pada otot yang dapat menggerakkan mandibula. Arthralgia yang berasal dari struktur sendi normal yang sehat dirasakan sebagai rasa sakit yang tajam, tiba-
tiba, dan terus-menerus yang berhubungan dengan pergerakan sendi. Ketika sendi diistirahatkan, rasa sakit tersebut akan mereda dengan cepat. Jika
struktur sendi mengalami kerusakan, inflamasi yang terjadi dapat menghasilkan rasa sakit yang terus-menerus yang dihasilkan oleh pergerakan
sendi.
44
b. Disfungsi Disfungsi merupakan kelainan fungsional umum yang terjadi pada
sendi temporomandibula. Umumnya hal ini ditandai dengan terganggunya pergerakan kondilus-diskus yang normal, dengan dihasilkannya suara pada
sendi. Suara pada sendi dapat terjadi pada satu kejadian dengan durasi yang singkat yang dikenal sebagai click. Jika suara click yang dihasilkan keras,
dikenal sebagai pop. Krepitasi merupakan suara yang didengar multiple, kasar dan seperti kerikil. Disfungsi yang terjadi pada sendi temporomandibula
selalu dihubungkan dengan pergerakan rahang.
44
2.4.1.3 Kelainan Fungsional yang Terjadi pada Gigi
Gigi dapat menunjukkan tanda dan gejala kelainan fungsional. Umumnya dihubungkan dengan kerusakan yang diperoleh dari beban oklusal yang berlebihan
pada gigi dan struktur pendukung. Tanda dari kerusakan yang terjadi pada gigi merupakan tanda yang umum, namun hanya pada beberapa peristiwa saja pasien
mengeluhkan terjadinya gejala.
44
a. Mobiliti Mobiliti gigi secara klinis merupakan pergerakan yang tidak biasa dari
gigi pada soket. Dua faktor yang menyebabkan terjadinya mobiliti gigi adalah kehilangan tulang pendukung yang disebabkan oleh penyakit periodontal
kronis dan beban oklusal yang berlebihan. Keparahan dari mobiliti yang terjadi bergantung pada durasi dan tingkat beban yang diterima gigi.
44
Universitas Sumatera Utara
b. Pulpitis Gejala lain yang dihubungkan dengan terjadinya kelainan fungsional
pada gigi adalah pulpitis. Beban berlebihan pada saat aktivitas parafungional dapat menimbulkan gejala pulpitis. Ciri khas dari pulpitis adalah pasien
mengeluhkan sensitif terhadap makananminuman panas dan dingin. Beban yang berlebihan pada gigi akan mengganggu aliran darah pada foramen
apikal. Gangguan terhadap pasokan darah yang terjadi pada pulpa menimbulkan gejala pulpitis.
44
c. Keausan Gigi Tanda yang paling umum dihubungkan dengan terjadinya kelainan
fungsional pada gigi adalah keausan gigi. Hal ini dapat terlihat dengan area datar yang mengkilat pada oklusal gigi. Etiologi dari keausan gigi adalah
aktivitas parafungsional.
44
2.4.1.4 Tanda dan Gejala Lain
Tanda dan gejala lain yang dapat dihubungkan dengan Temporomandibular Disorder
TMD adalah:
44
a. Sakit Kepala Nuprin melaporkan bahwa sekitar 73 populasi dewasa telah
mengalami sedikitnya satu kali sakit kepala dalam 12 bulan terakhir. Penelitian serupa lainnya melaporkan bahwa 5-10 populasi mencari saran-
saran medis mengenai sakit kepala yang dideritanya. Terdapat berbagai macam jenis sakit kepala yang berasal dari berbagai jenis etiologi. The
International Classification of Headache Disorder mengenali lebih dari 230
jenis sakit kepala dalam 13 kategori yang luas. Beberapa sakit kepala merupakan hasil dari masalah yang terjadi pada struktur kranial, seperti tumor
otak atau peningkatan tekanan intrakranial. Oleh karena sakit kepala dapat merepresentasikan berbagai masalah serius, sakit kepala harus diidentifikasi
dengan cepat dan mendapatkan perawatan yang tepat. Tipe yang paling umum
Universitas Sumatera Utara
dari sakit kepala adalah tipe sakit kepala yang tegang. Tipe dari sakit kepala seperti ini disebut juga sebagai muscle tension headache atau muscle
contraction headache . Terdapat berbagai etiologi yang dapat menyebabkan
sakit kepala tipe tegang. Salah satunya adalah berasal dari otot. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua sakit kepala tipe tegang berasal dari otot.
44
b. Migrain sakit kepala neurovaskular Migrain biasanya ditandai dengan rasa sakit yang hebat, berdenyut,
dan unilateral. Etiologi dari sakit kepala neurovaskular belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan penelitian terdahulu, etiologi migrain adalah
spasme serebrovaskular, sedangkan yang lain meyakini adanya kelainan pada platelet. Hubungan antara migrain dan TMD adalah mekanisme pemicu.
Ketika seseorang yang menderita migrain mengalami sakit pada muskuloskeletal yang berhubungan dengan TMD, rasa sakit menggambarkan
pemicu dari serangan migrain.
44
c. Gejala Otologik Tanda lain yang berhubungan dengan kelainan fungsional pada sistem
pengunyahan adalah keluhan pada telinga. Pasien juga sering mengeluhkan sensasi penuh dalam telinga. Gejala ini dapat dijelaskan dengan mengetahui
anatomi. Tabung eusthasia menghubungkan rongga pada telinga tengah dengan nasofaring. Selama menelan, palatum terangkat dan menutup
nasofaring. Selama palatum terangkat, otot tensor palati berkontraksi. Hal ini menyebabkan tabung eusthasia menjadi lurus, tekanan udara di antara telinga
tengah dan tenggorokan menjadi sama. Ketika otot tensor palati gagal untuk terangkat dan tabung eusthasia gagal menjadi lurus, sensasi sesak akan terasa
dalam telinga.
44
Otot tensor timpani, yang melekat pada membran tympani, juga dapat mempengaruhi gejala pada telinga. Ketika oksigen diserap dari udara melalui
membran mukosa pada rongga telinga tengah, tekanan negatif terbentuk
Universitas Sumatera Utara
dalam rongga. Penurunan tekanan mengakibatkan membran timpani retraksi, sehingga tekanan pada tensor timpani berkurang. Penurunan tonus pada otot
secara refleks akan mengakibatkan tensor palati meningkatkan tonusnya, sehingga dapat menyebabkan tabung eusthasia terbuka selama penelanan
berikutnya.
44
Tinnitus dan vertigo juga dilaporkan terjadi pada penderita TMD. Beberapa penderita mengeluhkan gangguan pendengaran yang merupakan
hasil dari protective co-contraction pada tensor timpani. Ketika otot berkontraksi, gendang telinga akan direnggangkan dan dirapatkan. Tensor
timpani, sama seperti tensor palati, diinervasi oleh saraf kranial kelima saraf trigeminal. Oleh karena itu, setiap rasa sakit yang terjadi pada struktur yang
dilalui oleh saraf trigeminal akan mempengaruhi fungsi telinga dan menciptakan sensasi sesak dalam telinga.
44
2.4.2 Pemeriksaan 2.4.2.1 Sendi Temporomandibula