HASIL PENELITIAN Lembar Pencatatan Hasil Pemeriksaan Klinis Sendi Temporomandibula

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Pasien Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan yang Menderita Temporomandibular Disorder di RSGMP FKG USU dari Bulan Januari 2015 sd Bulan Desember 2015 Pada penelitian ini, subjek penelitian adalah pasien pemakai GTSL yang mengalami TMD di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd Desember 2015. Pasien dikelompokkan ke dalam tiga karakteristik, yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lama pemakaian gigi tiruan. Berdasarkan usia, Depkes RI 2009 membagi pasien ke dalam 6 kelompok, yaitu masa remaja akhir yang terdiri dari pasien berusia 17-25 tahun sebanyak 0 pasien, masa dewasa awal yang terdiri dari pasien berusia 26-35 tahun sebanyak 4 pasien 13.33, masa dewasa akhir yang terdiri dari pasien berusia 36-45 tahun sebanyak 5 pasien 16.67, masa lansia awal yang terdiri dari pasien berusia 46-55 tahun sebanyak 10 pasien 33.33, masa lansia akhir yang terdiri dari pasien berusia 56-65 tahun sebanyak 7 pasien 23.33, dan masa manula yang terdiri dari pasien berusia diatas 65 tahun sebanyak 4 pasien 13.33. Berdasarkan jenis kelamin, pasien dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu laki- laki sebanyak 5 pasien 16.67 dan perempuan sebanyak 25 pasien 83.33. Berdasarkan lama pemakaian, pasien dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu pasien yang telah memakai gigi tiruan selama 1-6 bulan sejak kontrol terakhir sebanyak 11 pasien 36.67, pasien yang telah memakai gigi tiruan selama 6-12 bulan sejak kontrol terakhir sebanyak 13 pasien 43.33, dan pasien yang telah memakai gigi tiruan selama 12-18 bulan sejak kontrol terakhir sebanyak 6 pasien 20. Tabel 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Karakteristik pasien pemakai gigi tiruan sebagian lepasan yang menderita Temporomandibular Disorder di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 No Variabel n 1. Usia Menurut DEPKES RI 2009 a. Masa Remaja Akhir = 17-25 tahun b. Masa Dewasa Awal = 26-35 tahun 4 13.33 c. Masa Dewasa Akhir = 36-45 tahun 5 16.67 d. Masa Lansia Awal = 46-55 tahun 10 33.33 e. Masa Lansia Akhir = 56-65 tahun 7 23.33 f. Masa Manula = 65 tahun 4 13.33 n 30 100 2. Jenis Kelamin o Pria 5 16.67 o Wanita 25 83.33 n 30 100 3. Lama Pemakaian a. 1-6 bulan 11 36.67 b. 6 -12 bulan 13 43.33 c. 12-18 bulan 6 20 n 30 100 4.2 Prevalensi Temporomandibular Disorder pada Pasien Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan RSGMP FKG USU dari Bulan Januari 2015 sd Bulan Desember 2015 Berdasarkan Wawancara dan Pemeriksaan Klinis Pengumpulan data Temporomandibular Disorder TMD pada penelitian ini dilakukan melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan Universitas Sumatera Utara pemeriksaan klinis dengan menggunakan Helkimo Index. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan tanda dan gejala TMD, menunjukkan dari 30 pasien GTSL yang diwawancara, sebanyak 26 pasien 86.67 mengalami TMD dan 4 pasien lainnya 13.33 tidak mengalami TMD. Tabel 6 Adapun dari 26 pasien yang mengalami TMD tersebut, sebanyak 25 pasien 83.33 termasuk ke dalam kategori TMD ringan dan 1 pasien 3.33 termasuk ke dalam kategori TMD sedang. Tabel 6 Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui pemeriksaan klinis yang terdiri dari pemeriksaan jarak pembukaan mulut maksimal, penurunan fungsi sendi temporomandibula, nyeri pada otot, nyeri pada sendi temporomandibula, dan nyeri pada pergerakan mandibula menunjukkan keseluruhan pasien yaitu sebanyak 30 pasien 100 mengalami TMD. Tabel 6 Adapun dari 30 pasien yang mengalami TMD tersebut, sebanyak 20 pasien 66.67 termasuk ke dalam kategori gangguan fungsi sendi ringan dan 9 pasien 30 termasuk ke dalam kategori gangguan fungsi sendi sedang, dan 1 pasien 3.33 termasuk ke dalam kategori gangguan fungsi sendi berat. Tabel 6 Tabel 6. Prevalensi Temporomandibular Disorder pada pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 berdasarkan wawancara dan pemeriksaan klinis Pemeriksaan Temporomandibular Disorder Tidak ada Jumlah Ringan Sedang Berat n n n n n Helkimo Index a. Anamnestik b. Objektif 25 83.33 20 66.67 1 3,33 9 30 0 0 1 3.33 4 13.33 0 0 30 100 30 100 Universitas Sumatera Utara 4.3 Prevalensi Traumatik Oklusi Pasien Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan