Hak Derivatif Derivative Right

2. Hak Derivatif Derivative Right

Dari pengertian pemegang saham minoritas menurut Black’s Law Dictionary yang telah dikutip di atas, dapat disimpulkan bahwa pemegang saham minoritas tidak dapat mengontrol perseroan dan tidak dapat memilih Direksi. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam mengendalikan perseroan bertolak dari prinsip mayoritas, sedangkan Direksi yang berhak mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan dipilih oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, yang dikuasai oleh pemegang saham mayoritas. Dengan demikian, pemegang saham minoritas memperoleh kendala untuk mewakili kepentingan perseroan, pertama prinsip mayoritas dan kedua oleh konsep locus standi atau hak untuk mewakili perseroan di muka badan peradilan. 63 Hal ini terlihat jelas dari pasal-pasal Undang- Undang Perseroan Terbatas di bawah ini. Pasal 86 ayat 1 UUPT No. 40 Tahun 2007 menyatakan RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang dan atau anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar. Kemudian Pasal 97 ayat 1 dan Pasal 98 ayat 1 menyatakan Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Untuk mengatasi kendala di atas, diciptakanlah apa yang disebut sebagai hak derivatif, yaitu hak yang dibebankan atau dimiliki oleh pemegang saham minoritas agar dapat melakukan tindakan tertentu dalam menjaga atau mewakili perseroan 63 Chatamarrasjid Ais. op. cit., hal. 30-31. M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008 terhadap tindakan organ lainnya dalam perseroan bila kepentingan perseroan dirugikan. Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas hak ini diberikan kepada pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. 64 Hak derivatif ini dalam UUPT No.40 Tahun 2007 diwujudkan antara lain dalam pasal-pasal berikut ini. Pasal 79 ayat 2 huruf a: 65 2 Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dilakukan atas permintaan: a. 1 satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; Pasal 80: 1 Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat 5 dan ayat 7, pemegang saham yang meminta penyelengaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut. 2 Ketua pengadilan negeri setelah memanggil dan mendengar pemohon, Direksi danatau Dewan Komisaris, menetapkan pemberian izin untuk menyelenggarakan RUPS apabila pemohon secara sumir telah membuktikan bahwa persyaratan telah dipenuhi dan pemohon mempunyai kepentingan yang wajar untuk diselenggarakan RUPS. 64 Ibid., hal. 31. 65 Lihat juga, Pasal 79 ayat 1 Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat 2 dan RUPS lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat 4 dengan didahului pemanggilan RUPS. Pasal 78 ayat 2 RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku berakhir. Pasal 78 ayat 4 RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008 3 Penetapan ketua pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 2 memuat juga ketentuan mengenai: a. bentuk RUPS, mata acara RUPS sesuai dengan permohonan pemegang saham, jangka waktu pemanggilan RUPS, kuorum kehadiran, danatau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS, serta penunjukan ketua rapat, sesuai dengan atau tanpa terikat pada ketentuan Undang-Undang ini atau anggaran dasar; danatau b. perintah yang mewajibkan Direksi danatau Dewan Komisaris untuk hadir dalam RUPS. 4 Ketua pengadilan negeri menolak permohonan dalam hal pemohon tidak dapat membuktikan secara sumir bahwa persyaratan telah dipenuhi dan pemohon mempunyai kepentingan yang wajar untuk diselenggarakan RUPS. 5 RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya boleh membicarakan mata acara rapat sebagaimana ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri. 6 Penetapan ketua pengadilan negeri mengenai pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat 3 bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap. 7 Dalam hal penetapan ketua pengadilan negeri menolak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 4, upaya hukum yang dapat diajukan hanya kasasi. 8 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku juga bagi Perseroan Terbuka dengan memperhatikan persyaratan pengumuman akan diadakannya RUPS dan persyaratan lainnya untuk penyelenggaraan RUPS sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Ketentuan di dalam ayat 2 dan ayat 3 di atas dimaksudkan agar pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tidak tertunda. Dari pasal-pasal ini terlihat bahwa Ketua Pengadilan Negeri diberi kewenangan untuk menetapkan bentuk, mata acara, jangka waktu pemanggilan, kuorum kehadiran, persyaratan pengambilan keputusan RUPS, penunjukan ketua rapat serta perintah yang mewajibkan Direksi danatau Dewan Komisaris untuk hadir dalam RUPS tersebut. Penetapan ketua pengadilan negeri pemberian izin tersebut bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 97 ayat 6: 6 Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan. M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008 Berdasarkan Pasal 97 ayat 6 di atas, dalam hal Direksi melakukan tindakan yang merugikan perseroan, maka pemegang saham yang memenuhi persyaratan dalam ayat ini dapat mewakili perseroan untuk melakukan tuntutan atau gugatan terhadap Direksi melalui pengadilan. Hal yang sama juga dapat dilakukan terhadap komisaris, sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat 6 bahwa atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 110 satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. Pasal-pasal