggungjawabkan atau jika dilihat dari sudut perbuatannya, perbuatanya baru dapat dipertanggungjawabkan kepada orang tersebut. 71

2. Kesalahan