di RSGMP FKG USU dari Bulan Januari 2015 sd Bulan Desember 2015 Pengumpulan data traumatik oklusi pada penelitian ini dilakukan melalui pemeriksaan klinis menggunakan kertas artikulasi dan shim stock. Berdasarkan hasil pengumpulan data, sebanyak 28 pasien 93.33 mengalami traumatik oklusi sedangkan 2 pasien 6.67 tidak mengalami traumatik oklusi. Tabel 7.1 Tabel 7.1 Prevalensi traumatik oklusi pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 Traumatik Oklusi Jumlah n Ada 28 93.33 Tidak ada 2 6.67 Jumlah 30 100 Dari 28 pasien yang mengalami traumatik oklusi, 22 pasien 78.57 mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik dan 6 pasien 21.43 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik, 23 pasien 82.14 mengalami traumatik oklusi pada oklusi lateral dan 5 pasien 17.86 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi lateral dengan rincian sebanyak 8 pasien 28.57 mengalami traumatik oklusi pada sisi working, 10 pasien 35.71 mengalami traumatik oklusi pada sisi balancing, dan 5 pasien 17.86 mengalami traumatik oklusi pada sisi working dan sisi balacing, 17 pasien 60.71 mengalami traumatik oklusi pada oklusi anteroposterior dan 11 pasien 39.29 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi anteroposterior, serta 23 pasien 82.14 mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik dan eksentrik dan 5 pasien 17.86 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik dan eksentrik. Tabel 7.2 Universitas Sumatera Utara Tabel 7.2 Prevalensi traumatik oklusi pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 berdasarkan oklusi sentrik dan oklusi eksentrik Pemeriksaan Traumatik Oklusi Jumlah Ada Tidak Ada n n n 1. Oklusi Sentrik 2. Oklusi Eksentrik a. Lateral  Working Side  Balancing Side  Keduanya b. Anteroposterior 3. Oklusi Sentrik dan Eksentrik 22 78.57 23 82.14 8 28.57 10 35.71 5 17.86 17 60.71 23 82.14 6 21.43 5 17.86 11 39.29 5 17.86 28 100 28 100 28 100 28 100 Adapun dari 22 pasien yang mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik, 1 pasien 3.33 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan gigi asli, 15 pasien 50 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan anasir gigi tiruan, 4 pasien 13.33 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan, 2 pasien 6.67 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan gigi asli dengan gigi asli, serta tidak ada pasien 0 yang mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan. Dari 23 pasien yang mengalami traumatik oklusi pada oklusi lateral, tidak ada pasien 0 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan gigi asli, 12 pasien 40 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan anasir gigi tiruan, 7 pasien 23.33 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan, 1 pasien 3.33 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan gigi asli dengan gigi asli, serta 3 pasien 10 yang mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan anasir Universitas Sumatera Utara gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan. Pada oklusi lateral tersebut, terdapat sisi working dan balancing. Pada sisi working, tidak ada pasien 0 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan gigi asli, 7 pasien 23.33 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan anasir gigi tiruan, 3 pasien 10 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan, 1 pasien 3.33 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan gigi asli dengan gigi asli, serta 2 pasien 6.67 yang mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan. Pada sisi balancing, tidak ada pasien 0 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan gigi asli, 7 pasien 23.33 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan anasir gigi tiruan, 5 pasien 16.67 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan, 1 pasien 3.33 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan gigi asli dengan gigi asli, serta 2 pasien 6.67 yang mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan. Dari 17 pasien yang mengalami traumatik oklusi pada oklusi anteroposterior, 3 pasien 10 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan gigi asli, 10 pasien 33.33 mengalami traumatik oklusi pada gigi asli dengan anasir gigi tiruan, 4 pasien 13.33 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan, tidak