E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil penelitian yang ada, penelitian mengenai Pengaturan Kelancaran Arus Barang di Pelabuhan
Belawan belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama.
Jadi penelitian ini dapat disebut “asli” sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, dan objektif serta terbuka. Semua ini merupakan
implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Guna menghindari terjadinya duplikasi penelitian terhadap masalah yang sama, maka peneliti melakukan pengumpulan data tentang Pengaturan
Kelancaran Arus Barang di Pelabuhan Belawan dan juga pemeriksaan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada mengenai hal-hal di atas, ternyata
penelitian ini belum pernah dilakukan dalam topik dan permasalahan yang sama oleh peneliti lainnya baik di lingkungan Universitas Sumatera Utara
maupun Perguruan Tinggi lainnya.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori Untuk mengetahui tentang pengaturan kelancaran arus barang di
Pelabuhan Belawan didasarkan kepada teori yang saling berkaitan, artinya teori yang belakangan merupakan reaksi atau perbaikan dari teori
sebelumnya.
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
Faktor-faktor yang menghambat kelancaran arus barang di Pelabuhan Belawan salah satunya ialah adanya pengupahan yang tidak adil dalam
menentukan pengupahan tersebut selain adanya pengaturan yang bertolak belakang satu sama lain sehingga mengakibatkan penyalahgunaan
wewenang dan hanya di dasarkan atas kepentingan pihak-pihak terkait. Sehingga perlu kiranya melihat secara teoritis bagaimana idealnya teori
pengupahan tersebut. Dalam sistem pengupahan ada beberapa pihak yang terlibat dalam
menentukan nilai, hak memberi upah tersebut, sehinggga teori fairness Keadilan dan wellfair kesejahteraan merupakan pendekatan yang dapat
dijadikan acuan. Dalam hal teori keadilan yang kemukakan oleh Jane Pearson dalam
teori ini disebutkan bahwa setiap individu selalu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan orang lain baik di dalam maupun di
luar organisasinya kemudian berespon untuk menghapuskan ketidakadilan yang terjadi di tempat kerjanya. Sehingga berkaitan dengan teori
pengharapan yang dikemukan oleh Victor Vrooms yang menyatakan bahwa
kuatnya kecenderungan untuk bertindak tergantung kepada harapan bahwa tindakan itu akan menghasilkan keluaran tertentu dan daya tarik keluaran
tadi terhadap seorang individu. Upah menurut pengertian Barat terkait dengan pemberian imbalan
kepada pekerja tidak tetap, atau tenaga buruh lepas, seperti upah buruh lepas di perkebunan kelapa sawit, upah pekerja bangunan yang dibayar
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
mingguan atau bahkan harian. Sedangkan gaji menurut pengertian Barat terkait dengan imbalan uang finansial yang diterima oleh karyawan atau
pekerja tetap dan dibayarkan sebulan sekali. Sehingga dalam pengertian barat, perbedaan gaji dan upah itu terletak pada jenis karyawannya tetap
atau tidak tetap dan sistem pembayarannya bulanan atau tidak. Meskipun titik berat antara upah dan gaji terletak pada jenis karyawannya apakah
tetap atau tidak. “Upah atau gaji biasa, pokok atau minimum dan setiap emolumen
tambahan yang dibayarkan langsung atau tidak langsung, apakah dalam bentuk uang tunai atau barang oleh pengusaha kepada pekerja dalam kaitan
dengan hubungan kerja Konvensi ILO nomor 100.
14
Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional, Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kepada penerima kerja untuk
suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi kemanusiaan dan produksi,
dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pemberi dan penerima kerja.
15
Menurut konsep Islam, Upah dapat didefinisikan bahwa sebagai imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan
14
Ahmad S. Ruky, Op. Cit. hal 9.
15
Ibid. hal 7.
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
materi di dunia Adil dan Layak dan dalam bentuk imbalan pahala di akhirat imbalan yang lebih baik.
16
Selain teori yang berkenaan dengan pengupahan dapat juga dilihat teori yang berkaitan dengan pembaharuan hukum. Dalam hal ini yaitu teori
yang berkaitan dengan bagaimana pengaturan tersebut dapat berorientasi kepada jaminan dan kepastian hukum. Penekanan teori ini adalah
pengaturan tersebut merupakan sarana untuk menciptakan serta dapat mempelancar jalannya arus barang di Pelabuhan Belawan sehingga
berimplikasi kepada kelancaran perekonomian di Pelabuhan Belawan. Menurut studi yang dilakukan Burg’s mengenai hukum dan pembangunan
terdapat 5 lima unsur yang harus dikembangkan supaya tidak menghambat ekonomi, yaitu “stabilitas” stability, “prediksi” preditability, “keadilan”
fairness, “pendidikan” education, dan “pengembangan khusus dari sarjana hukum” the special development abilities of the lawyer.
