Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.21. Hasil Uji Chi-square antara Penghasilan Orangtua murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe dengan Infeksi
Kecacingan Tahun 2009 .
Infeksi Kecacingan Positif Negatif
No. Penghasilan Orangtua
n n OR
95 CI P
Value
1. Rendah
59 65,6 31 34,4 3,806 0,000
2. Tinggi
20 33,3 40 66,7 1,908-7,595
Jumlah 79 52,7 71 47,3
Positif infeksi kecacingan lebih tinggi pada murid yang jenis penghasilan orangtuanya kategori rendah yaitu 65,6 dibandingkan dengan murid yang
penghasilan orangtuanya kategori tinggi yaitu 33,3. Hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000, artinya secara statistik ada hubungan yang bermakna antara penghasilan
orangtua dengan infeksi kecacingan dengan nilai OR 3,806 95 CI : 1,908-7,595 dimana penghasilan orangtua murid SD rendah berpeluang 3,806 kali terinfeksi
kecacingan dibandingkan penghasilan orangtua yang tinggi.
4.7. Analisis Multivariat Regresi Logistik
Analisis dengan menggunakan uji regresi logistik logistic regression untuk mencari faktor yang dominan yang mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan pada
Siwa SD di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, dengan melalui beberapa langkah yaitu:
1. Melakukan analisa pada model deskriptif pada setiap variabel dengan tujuan
untuk mengestimasi peranan masing-masing variabel.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
2. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model.
Variabel yang dipilih atau yang dianggap signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai p kurang dari 0,005.
3. Setelah diidentifikasi variabel yang signifikan, selanjutnya dilakukan
pengujian secara bersamaan dengan metode stepwise untuk mengidentifikasi faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi
kecacingan pada Siwa SD Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe dan dimasukkan dalam metode persamaan regersi logistik.
Dalam penelitian ini terdapat 8 variabel yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota
Lhokseumawe, yaitu sanitasi lingkungan rumah, kebersihan kuku, pemakaian alas kaki, kebiasaan cuci tangan, pengetahuan, sikap, jenis kelamin dan penghasilan
orangtua. Tahap selanjutnya kedelapan variabel ini dimasukkan sebagai kandidat untuk dilakukan analisis regresi logistik.
Analisis multivariat bertujuan mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan. Dalam permodelan ini menggunakan metode
backward stepwise. Hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel pengetahuan tidak berpengaruh p0,005 terhadap terjadinya infeksi kecacingan pada murid SD
di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut ini
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
Tabel 4.22. Hasil Uji Multivariat Regresi Logistik Metode Backward Stepwise Variabel Independen
Exp p
Sanitasi Lingkungan Rumah 18,471
0,000 Kebersihan Kuku
3,691 0,024
Pemakaian Alas Kaki 3,287
0.041 Kebiasaan Cuci Tangan
3,195 0,043
Pengetahuan 2,836
0,065 Sikap
2,999 0,045
Jenis Kelamin 3,155
0.044 Penghasilan Orangtua
4,476 0,008
Constant 0,003
0.000 Overall percentage = 84,0
Berdasarkan hasil uji regresi logistik setelah dikeluarkan variabel pengetahuan, yang masuk ke dalam model adalah sanitasi lingkungan rumah,
kebersihan kuku, pemakaian alas kaki, kebiasaan cuci tangan, sikap, jenis kelamin dan penghasilan orangtua yang digunakan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.23. Hasil Uji Regresi Multivariat Logistik Metode Backward Stepwise Variabel Independen
Exp P
Sanitasi Lingkungan Rumah 27,929
0,000 Kebersihan Kuku
3,809 0,020
Pemakaian Alas Kaki 3,471
0.029 Kebiasaan Cuci Tangan
3,386 0,029
Sikap 3,194
0,030 Jenis Kelamin
3,870 0,013
Penghasilan Orangtua 4,355
0,008 Constant
0,003 0.000
Overall percentage = 85,3 Berdasarkan hasil akhir uji regresi logistik diperolah variabel yang yang
dominan mempengaruhi terjadinya infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe adalah sanitasi lingkungan rumah, kebersihan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
kuku, pemakaian alas kaki, kebiasaan cuci tangan, sikap, jenis kelamin dan penghasilan orangtua. Dimana dari keseluruhan variabel tersebut yang paling
dominan adalah variabel sanitasi lingkungan rumah dengan nilai koefisien Exp . 27.929 lampiran.
Berdasarkan nilai koefisien regresi masing-masing variabel independen dapat dibuat model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = +
I
X
1
+
2
X
2
+
3
X
3
+
4
X
4
+
5
X
5
+
6
X
6
+
7
X
7
Y = 0,003+27,929 X
1
+3,809X
2
+3,471X
3
+3,386X
4
+3,194X
5
+3,870X
6
+4,355X
7
Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi besarnya pengaruh variabel sanitasi lingkungan rumah, kebersihan kuku, pemakaian alas kaki, kebiasaan cuci
tangan, pengetahuan, sikap, jenis kelamin dan penghasilan orangtua terhadap terjadinya infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota
Lhokseumawe sebesar 85,3 overall percentage, sedangkan 14,7 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam uji regresi logistik ini.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Infeksi Kecacingan Murid SD Negeri di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 150 anak SD kelas V dan VI di
SDN 3, SDN 7 dan SDN 9 yang dilakukan pemeriksaan feses secara laboratorium didapatkan sebanyak 79 orang 52,7 positif infeksi kecacingan dengan rincian
cacing gelang 65 orang 43,3, cacing cambuk 31 orang 20,6. Dari 96 murid SD 17 murid diantaranya menderita infeksi kecacingan kedua jenis telur cacing.
Persentase infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe berada di atas Angka Nasional infeksi kecacingan sebesar
30,35. Perbedaan angka infeksi kecacingan pada masing-masing hasil penelitian ini merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan faktor risiko di beberapa lokasi
penelitian, terutama yang berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan, higiene perorangan murid dan kondisi alam atau geografi Wachidaniyah,2002
Penyakit cacingan lebih banyak menyerang pada anak - anak SD dikarenakan aktifitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan tanah. Diantara cacing
tersebut yang sering dtemui pada ank-anak adalah cacing gelang Ascaris
lumbricoides dan cacing cambuk Trichuris trichiura. Cacing sebagai hewan
parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus anak, tetapi juga merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi tersebut. Anak–anak
yang terinfeksi cacingan biasanya mengalami gejala: lesu, pucatanemia, berat badan