Saran Pengaturan Tindak Pidana Pemerkosaan di dalam Kitab Undang-

terdakwa, sikap terdakwa di persidangan, dan hal-hal lain yang dapat memberikan rasa keadilan bagi semua pihak. Seperti dalam kasus yang telah di analisis, berdasarkan Putusan No. 377Pid.B2011PN.BB dimana terdakwa DEDE BIN TANU dengan menggunakan rayuan dan tipu muslihat serta memanfaatkan keadaan saksi korban yang bernama LISA MARDIAH yang mengalami gangguan mental dengan IQ sebesar 40. Lalu mengajak saksi korban ke dalam rumah pelaku yang kebetulan sedang kosong dan menyuruh saksi korban tidur di kamar korban, lalu pelaku melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap seseorang yang mengalami gangguan mental, dilakukan secara berkelanjutan selama 4 empat bulan dengan cara menghasut dan tipu muslihat, maka sesuai dengan pertimbangan hakim, pelaku dikenakan Pasal 286 Jo Pasal 64 KUHP dengan ancaman 8 delapan tahun penjara.

B. Saran

Adapun saran yang penulis dapat berikan sehubung dengan penulisan skripsi ini adalah 1. Perlu dilakukan revisi terhadap KUHP, mengingat secara historis KUHP merupakan produk kolonial yang sifatnya sudah tertinggal dari perkembangan budaya dan peradaban bangsa Indonesia, khususnya pada Bab XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan diharapkan akan memberi perubahan bukan hanya dalam hal penegakan hukum, tapi juga sebagai langkah dalam proses kemandirian hukum nasional, dimana hukum yang diterapkan dalam menyelesaikan perkara dipengadilan adalah hukum yang mencerminkan nilai-nilai bangsa Indonesia karena berasal dari nilai-nilai Universitas Sumatera Utara sosial masyarakat yang diangkat kedalam bentuk suatu peraturan atau kodifikasi hukum. 2. Setelah dibuktikan kesalahan Pelaku Tindak Pidana Pemerkosaan dan dengan melihat pertimbangan-pertimbangan yang ada, diterapkannya penjatuhan Pidana Penjara selama 8 delapan tahun masih dirasa kurang untuk memberikan efek jera kepada sipelaku, seperti dalam kasus yang telah dianalisis, bahwa terdakwa melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap korban yang mengalami gangguan mental dan akibat perbuatan pelaku, korban hamil dan mengalami trauma psikis. Mengingat korbannya adalah orang yang tidak berdaya karena mengalami gangguan mental, dan korban diperkosa secara berlanjut hingga korban hamil, seharusnya dakwaan jaksa dan putusan hakim dapat memberikan hukuman yang lebih bagi pelaku, agar menimbulkan efek jera dan memberikan keadilan bagi seluruh pihak, maka hukuman 8 delapan tahun penjara yang dijatuhkan oleh hakim dirasa masih belum memenuhi rasa keadilan, karna kurangnya pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh majelis hakim yang tidak melihat pertimbangan-pertimbangan lain dari sisi korban. Universitas Sumatera Utara BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN VERKRACHTING