17
Selanjutnya Burg’s mengemukakan bahwa unsur pertama dan kedua di atas ini merupakan persyaratan supaya sistem ekonomi berfungsi. Dalam hal ini
“stabilitas” berfungsi untuk mengakomodasi dan menghindari kepentingan- kepentingan yang saling bersaing, sedangkan “prediksi” merupakan
kebutuhan untuk bisa memprediksi ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan ekonomi suatu negara
18
16
Ibid.
17
Leonard J. Theberge, “Law and Economic Development,” Journal of International Law and Policy¸ Vol. 9, 1980 : 232. Dalam Bismar Nasution, Makalah pada “Diskusi Pembangunan
hukum Dalam Rangka Era globalisasi Ekonomi” di Fakultas Hukum USU Medan, Tanggal 25 September 1999. hal. 15
18
Ibid.
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
Sesuai dengan pendapat Burg’s di atas, maka J.D. Ny Hart juga mengemukakan konsep hukum sebagai dasar pembangunan ekonomi, yaitu
predictability, procedural capability, codification of goals, education, balance, defenition and clarity of status serta accomodation.
19
Dengan mengacu pada terhadap pendekatan hukum dalam proses kelancaran bongkar muat di Pelabuhan Belawan di atas, maka hukum harus
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
20
Pertama, hukum harus dapat membuat prediksi predictability, yaitu apakah hukum itu dapat memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi
pelaku dalam memprediksi kegiatan apa yang dilakukan untuk proyeksi proses kelancaran bongkar muat di Pelabuhan Belawan
Kedua, hukum itu mempunyai kemampuan prosedural procedural capability dalam penyelesaian sengketa, misalnya dalam mengatur
peradilan tribunal court or administrative tribunal, penyelesaian sengketa di luar pengadilan alternative dispute resolution dan penunjukan arbiter
konsiliasi conciliation dan lembaga-lembaga yang berfungsi sama dalam penyelesaian sengketa.
Ketiga, pembuatan pengkodifikasian hukum codification of goals oleh pembuat hukum bertujuan untuk pembangunan dalam proses
kelancaran bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan.
19
Ibid, J.D. Ny. Hart, “The Role of Law in Economic Development,” dalam Erman Rajagukguk, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jilid 2, Jakarta : Universitas Indonesia, 1995, hal. 365-367.
20
Bandingkan, Burg’s dalam Leonard J. Therberge, op.cit. dan J.D. N. Hart, log.cit
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
Keempat, hukum itu setelah mempunyai keabsahan, agar mempunyai kemampuan maka harus dibuat pendidikannya education dan selanjutnya
disosialisasikan. Kelima, hukum itu dapat berperan menciptakan keseimbangan
balance. karena hal ini berkaitan dengan inisiatif untuk memperlancar proses bongkar muat di Pelabuhan Belawan.
Keenam, hukum itu berperan dalam menentukan definisi dan status yang jelas definition and clarity of status. Dalam hal ini hukum tersebut
harus memberikan definisi dan status yang jelas mengenai segala sesuatu dari orang.
Ketujuh, hukum itu harus dapat mengakomodasi accomodation keseimbangan, definisi dan status yang jelas bagi kepentingan individu-
individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat. Terakhir, tidak kalah pentingnya dan harus ada dalam pendekatan
hukum sebagai dasar untuk kelancaran proses bongkar muat di Pelabuhan Belawan adalah unsur stabilitas stability.
1. Kerangka Konsep
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2002 yang dimaksud dengan Perusahaan Bongkar Muat PBM adalah badan
hukum Indonesia yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal. Adapun
Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM adalah semua tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
di pelabuhan. Penyedia jasa bongkar muat adalah perusahaan yang melakukan kegiatan bongkar muat stevedoring, cargodoring, dan
receivingdelivery dengan menggunakan Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM dan peralatan bongkar muat.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, yang dimaksud pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari
daratan dan perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi, dipergunakan sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang danatau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
21
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka perlu ditetapkan defenisi
operasional atas konsep-konsep yang dipergunakan sebagai berikut : a.
Barang adalah benda baik berupa benda bergerak maupun tidak bergerak yang terkait pada kegiatan bongkar muat di Pelabuhan
Belawan. b.
Kelancaran Arus Barang adalah suatu proses dalam bongkar muat barang baik dari kapal ke keluar maupun dari luar ke kapal yang
dilakukan secara profesional dan tepat waktu. c.
Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalam
21
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan.
Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008
melaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, keselamatan berlayar serta tempat perpindahan intra
danatau antar moda transportasi. d.
Bongkar Muat adalah proses membongkar danatau memuat barang dari dan ke kapal, baik dari dan ke gudang Lini I maupun langsung
ke alat angkutan yang meliputi kegiatan. e.
Perusahaan Bongkar Muat adalah perusahaan yang secara khusus berusaha di bidang bongkar muat dari dan ke kapal, baik dari dan ke
gudang Lini I maupun langsung ke alat angkutan. f.
Tenaga Kerja Bongkar Muat adalah orang perorangan atau kelompok yang melaksanakan bongkar muat.
G. Metode Penelitian