ada pasien 0 mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan gigi asli dengan gigi asli, serta tidak ada pasien 0 yang mengalami traumatik oklusi pada anasir gigi tiruan dengan gigi asli dan anasir gigi tiruan dengan anasir gigi tiruan. Tabel 7.3 Universitas Sumatera Utara Tabel 7.3 Lokasi traumatik oklusi pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 Pemeriksaan Traumatik Oklusi Tidak TO Jumlah Ada Tidak Ada AS – AS AS-AN AN-AN AS-AS dan AS- AN AS-AN dan AN- AN n n n n n n n n 1. Oklusi Sentrik 2. Oklusi Eksentrik a. Lateral  Working Side  Balancing Side b. Anteroposterior 1 3,33 -0 -0 -0 3 10 15 50 12 40 7 23.33 7 23.33 10 33,33 4 13.33 7 23.33 3 10 5 16.67 4 13.33 2 6,67 1 3,33 1 3,33 1 3,33 -0 - 3 10 2 6,67 2 6,67 -0 6 20 5 16,67 15 50 13 43,33 11 36,67 2 6,67 2 6,67 2 6,67 30 100 30 100 30 100 Keterangan: AS-AS : Gigi asli – gigi asli AS-AN : Gigi asli – anasir gigi tiruan AN-AN : Anasir gigi tiruan – anasir gigi tiruan AS-AS dan AS-AN : Traumatik oklusi terjadi lebih dari 1 lokasi yaitu pada gigi asli – gigi asli dan gigi asli – anasir gigi tiruan AS-AN dan AN-AN :Traumatik oklusi terjadi lebih dari 1 lokasi yaitu pada gigi asli – anasir gigi tiruan dan anasir gigi tiruan - anasir gigi tiruan Universitas Sumatera Utara 4.4 Hubungan Temporomandibular Disorder dengan Traumatik Oklusi pada Pasien Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan RSGMP FKG USU dari Bulan Januari 2015 sd Bulan Desember 2015 Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien yang mengalami Temporomandibular Disorder TMD ringan dan mengalami traumatik oklusi sebanyak 18 pasien 60 sedangkan 2 pasien 6.67 tidak mengalami trumatik oklusi. Pasien yang mengalami TMD sedang dan mengalami traumatik oklusi sebanyak 9 pasien 30 dan tidak ada pasien 0 mengalami trumatik oklusi. Pasien yang mengalami TMD berat dan mengalami traumatik oklusi sebanyak 1 pasien 3.33 dan tidak ada pasien 0 mengalami trumatik oklusi. Berdasarkan traumatik oklusi diperoleh frekuensi pasien yang mengalami TMD baik ringan, sedang, dan berat paling tinggi terdapat pada pasien yang mengalami traumatik oklusi dengan gejala TMD ringan 60 sedangkan frekuensi yang paling rendah terdapat pada pasien yang tidak mengalami traumatik oklusi dengan gejala TMD sedang dan berat 0. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak ada hubungan TMD ringan, sedang, dan berat dengan traumatik oklusi berdasarkan nilai p= 0.971. Tabel 8 Tabel 8. Hubungan Temporomandibular Disorder dengan traumatik oklusi pada pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 Temporomandibular Disorder Traumatik Oklusi Jumlah p Ada Tidak Ada n n Ringan 18 60 2 6,67 20 0.971 Sedang 9 30 0 0 9 Berat 1 3,33 0 0 1 Universitas Sumatera Utara 4.5 Hubungan Temporomandibular Disorder dengan Lama Pemakaian pada Pasien Pemakai Gigi Tiruan Sebagian Lepasan RSGMP FKG USU dari Bulan Januari 2015 sd Bulan Desember 2015 Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien yang memakai GTSL selama 1-6 bulan yang mengalami Temporomandibular Disorder TMD ringan sebanyak 7 pasien 23.33, 3 pasien 10 mengalami TMD sedang, dan 1 pasien 3.33 mengalami TMD berat. Pasien yang memakai GTSL selama 6-12 bulan yang mengalami TMD ringan sebanyak 9 pasien 30, 4 pasien 13.33 mengalami TMD sedang, dan tidak ada pasien 0 mengalami TMD berat. Pasien yang memakai GTSL selama 12-18 bulan yang mengalami TMD ringan sebanyak 4 pasien 13.33, 2 pasien 6.67 mengalami TMD sedang, dan tidak ada pasien 0 mengalami TMD berat. Berdasarkan lama pemakaian diperoleh frekuensi pasien yang mengalami TMD baik ringan, sedang, dan berat paling tinggi terdapat pada lama pamakaian 1-6 bulan dengan gejala TMD ringan 23.33 sedangkan frekuensi yang paling rendah terdapat pada lama pemakaian 6-12 bulan dan 12-18 bulan dengan gejala TMD berat 0. Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tidak ada hubungan antara TMD ringan, sedang, dan berat dengan lama pemakaian berdasarkan pada nilai p= 1. Tabel 9 p 0.05 Tabel 9. Hubungan Temporomandibular Disorder dengan lama pemakaian pada pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 TMD Lama Pemakaian Jumlah p 1-6 bulan 6-12 bulan 12-18 bulan n n n Ringan 7 23,33 9 30 4 13,33 20 1 Sedang 3 10 4 13,33 2 6,67 9 Berat 1 3,33 0 0 0 0 1 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN