Upaya Mengatasi Hambatan HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KELANCARAN ARUS BARANG

Tabel 2 Data Perusahaan Bongkar Muat Yang Mengajukan Komplain di Pelabuhan Belawan Januari-juli 2007 Bulan Nama perusahaan Objek komplain Jannuari PT.Baruna Barat PT.Baruna Citra Dermaga PT.Budi Karya Jati Kerusakan Barang Disiplin jam kerja Biaya tambahan diluar kesepakatan Februari PT.Deli Jaya samudera PT.Dewi Sarana Pritama Indah Aksi Mogok TKBM Ketidak disiplinan KRK dan TKBM Maret PT Naga Tunggal Perkasa PT.Pasiat Martua PT.Sumatera Sarana Jaya Keterlambatan Pembongkaran Ketidak disiplinan KRK dan TKBM Disiplin jam kerja April PT.Arta Buana Raya PT.Dewi Sarana Pritama Indah Larangan Menggunakan Gancu Ketentuan Sweeping Mei PT.Arta Buana Raya PT.Dewi Sarana Pritama PT.Deli Jaya samudera Kerusakan Barang Disiplin jam kerja Biaya tambahan diluar kesepakatan Juni PT Naga Tunggal Perkasa PT.Pasiat Martua PT.Sumatera Sarana Jaya Keterlambatan Pembongkaran Ketidak disiplinan KRK dan TKBM Disiplin jam kerja Juli PT.Gelora Perkasa Kerusakan Barang Sumber: PT. Persero Pelabuhan Indonesia I sampai dengan Juli 2007

C. Upaya Mengatasi Hambatan

Proses bongkar muat yang dilakukan di Pelabuhan Belawan memiliki koridor yang telah ditentukan melalui peraturan-peraturan yang mengikat antara Perusahaan Bongkar Muat dengan Tenaga Kerja Bongkar Muat serta Penyedia Jasa Bongkar Muat. Dalam hal ketentuan yang terkait dalam pelaksanaan bongkar muat yang dilakukan oleh Tenaga Kerja Bongkar Muat yaitu Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 25 Tahun 2002 tanggal 9 April 2002 tentang Pedoman Dasar Perhitungan Tarif Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal di Pelabuhan. Keputusan Menteri tersebut juga mengatur tentang Tarif Pelaksanaan Bongkar Muat di Pelabuhan termasuk Pelabuhan Belawan. Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008 Kondisi kelancaran bongkar muat di Pelabuhan Belawan mengalami perubahan sejak dikeluarkannya Keputusan Bersama yang mengubah kendali operasional yang pada awalnya berada di PBM menjadi berada di tangan Unit-Usaha Jasa bongkar Muat UUJBM. Hal ini berarti hubungan ataupun perjanjian kerja proses bongkar muat di Pelabuhan Belawan antara PBM dengan TKBM telah beralih, sehingga berimplikasi kepada hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak, dimana TKBM tidak berkewajiban lagi kepada PBM untuk secara profesional melaksanakan proses bongkar muat di Pelabuhan Belawan karena kendali operasional berada ditangan UUJBM, termasuk pengupahangaji secara teknis dibagikan ataupun diberikan oleh UUJBM kepada TKBM. Sistem pengupahan yang otoritas dilakukan oleh Koperasi TKBM mencerminkan ketidakadilan karena tidak melibatkan PBM sehingga terjadi penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh TKBM dimana TKBM terkesan lebih tidak mengutamakan profesionalisme kerja yang pada akhirnya merugikan PBM dan mengganggu kelancaran arus bongkar muat di Belawan. Untuk itu perlu adanya kepastian hukum dalam pengaturan bongkar muat di Pelabuhan Belawan sehingga hal-hal yang terkait dengan kedisiplinan kerja bagi Tenaga Kerja Bongkar Muat dapat berjalan secara efektif. Hal ini tercermin pada timbulnya hak dan kewajiban antara pengusaha yakni Perusahaan Bongkar Muat dengan Tenaga Kerja Bongkar Muat. Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008

D. Pelabuhan Indonesia II dan III Sebagai Suatu Perbandingan.