Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Infeksi Kecacingan Murid SD Negeri di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 150 anak SD kelas V dan VI di
SDN 3, SDN 7 dan SDN 9 yang dilakukan pemeriksaan feses secara laboratorium didapatkan sebanyak 79 orang 52,7 positif infeksi kecacingan dengan rincian
cacing gelang 65 orang 43,3, cacing cambuk 31 orang 20,6. Dari 96 murid SD 17 murid diantaranya menderita infeksi kecacingan kedua jenis telur cacing.
Persentase infeksi kecacingan pada murid SD di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe berada di atas Angka Nasional infeksi kecacingan sebesar
30,35. Perbedaan angka infeksi kecacingan pada masing-masing hasil penelitian ini merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan faktor risiko di beberapa lokasi
penelitian, terutama yang berhubungan dengan kondisi sanitasi lingkungan, higiene perorangan murid dan kondisi alam atau geografi Wachidaniyah,2002
Penyakit cacingan lebih banyak menyerang pada anak - anak SD dikarenakan aktifitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan tanah. Diantara cacing
tersebut yang sering dtemui pada ank-anak adalah cacing gelang Ascaris
lumbricoides dan cacing cambuk Trichuris trichiura. Cacing sebagai hewan
parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus anak, tetapi juga merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan zat-zat gizi tersebut. Anak–anak
yang terinfeksi cacingan biasanya mengalami gejala: lesu, pucatanemia, berat badan
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
menurun, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang dan kadang disertai batuk – batuk Nadesul H. 1997
Hasil ini mendukung penelitian Ginting 2005 pada anak SD di Kabupaten Langkat tahun 2005 menunjukkan angka 77,6 positif infeksi kecacingan. Hasil
Survey Dinas Kesehatan Sumatera Utara pada anak SD di KabupatenKota tahun 2005 menunjukkan angka rata-rata infeksi kecacingan 49,2. Hasil penelitian
Pasaribu pada anak SD di Kabupaten Karo tahun 2004 menunjukkan angka 91,3 yang positif infeksi kecacingan.
Mendukung pendapat Brown 1983 cacing gelang dan cacing cambuk ditemukan pada semua umur, tetapi lebih sering ditemukan pada anak-anak golongan
umur 5 sampai 9 tahun yang belum sekolah dan anak-anak yang sudah sekolah, yaitu yang lebih sering berhubungan dengan tanah.
Siklus hidup cacing tambang menurut Albert 2006 pada tahap akhir larva dengan tubuh yang runcing dibagian atas akan menembus kulit dan ikut ke dalam
aliran darah. Infeksi cacing masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pendesaan atau daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan sasaran yang mudah
terkena infeksi cacing, pada umumnya memang tidak menyebabkan penyakit berat dan tidak mematikan sehingga sering kali diabaikan, tetapi dalam jangka panjang
dapat menurunkan derajat kesehatan Rasmaliah, 2001.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
5.2. Sanitasi Lingkungan 5.2.1. Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Infeksi Kecacingan