Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
3.4.2. Metode Pemeriksaan Faeses
Sebelum pemeriksaan faeces dilakukan terlebih dahulu pot faeces dibagikan kepada responden sehari sebelum dilakukan pemeriksaan kemudian pagi harinya
dikumpulkan kembali lalu faeses di bawa ke laboratorium. Metode yang digunakan memeriksa faeces untuk menentukan seseorang terinfeksi kecacingan atau tidak
digunakan metode Tebal Kato Katz, prosedurnya adalah sebagai berikut : 1.
Gelas Objek yang biasa 2.
Kertas cellophane yang hydropilik,ukuran 22 x 40 mm direndam dalam larutan kato untuk waktu paling sedikit 24 jam lamanya sebelum dapat
dipakai. 3.
Larutan kato 50 ml glycerin, 50 ml phenol 6, 0.6 ml larutan malchite green dalam air 3.
2. Cara Kerja : -
Letakkan tinja sebesar biji kacang kedelai 100 mg di atas objek yang bersih. -
Tutup tinja dengan sepotong kertas Cellophone yang telah disiapkan. -
Ratakan dengan cara menekan tinja dengan benda yang tumpul sampai tersebar rata dibawah kertas Cellophone tersebut, jagalah jangan sampai ada
tinja yang keluar dari tepi kertas Cellophone tersebut. -
Biarkan preparat tersebut selama 15 menit dalam suhu kamar 28 – 32 C kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali atau
400 kali.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
3. Hasil. a.
Faeces : Positif + ditemukan telur cacing b.
Faeces : Negatif - tidak ditemukan telur cacing. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel
Variabel independen dalam penelitian ini adalah sanitasi lingkungan rumah, dan sekolah, personal hygiene kebersihan kuku, kebiasaan cuci tangan, penggunaan
alas kaki karakteristik anak pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin dan penghasilan orang tua dan Variabel dependen adalah Infeksi Kecacingan.
3.5.2. Definisi Operasional
a. Sanitasi lingkungan rumah adalah kondisi kesehatan rumah yang berhubungan
dengan penularan infeksi cacingan dengan indikator ketersedian air bersih, ketersedian jamban, adanya sarana pembuang sampah dan adanya SPAL.
b. Sanitasi lingkungan sekolah adalah fisik sekolah dengan indikator halaman
sekolah, sumber air bersih, kepemilikan jamban, sarana pembuang sampah dan SPAL.
c. Kebersihan kuku adalah upaya yang dilakukan oleh murid dalam memelihara
kebersihan kuku. d.
Penggunaan alas kaki adalah sering atau jarang murid menggunakan alas kaki pada saat keluar dari rumah.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
e. Kebiasaan cuci tangan adalah cara yang dilakukan oleh murid untuk
membersihkan tangan sebelum makan, setelah buang air besar dan setelah bermain tanah, yang akan dilihat apakah anak mencuci tangan atau tidak dan
apakah anak yang mencuci tangan memakai sabun atau tidak. f.
Pengetahuan murid sekolah dasar tentang infeksi cacingan adalah kemampuan murid sekolah dasar menjawab pertanyaan tentang penyakit cacingan.
g. Sikap adalah tanggapan atau persepsi murid sekolah dasar terhadap infeksi
cacingan. h.
Jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan. i.
Penghasilan orang tua murid adalah pendapatan yang diperoleh orang tua murid dalam satu bulan.
j. Infeksi kecacingan adalah ditemukannya satu atau lebih telur cacing usus pada
murid sekolah dasar melalui pemeriksaan feses
3.5.3. Aspek Pengukuran