Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecacingan.
Secara epidemiologik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kecacingan, yaitu faktor sanitasi lingkungan dan faktor manusia Soedarto, 1991
dijelaskan sebagai berikut :
2.1.1. Faktor Sanitasi Lingkungan
Mawardi dalam Riyadi 1994 menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu yang berada disekitar manusia secara lebih teperinci dapat dikatagorikan dalam
beberapa kelompok : a.
Lingkungan Fisik, yang ternasuk dalam kelompok ini adalah tanah dan udara serta interaksi satu sama lainnya diantara faktor-faktor tersebut.
b. Lingkungan biologis, yang termasuk dalam hal ini adalah semua organisme
hidup baik binatang, tumbuhan maupun mikroorganisme kecuali manusia sendiri.
c. Lingkungan sosial yaitu termasuk semua interaksi antara manusia dari makhluk
sesamanya yang meliputi faktor sosial, ekonomi, kebudayaan dan psikososial. Berdasarkan kategori diatas diartikan pula bahwa lingkungan adalah kumpulan
dari semua kondisi atau kekuatan dari luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan dari suatu organisme hidup manusia
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu displin ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan perluasan dari prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatannya, WHO
mendefinisikan bahwa kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat
dari manusia, keadaan sehat mencakup manusia seutuhnya dan tidak hanya sehat fisik saja tetapi juga sehat mental dan hubungan sosial yang optimal di dalam
lingkungannya Mawardi, 1992 Dalam penanggulangan cacingan, pengawasan sanitasi air dan makanan sangat
penting, karena penularan cacing terjadi melalui air dan makanan yang terkontaminasi oleh telur dan larva cacing Riyadi, 1994.
Paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor dimana lingkungan mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.
2.1.1.1. Lingkungan Rumah. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan
sehat melalui pengendalian faktor lingkungan fisik khususnya hal-hal yang mempunyai dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia. Usaha sanitasi lingkungan menurut Kusnoputranto 1986 adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan pada usaha pengendalian faktor lingkungan fisik
yang mungkin menimbulkan dan menyebabkan kerugian dalam perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak
dihuni Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Disamping lingkungan rumah tempat tinggal, anak Sekolah Dasar juga membutuhkan lingkungan sekolah tempat belajar yang sehat baik untuk
perkembangan fisik, mental dan spiritualnya. Sebagian besar waktu anak sekolah dasar dihabiskan dengan bermain baik di rumah maupun di sekolah sehingga anak
sekolah dasar mempunyai potensi untuk terjangkit penyakit infeksi kecacingan Poespoprodjo dan Sadjimin, 2002.
Sanitasi lingkungan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Oleh karena itu untuk mencapai kemampuan hidup sehat di masyarakat, maka hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah : a. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
Slamet, 1996. Untuk itu penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan dari seperti :
Syarat kualitas air secara fisik adalah tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan jernih. Secara kimia air yang baik tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat-zat kimia ataupun mineral terutama zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Dan syarat bakteriologis semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi bakteri terutama bakteri pathogen. Mengingat bahwa tidak mungkin air yang dikonsumsi seratus persen sesuai dengan persyaratan kesehatan, namun air
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
yang ada diusahakan sedemikian rupa mendekati syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MENKESPERIX1990.
b. Toilet dan Kamar Mandi Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan
mengumpulkan kotorannajis yang lazim disebut WC, sehingga kotoran atau najis tersebut berada dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau
penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman Dirjen P2M PLP, 1998.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan berbagai macam penyakit seperti : Diare, Cholera, Dysentri, Poliomyelitis, Ascariasis dan sebagainya.
Kotoran manusia merupakan buangan padat. Selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat.
Perjalanan agent penyebab penyakit melalui cara transmisi seperti dari tangan, maupun melalui peralatan yang terkontaminasi ataupun melalui mata rantai lainnya.
Dimana memungkinkan tinja atau kotoran yang mengandung agent penyebab infeksi masuk melalui saluran pencernaan.
Untuk itu persyaratan toilet dan kamar mandi harus memenuhi persyaratan : i.
Toilet selalu dalam keadaan bersih ii.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan
iii. Ada pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi, dilengkapi dengan
penahan bau
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
iv. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan tempat
pengelolaan makanan dapur, ruang makan v.
Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar vi.
Harus dilengkapi dengan slogan untuk memelihara kebersihan vii.
Tidak terdapat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi tempat perindukan binatang pengerat dan serangga.
c. Pengelolaan Air Limbah Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri dan pada umumnya mengandung bahan atau zat yang membahayakan. Sesuai dengan zat yang terkandung di dalam air limbah, maka limbah yang tidak diolah
terlebih dahulu akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain limbah sebagai media penyebaran berbagai penyakit. Notoatmodjo,
2003. Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh seperti tinja, air seni dan CO
2
. Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena kotoran manusia
adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks Notoatmodjo, 2003. Darmayanti, dalam Hidayat 2002 menunjukkan adanya hubungan yang erat
antara faktor lingkungan tempat tinggal dengan prevalensi cacing pada anak sekolah dasar. Tinggi angka prevalensi A.lumbricoides pada anak sekolah dasar di desa
dibandingkan dengan di kota menunjukan adanya perbedaan higiene dan sanitasi lingkungan. Penelitian tersebut juga menggambrakan bahwa adanya infeksi ganda
A.lumbricoides di desa lebih tinggi dibandingkan di kota. Hal ini menunjukan bahwa
Jalaluddin : Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, 2009
USU Repository © 2008
lingkungan pedesaan merupakan faktor predisposisi untuk anak-anak sekolah dasar di desa.
2.1.1.2. Lingkungan Sekolah Di samping lingkungan rumah tempat tinggal, lingkungan sekolah secara
tidak langsung mempunyai sumbangan terhadap terjadinya penularan penyakit infeksi cacingan. Sebagian besar waktu anak sekolah dasar dihabiskan dengan bermain baik
dirumah maupun di sekolah sehingga anak sekolah dasar mempunyai potensial untuk terjangkit penyakit infeksi kecacingan Poespoprodjo dan Sadjimin, 2002
2.1.2. Faktor Manusia