Walaupun undang-undang telah memberikan perlindungan kepada pemegang saham berdasarkan hak perseorangan dan hak derivatif, tidaklah mudah di dalam
praktek untuk meminta pertanggungjawaban dari organ perseroan, baik langsung pada diri organ tersebut maupun perseroan. Kesukaran ini terutama disebabkan
semua data perseroan berada di tangan organ perusahaan dan biasanya mereka enggan mengungkapkannya, baik karena prinsip kerahasiaan untuk kepentingan
perseroan maupun pribadi organ tersebut, maupun karena prinsip fiduciary duty, di mana mereka harus bertindak sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Adalah
suatu kenyataan bahwa pemegang saham minoritas yang hanya memiliki sedikit saham itu tidak mengendalikan manajemen perseroan dan juga tidak menentukan
Direksi perseroan.
54
Pemegang saham minoritas pada umumnya tidak dapat mempergunakan mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam mempertahankan hak-
haknya. Hal ini terutama disebabkan sering kali pemegang saham mayoritas identik dengan Direksi, baik secara fisik maupun kepentingannya. Jadi, tidaklah mudah bagi
pemegang saham minoritas untuk memenangkan tuntutannya melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
55
1. Hak Perseorangan Personal Right
Dalam hal keputusan perseroan merugikan pemegang saham, ada kemungkinan hal itu merugikan perseroan secara keseluruhan, tetapi juga mungkin
merugikan pribadi pemegang saham tertentu yang dapat pula menggugat perseroan
54
Chatamarrasjid Ais., op. cit., hal. 26.
55
Ibid., hal. 26.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
untuk kepentingan pribadinya. Jadi, seorang pemegang saham dapat menuntut atas nama dirinya sendiri dan atau beserta pemegang saham lain, kecuali pemegang saham
yang dituntut atau digugat. Hak perseorangan adalah hak yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas
untuk menuntut perseroan apabila pemegang saham tersebut dirugikan akibat tindakanperbuatan perseroan. Dengan demikian, pemegang saham minoritas
dapat bertindak atas namanya sendiri untuk membela kepentingannya bila ada tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham tersebut.
56
Menurut C. Asser’s, hak perorangan merupakan hak yang lahir dari perikatan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
57
1. Hak atas suatu hubungan, jadi secara langsung ditujukan kepada suatu barang.
2. Terdapat suatu hubungan antara seorang dengan orang lain.
3. Selaku seorang yang berpiutang berhadapan dengan seorang si berutang
4. Suatu barang memegang peranan, meskipun demikian barang tersebut tidak
merupakan objek langsung dari hak melainkan merupakan penunaian prestasi dari orang terhadap siapa hak itu ditujukan.
5. Memberikan kekuasaan atas seseorang
6. Dari segi pasif, pada hak perseorangan adalah orang yang dikuasai, dibebani
dan terikat. Hak perseorangan merupakan hak yang lahir dari perikatan. Dalam hubungan
dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas, hak ini timbul dari ketentuan Pasal 1 butir 1 dan Pasal 7 ayat 1 UUPT No.40 Tahun 2007.
Pasal 1 butir 1 menyatakan Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
56
Ibid.,hal. 27.
57
Bismar Nasution, Hukum Perusahaan, Diktat, Program Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2003, hal.33.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Kemudian Pasal 7 ayat 1 menyatakan Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris
yang dibuat dalam bahasa Indonesia. Ketentuan di atas menegaskan bahwa Perseroan Terbatas sebagai suatu badan
hukum dibentuk berdasarkan perjanjian dan karena itu memiliki lebih dari 1 satu orang pemegang saham. Perjanjian adalah sumber dari hak dan kewajiban. Dengan
demikian, hubungan antara pemegang saham dan perseroan lebih didasarkan pada hubungan perikatan yang bersumber pada hak dan kewajiban yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan dan yang diperjanjikan sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar perseroan.