tersebut di atas, secara jelas memperlihatkan adanya hak derivatif pada pemegang saham minoritas untuk mewakili kepentingan perseroan dalam mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Seperti diuraikan dalam bagian Hak Perseorangan di atas, maka perbuatan seperti self dealing dan dalam kaitan dengan ajaran corporate opportunity, yang keduanya mengandung conflict of interest, bukan saja dapat merugikan pemegang saham secara pribadi, melainkan juga dapat merugikan perseroan secara keseluruhan. Akan tetapi, bila merugikan pemegang saham mayoritas, mereka dapat mempergunakan mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, yang tidak dapat dilakukan oleh pemegang saham minoritas, karena itu pemegang saham minoritas dapat menggunakan hak derivatif. Perlu ditegaskan bahwa apabila gugatantuntutan berdasarkan hak derivatif ini dimenangkan oleh pemegang saham minoritas, ganti rugi yang diperoleh dari Direksi dan atau M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008 Komisaris secara pribadi, diberikan kepada perseroan dan bukan kepada pemegang saham minoritas tersebut. 66 Selanjutnya pemegang saham minoritas dapat mempergunakan hak derivatif yang dimilikinya, untuk memohon kepada Pengadilan Negeri agar dilakukan pemeriksaan terhadap perseroan Pasal 138. Juga, dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri agar perseroan dibubarkan berdasarkan Pasal 142. Hal ini terutama bila perseroan tidak mencerminkan mekanisme sebagai badan hukum atau perseroan tidak lagi sesuai dengan maksud dan tujuannya. Pelaksanaan hak perseorangan dan hak derivatif ini tidaklah mudah karena untuk mendapatkan jumlah minimum 110 satu persepuluh dari jumlah seluruh saham sangat sulit. Pada umumnya Perseroan Terbatas Terbuka di Indonesia, hanya menjual sahamnya untuk diperdagangkan sekitar 20 dua puluh persen saja. Jadi, jumlah 10 sepuluh persen cukup sukar untuk dicapai. 67 Dari sisi lain, ketentuan memiliki minimum jumlah saham 110 sepuluh persen ini dapat dipergunakan untuk menghambat jalannya perseroan. Atau lebih ekstrem apakah hak perseorangan dan hak derivatif ini dapat menimbulkan tirani minoritas. Kiranya dalam hal ini Pengadilan Negeri harus menetapkan apakah pemegang saham minoritas dapat membuktikan bahwa tindakan Direksi dan atau Komisaris sungguh-sungguh merugikan perseroan. 68 66 Chatamarrasjid Ais. op. cit., hal. 34. 67 Ibid., hal. 34 68 Ibid., hal. 35 M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008 Pertanyaan lain yang menarik adalah mengapa pemegang saham mayoritas, dalam mempergunakan hak suaranya, tidak memperhatikan kepentingan perseroan secara keseluruhan. Hal ini mungkin disebabkan ada keterkaitan antara Direksi dan atau Komisaris dengan pemegang saham mayoritas, di mana sering kali Direksi sekaliagus juga adalah pemegang saham mayoritas. Hal yang sama juga terlihat dalam hubungan antara induk perusahaan dan anak-anak perusahaan. Di mana transaksi antara induk dan anak perusahaan atau antara anak perusahaan dan anak perusahaan, mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. 69 Proses beracara di pengadilan adalah tidak mudah, sering kali berlangsung lama dan memerlukan biaya yang cukup banyak. Hal ini menimbulkan persoalan bila pemegang saham minoritas tidak memiliki cukup dana untuk berperkara. Di sini pengadilan perlu mempertimbangkan, seandainya gugatan tersebut bertolak dari itikad baik dan cukup beralasan, agar seluruh biaya ditanggung oleh perseroan, walaupun pemegang saham minoritas itu tidak berhasil dalam gugatannya. 70 Dengan demikian dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat diperoleh pemahaman, baik undang-undang maupun yurisprudensi memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas, yang memungkinkan menuntut direksi atau perseroan berdasarkan hak perseorangan dan atau hak derivatif. Namun demikian secara teoretis seluruh kekuasaan dan wewenang suatu perseroan terbatas di tangan 69 Ibid., hal. 35 70 Ibid., hal. 35 M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008 Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan Direksi yang menerima pendelegasian wewenang dari RUPS. Kedua organ perseroan ini mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak atau dengan prinsip mayoritas. Prinsip mayoritas ini adalah pihak yang menguasai atau mengendalikan lebih dari ½ satu perdua suara pemegang saham dalam RUPS, demikian juga menentukan direksi, memiliki suatu kekuasaan yang nyata dalam mengendalikan perseroan. Mungkin juga jumlah saham yang dimiliki tidak sampai 50 lima puluh persen, tetapi dapat mengendalikan RUPS, maka berarti menentukan keputusan-keputusan yang akan diambil oleh perseroan. Hal ini akan menimbulkan persoalan bagi pemegang saham minoritas, seandainya pemegang saham mayoritas melakukan penyalahgunaan kekuasaan yang dimilikinya karena mampu mengendalikan RUPS. Sehingga dalam pelaksanaan RUPS perseroan terbatas telah menimbulkan pengambilan keputusan serta pengendalian perseroan dilakukan menurut kehendak pemegang saham mayoritas. Pemegang saham minoritas pada umumnya tidak dapat mempergunakan mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dalam mempertahankan hak-haknya, terutama disebabkan sering kali pemegang saham mayoritas identik dengan direksi, baik secara fisik maupun kepentingannya. Jadi, tidaklah mudah bagi pemegang saham minoritas untuk memenangkan tuntutannya melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008

C. Potensi Konflik Yang Timbul Dalam Pembuatan Berita Acara RUPS