A. Pengaturan Tindak Pidana Pemerkosaan di dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana KUHP 38 1. Pasal 285 KUHP Pasal ini berbunyi: “ Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang perempuan bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun” Unsur-unsur delik: a. Subjek Normadressaat: Barangsiapa Laki-laki b. Bagian inti delik delictsbestanddelen: 1 Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan; 2 Memaksa; 3 Seorang perempuan bersetubuh dengan dia; 4 Di luar perkawinan. Yang diancam hukuman dalam pasal ini ialah kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya untuk bersetubuh dengan dia. Pembuat Undang-Undang menganggap tidak perlu untuk menentukan hukuman bagi perempuan yang memaksa laki-laki bersetubuh, bukan semata-mata karena paksaan oleh seorang perempuan terhadap laki-laki itu dipandang tidak mungkin, akan tetapi justru karena perbuatan itu bagi laki-laki dipandang tidak 38 Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 164 Universitas Sumatera Utara mengakibatkan sesuatu yang buruk atau yang merugikan. Bukankah seorang perempuan ada bahaya untuk melahirkan anak karena perbuatan itu. 39 2. Pasal 286 KUHP Pasal ini berbunyi: ”Barangsiapa bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan, padahal diketahui perempuan itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun” Unsur-unsur delik: e. Subjek Normadressaat f. Bagian Inti Delictsbestanddelen: 1 Bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan 2 Diketahui bahwa perempuan itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya. Delik dalam pasal 286 KUHP mensyaratkan kesengajaan, karena mengetahui bahwa perempuan itu pingsan atau tidak berdaya.Akan tetapi Hoge Raad, 19 Januari 1993, NJ. 1993, 491, menerima kesengajaan bersyarat sengaja kemungkinan; dolus eventualis dalam hal ini. 40 Tidak berdaya, menurut Clairen yaitu keadaan fisik tidak dapat melawan yang korban tidak sadar untuk melawan itu Hoge Raad, 28 Februari 1989, NJ 1989, No. 658.Jadi tidak berdaya tidak berarti tidak berdaya secara psikis. 41 Menurut R. Soesilo dalam penjelasan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana membedakan defenisi tidak berdaya dan defenisi pingsan. Menurutnya, tidak berdaya adalah tidak mempunyai kekuatan atau tenaga sama sekali, sehingga tidak dapat melakukan perlawanan sama sekali, misal mengikat tangan dan kaki 39 R Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bogor: Politeia 1994 40 Andi Hamzah, Delik-delik Tertentu…., op.cit.hal. 172 41 Ibid Universitas Sumatera Utara seseorang dengan tali, mengurung dalam kamar, atau member suntikan yang menyebabkan seseorang menjadi lumpuh. Orang yang tidak berdaya masih dalam keadaan sadar dan masih mengetahui apa yang sedang terjadi. Sedangkan pengertian pingsan menurut R. Soesilo adalah tidak ingat atau tidak sadar akan dirinya dan tidak sadar akan apa yang sedang terjadi, misalnya korban diberi minuman racun yang membuatnya tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Lebih lanjut, R. Soesilo menjelaskan seseorang dapatdikenakan pasal ini jika pingsan atau tidak berdayanya perempuan dikarenakan bukan karena perbuatan si pelaku, jika pingsan atau tidak berdaya nya korban dikarenakan perbuatan si pelaku, maka ia dikenakan Pasal 285 KUHP 42 3. Pasal 287 KUHP Pasal ini berbunyi: 1 ”Barangsiapa bersetubuh dengan seorang perempuan diluar perkawinan, yang diketahui atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau jika umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk dikawini, diancam pidana penjara paling lama Sembilan tahun” 2 “Penuntutan hanya berdasarkan pengaduan, kecuali jika perempuannya belum sasmpai dua belas tahun atau jika salah satu hal berdasarkan pasal 291 dan pasal 294” Ini berarti menjadi delik biasa, bukan delik aduan jika anak itu belum berumur dua belas tahun. Juga mengakibatkan luka berat Pasal 291 atau dengan anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, anak dibawah pengawasannya yang belum dewasa, atau orang yang belum dewasa yang mempeliharanya, pendidikannya, dan penjagaannya diserahkan kepadanya atau dengan bujangnya atau bawahannya yang belum dewasa Pasal 294 ayat 1. Termasuk juga pegawai negeri kepada bawahannya atau orang penjagaannya dipercayakan kepada atau diserahkan 42 R. Soesilo, Kitab Undang-undang…., Op.Cit, hal. 211 Universitas Sumatera Utara kepadanya; begitu pula pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atau pesuruh dalam penjara, tempat pekerjaan negara, tempat pendidikan, rumah yatim piatu, rumah sosial, rumah sakit, atau rumah sakit jiwa Pasal 249 ayat 2. Unsur-unsurnya: a. Subjek Normadressat : Barangsiapa Laki-laki b. Yang diketahui atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun atau jika umurnya tidak jelas, belum waktunya untuk dikawini. 4. Pasal 288 KUHP Pasal ini berbunyi: “1 Barangsiapa dalam perkawinan bersetubuh dengan seorang perempuan yang diketahui nya atau sepatutnya harus diduganya bahwa yang bersangkutan belum waktunya untuk dikawini, apabila perbuatan itu mengakibatkan luka-luka, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.” 2 ”Jika perbuatannya mengakibatkan luka berat, dijatuhkan pidana penjara paling lama delapan tahun.” 3 Jika mengakibatkan mati, dijatuhi pidana penjara paling lama dua belas tahun. Inilah pasal yang diterapkan kepada orang-orang yang kawin dengan anak- anak.Karena orang Indonesia sering ada yang kelahirannya tidak tercatat resmi, maka sering tidak diketahui umur anak perempuan secara pasti, sehingga perlu dipakai rumus diketahui sengaja atau patut dapat diduga culpa mengenai sudah atau belum waktunya perempuan itu dikawini.Bukan umur yang pasti. Menurut Lemaire, pasal ini diciptakan untuk mencegah perkawinan anak-anak menurut hukum adat Indonesia. Pidana bukan karena telah terjadi persetubuhan, tetapi Universitas Sumatera Utara karena menimbulkan luka-luka.Disini ada gabungan antara Pasal 288 dan delik penganiayaan. 43

B. Pengaturan tentang pemerkosaan diluar KUHP