Hak yang dilahirkan dari perikatan ialah hak untuk memperoleh suatu penunaian prestasi dari seseorang. Sebaliknya, hak kebendaan memberikan
kekuasaan langsung atas suatu barang yang ditujukan kepada suatu barang. Pada hak perseorangan terdapat suatu hubungan antara seseorang dan orang lain, pada hak
kebendaan mewujudkan suatu hubungan antara seseorang dengan barang. Ada kemungkinan pada suatu hak perseorangan suatu barang berperanan. Meskipun
demikian, barang tersebut bukan merupakan objek langsung dari hak; melainkan, merupakan penunaian prestasi dari orang terhadap siapa hak itu ditujukan. Bahwa
pemegang saham memiliki pula hak kebendaan, jelas terlihat dari ketentuan dalam Pasal 54 ayat 1 UUPT No.1 Tahun 1995
sebagaimana telah direvisi dengan Pasal 60 ayat 1 UUPT No.40 Tahun 2007 yang menyatakan saham merupakan benda
bergerak dan memberikan hak kepemilikan kepada pemegangnya.
58
58
Chatamarrasjid Ais.,op. cit., hal. 28.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
Dalam memori penjelasan pasal di atas dijelaskan bahwa soal kepemilikan atas saham sebagai benda yang bergerak memberikan suatu hak kebendaan kepada
pemegangnya hak kebendaan berarti “zakelijk recht” berbeda dari suatu persoonlijik recht. Hak kebendaan ini berlaku terhadap semua orang, dan semua orang harus
menghormati adanya hak kepemilikan atau kebendaan atas saham ini.
59
Selanjutnya Pasal 92 ayat 1 dan Pasal 97 ayat 1 menyatakan Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan dan usaha perseroan fiduciary duty. Akan tetapi, dalam praktek mungkin saja seorang anggota Direksi melakukan perbuatantindakan yang
merugikan perseroan dan atau pemegang saham. Bila yang dirugikan adalah kelompok pemegang saham mayoritas, kelompok ini dengan mudah dapat meminta
pertanggungjawaban Direksi atau memberhentikannya melalui mekanisme RUPS bila pemegang saham mayoritas dapat memenuhi kuorum Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS. Sebaliknya, tanpa dukungan pemegang saham mayoritas, maka pemegang saham minoritas tidak dapat meminta pertanggungjawaban Direksi melalui
mekanisme RUPS tersebut. Di antara tindakan Direksi yang dapat merugikan pemegang saham minoritas
adalah transaksi self dealing dan ajaran corporate opportunity. Transaksi self dealing
59
Sudargo Gautama, Komentar Atas Undang-Undang Perseroan Terbatas Dalam Hukum Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002, hal. 75.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
mengandung unsur conflict of interest, yaitu antara kepentingan pribadi Direksi dan kepentingan perseroan. Transaksi antara pribadi Direksi dan perseroan, membuka
kemungkinan bila tidak fair, akan merugikan perseroan, dan dengan sendirinya merugikan pemegang saham. Ajaran corporate opportunity menyatakan bahwa
Direksi atau organ perusahaan lainnya, tidak diperbolehkan mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan untuk dirinya sendiri, jika kesempatan tersebut
sebenarnya dapat diberikan kepada perseroan.
60
Dalam hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan ataupun sesama anak perusahaan, pemegang saham minoritas perlu dilindungi dari tindakan-
tindakan pemegang saham mayoritas yang merugikan mereka, antara lain melalui transfer keuntungan yang diperoleh oleh 1 satu anak perusahaan ke anak perusahaan
lainnya, umpamanya melalui:
61
1. Transaksi pembelian yang mahal atau penjualan yang murah antaranak
perusahaan. 2.
Kegiatan yang menguntungkan pada 1 satu anak perusahaan dialihkan kepada anak perusahaan yang lain.
3. Dana dari suatu anak perusahaan digunakan untuk mengatasi krisis keuangan
anak perusahaan yang lain yang mengalami kerugian karena kegiatan yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Dewan Komisaris atau Komisaris juga dapat melakukan tindakan yang merugikan perseroan atau pemegang saham, yaitu bila dalam melakukan pengawasan
atas kepengurusan Direksi, walau mengetahui bahwa perbuatan Direksi akan merugikan perseroan, tetap memberikan persetujuannya atau membiarkan perbuatan
itu tetap berlangsung.
62
60
Chatamarrasjid Ais., op. cit., hal. 29.
61
Ibid., hal. 29-30.
62
Lihat Pasal 98 UUPT No.1 Tahun 1995.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
2. Hak Derivatif Derivative Right