1 Administrator Pelabuhan setempat berupa laporan harian, bulanan
dan tahunan. 2
Direktur Jenderal Pelabuhan Laut, dalam hal ini adalah Kepala Direktorat Lalu Lintas Angkatan Laut dan Kakanwilhubla setempat
berupa laporan bulanan dan tahunan h.
Menaati segala peraturan perundangan yang berlaku.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Perusahaan Bongkar Muat
Dalam melakukan pelayanan, Perusahaan Bongkar Muat harus bekerja sama dengan berbagai pihak seperti PT Pelabuhan Indonesia, perusahaan
pelayaran, EMKL, pemilik barang, penyedia tenaga buruh dan sebagainya. Masing-masing pihak memiliki tugas dan tanggung jawab. Sedangkan
Perusahaan Bongkar Muat memiliki tanggung jawab atas :
38
a. Kelancaran kegiatan bongkar muat.
b. Keselamatan penerimaan dan penyerahan barang.
c. Kebenaran laporan yang disampaikan.
d. Mengatur penggunaan Tenaga Kerja Bongkar Muat dan peralatan
sesuai kebutuhan.
3. Penunjukan Perusahaan Bongkar Muat
Sesuai Mapel 1439 No. 334 tanggal 21 April 1986, penunjukan PBM diatur sebagai berikut :
39
38
Radiks Purba, Shipping, Angkutan Muatan Laut, Jakarta : Bina Aksara, 2002, hal. 19
39
Ibid
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
1. Untuk barang diangkut kapal linernusantarasamudera dan lokal.
Penunjukan PBM dilakukan oleh perusahaan pelayaran. 2.
Untuk kapal charter, penunjukan dilakukan oleh pemilik barang. 3.
Untuk kapal voyage charter, penunjukan PBM oleh perusahaan pelayaran, kecuali ada perjanjian lain sesuai dengan kontraknya.
4. Untuk kapal dalam kontrak charter apapun dimana ada klausal
demurrage dan dispatch, penunjukan oleh pemilik barang yang menanggung demurrage.
5. Untuk kelancaran pelaksanaan bongkar muat, bila terjadi perbedaan
pendapat dalam hal penunjukan PBM antara pemilik barang dan perusahaan pelayaran maupun antara para pen-charter maka
Administrator Pelabuhan Adpel setempat menetapkan penunjukan PBM.
Pembebanan PPN atau jasa bongkar muat sebagai berikut:
a. Untuk Break Bulk 1.
Barang Impor : Jasa stevedoring, cargodoring, delivery. 2.
Barang ekspor : Jasa stevedoring, cargodoring, receiving. 3.
Pembebanan b. Untuk kapal linier
1. Stevedoring: beban kapal tidak dikenakan PPN.
2. Cargodoring, receivingdelivery: dikenakan PPN kepada
pemilik barang c. Untuk kapal FIOS
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
1. Stevedoring, cargodoring, receivingreceiving menjadi beban
pemilik barang, dikenakan PPN kepada pemilik barang. 2.
Uang dermaga beban pelayaran tidak dikenakan PPN. d. Untuk Petikemas
1. FCL
a. Barang Impor : Stevedoring, haulage, lift off adalah beban
perusahaan pelayaran, tidak dikenakan PPN. b.
Barang ekspor : lift on, haulage, stevedoring adalah beban perusahaan pelayaran, tidak dikenakan PPN.
2. LCL
a. Barang Impor: Stevedoring, haulage, lift off, moving,
stripping, lift on MT, haulage MT, lift off MT adalah beban perusahaan pelayaran, tidak dikenakan PPN.
b. Barang ekspor : lift on MT, haulage MT, lift off MT,
stripping, moving, lift on full, haulage, stevedoring menjadi beban perusahaan pelayaran, tidak dikenakan PPN.
Receivingcargodoring beban pemilik barang dikenakan PPN.
3. Uang dermaga petikemas beban perusahaan pelayaran, tidak
dikenakan PPN.
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB III SINKRONISASI PENGATURAN BONGKAR MUAT
DI PELABUHAN BELAWAN
A. Hukum Pengangkutan
Peran dan fungsi pengangkutan adalah sangat vital dalam dunia perdagangan, mengingat sarana ini adalah alat penghubung dari produsen ke
konsumen.
40
dari pelabuhan ke gudang, dari tempat pelelangan ikan ke pasar, dari toko bangunan yang sedang didirikan.
Tidak akan mungkin ada suatu usaha perniagaan yang mengabaikan segi pengangkutan ini. Pada pokoknya pengangkutan itu adalah perpindahan
tempat, baik mengenai benda-benda maupun orang-orang karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan meningkatkan
manfaat dan efisiensi.
41
1. Pengertian Hukum Pengangkutan
Menurut HMN.Purwosutjipto, Pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan
diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barangdan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim
mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan.
42
40
Hasnil Basri Siregar, Kapita Selekta Hukum Laut Dagang, Medan : Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat, Fakultas Hukum USU, 1993, hal. 1
41
HMN Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang, Buku III, Jakarta : Djambatan, 1985, hal. 5
42
Ibid
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008