Hierarki Perundang-undangan Sinkronisasi Pengaturan Bongkar Muat Di Pelabuhan Belawan

pengumpulan barang di pabrik pengirim barang, atau dari gudang si pemilik barang.

B. Sinkronisasi Pengaturan Bongkar Muat Di Pelabuhan Belawan

Salah satu komponen teknis dalam mempelancar arus barang dalam hal ini adalah proses bongkar muat di Pelabuhan Belawan adalah bagaimana kondisi internal kepelabuhanan sebagai pintu gerbang perekonomian. 62 Dengan kata lain pelabuhan diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menekan distribution cost yang pada gilirannya akan mempengaruhi efek multiplier dari pelabuhan.

1. Hierarki Perundang-undangan

Pada awalnya kecenderungan pengelolaan pelabuhan sejalan dengan tatanan, arah sasaran dan tuntutan pelayanan pelabuhan serta perkembangan pola distribusi dan transportasi barang membutuhkan aliansi stratejik antara Pelabuhan PT. PELINDO dan Badan Hukum Indonesia BHI yang salah satunya adalah Perusahaan Bongkar Muat PBM. Dalam upaya meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan peralatan serta pengembangan pelabuhan dalam bentuk kerja sama dan saling membutuhkan. 63 Perusahaan Bongkar Muat pertama kali dikenal dan diangkat keberadaannya dalam Peraturan Perundang-undangan sejak tahun 1957 yakni dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1957 yang pada saat itu 62 Hasnil Basri Siregar, Ketidakpastian Hukum Dalam Pembinaan Perusahaan Bongkar Muat, Medan: Warta APBMI, Vol. 3, 2000, hal. 1 63 Ibid Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008 dikenal dengan nama Perusahaan Muatan Kapal Laut PMKL. Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1964 selanjutnya PMKL ditiadakan sebagai perusahaan yang berdiri sendiri. 64 Selanjutnya jika dilihat Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1965 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut disebutkan bahwa kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal dilaksanakan oleh Perusahaan Bongkar Muat yang merupakan bagian dari Perusahaan Induk pelayaran, Perusahaan Bongkar Muat ini telah dibina dengan baik oleh Pemerintah dengan keluarnya INPRES No. 4 Tahun 1985, dan dilanjutkan dengan Ketetapan Menteri Perhubungan KEPMENHUB No. 88AL.305THB.85, tertanggal 11 April 1985 dan keputusan Dirjen Perhubungan Laut No. A-2167AL.62 tanggal 31 Desember 1985. Pada isi pokok ketetapan tersebut disebutkan bahwa unit usaha bongkar muat dipisahkan dari induk perusahaan pelayaran dan berdiri sendiri dalam bentuk badan hukum yang khusus didirikan di bidang usaha bongkar muat dan memuat berbagai persyaratan yang ditentukan. Perusahaan Bongkar Muat harus didirikan dengan badan hukum yang khusus untuk pekerjaan tersebut dan pelayaran tegas-tegas dilarang untuk melakukan pekerjaan bongkar muat. Demikian pula BUMN maupun Koperasi boleh membuat Perusahaan Bongkar Muat dengan badan hukum yang khusus ditujukan untuk pekerjaan tersebut. 64 Ibid Ramdan : Pengaturan Kelancaran Arus Barang Studi Tentang Proses Bongkar Muat Dari Dan Ke Kapal…, 2007 USU e-Repository © 2008 Untuk terlaksananya Undang-Undang No 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, Pemerintah telah pula mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 tentang Kepelabuhanan yang dilanjutkan dengan KEPMENHUB No. 26 Tahun 1998, telah pula memberikan hak kepada PT. PELINDO untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat melalui unit yang dibentuk untuk itu DUTUSTER. Demikian pula Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan yang berlaku tanggal 15 Oktober 1999 telah memberikan kewenangan bagi pelayaran untuk melakukan bongkar muat barang yang diangkutnya tanpa perusahaan yang didirikan khusus untuk itu.

2. Kondisi yang terjadi di Pelabuhan Belawan