Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Karakteristik pasien pemakai gigi tiruan sebagian lepasan yang menderita Temporomandibular Disorder di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd Desember 2015 berdasarkan usia pada masa remaja akhir yang terdiri dari pasien berusia 17-25 tahun sebesar 0, masa dewasa awal yang terdiri dari pasien berusia 26-35 tahun sebesar 13.33, masa dewasa akhir yang terdiri dari pasien berusia 36- 45 tahun sebesar 16.67, masa lansia awal yang terdiri dari pasien berusia 46-55 tahun sebesar 33.33, masa lansia akhir yang terdiri dari pasien berusia 56-65 tahun sebesar 23.33, dan masa manula yang terdiri dari pasien berusia diatas 65 tahun sebesar 13.33. Berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebesar 16.67 dan perempuan sebesar 83.33. Berdasarkan lama pemakaian yaitu pasien yang telah memakai gigi tiruan selama 1-6 bulan sejak kontrol terakhir sebesar 36.67, pasien yang telah memakai gigi tiruan selama 6-12 bulan sejak kontrol terakhir sebesar 43.33, dan pasien yang telah memakai gigi tiruan selama 12-18 bulan sejak kontrol terakhir sebesar 20. 2. Prevalensi pasien pemakai gigi tiruan sebagian lepasan RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd Desember 2015 yang mengalami Temporomandibular Disorder berdasarkan wawancara adalah sebesar 86.67, sedangkan berdasarkan pemeriksaan klinis diperoleh prevalensi sebesar 100. 3. Prevalensi traumatik oklusi pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan di RSGMP FKG USU dari bulan Januari 2015 sd bulan Desember 2015 diperoleh berdasarkan pemeriksaan klinis yaitu sebesar 93.33 mengalami traumatik oklusi sedangkan 6.67 tidak mengalami traumatik oklusi. Dari subjek penelitian yang mengalami traumatik oklusi, sebesar 78.57 mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik dan 21.43 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik, Universitas Sumatera Utara 82.14 mengalami traumatik oklusi pada oklusi lateral dan 17.86 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi lateral dengan rincian sebesar 28.57 mengalami traumatik oklusi pada sisi working, 35.71 mengalami traumatik oklusi pada sisi balancing, dan 17.86 mengalami traumatik oklusi pada sisi working dan sisi balacing , 60.71 mengalami traumatik oklusi pada oklusi anteroposterior dan 39.29 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi anteroposterior, serta 82.14 mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik dan eksentrik dan 17.86 tidak mengalami traumatik oklusi pada oklusi sentrik dan eksentrik. 4. Tidak ada hubungan antara Temporomandibular Disorder ringan, sedang, dan berat dengan traumatik oklusi dengan nilai p=0.971. 5. Tidak ada hubungan antara Temporomandibular Disorder ringan, sedang, dan berat dengan lama pemakaian dengan nilai p=1. Tidak adanya hubungan antara Temporomandibular Disorder dengan traumatik oklusi dan lama pemakaian kemungkinan disebabkan faktor etiologi Temporomandibular Disorder adalah multifaktorial sehingga banyak faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya Temporomandibular Disorder, bukan hanya traumatik oklusi. Selain itu, hasil uji statistik yang kurang valid diakibatkan distribusi jumlah subjek penelitian tidak merata di setiap kelompok. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat hubungan antara Temporomandibular Disorder dengan traumatik oklusi dan lama pemakaian menggunakan jumlah sampel yang terdistribusi merata pada setiap kelompok.

6.2 Saran