1. Pengangkatan direksi dan komisaris adalah menjadi wewenang RUPS
demikian juga dengan pemberhentian direksi dan komisaris. 2.
RUPS mempunyai wewenang mengambil keputusan untuk mengubah anggaran dasar.
3. Wewenang RUPS juga dapat dilihat pada perbuatan penggabunganmerger
dan akuisisi di antara perusahaan. Walaupun rencana merger dan akuisisi merupakan pekerjaan direksi dari
perseroan-perseroan yang bersangkutan, namun penggabungan dan akuisisi hanya dapat dilakukan jika disetujui RUPS masing-masing perseroan.
Persetujuan itu adalah hak dan wewenang dari RUPS. Hal ini berarti bahwa tidak ada perusahaan yang akan melakukan merger
ataupun akuisisi dengan sah tanpa persetujuan dari RUPS masing-masing perusahaan tersebut.
4. RUPS berwenang membuat peraturan tentang pembagian tugas dan
wewenang setiap anggota direksi serta besar dan jenis penghasilan direksi. Tugas tersebut dapat dilimpahkan kepada komisaris jika ditentukan demikian
dalam anggaran dasar.
5. RUPS berwenang mengangkat satu pemegang saham atau lebih untuk
mewakili perseroan dalam keadaan direksi tidak berwenang, mewakili perseroan karena terjadi perselisihanperkara antara direksi dengan perseroan
atau terjadi pertentangan kepentingan antara direksi dan perseroan.
6. RUPS berwenang mengambil keputusan jika diminta oleh direksi untuk
memberikan persetujuan guna mengalihkan atau menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian harta kekayaan perseroan.
7. RUPS mempunyai wewenang mengambil keputusan atas permohonan
kepailitan perseroan yang akan dimajukan direksi kepada pengadilan negeri. 8.
RUPS berwenang dan berhak meminta segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi dan atau komisaris. Sebaliknya, hal
ini merupakan kewajiban bagi direksi atau komisaris untuk memberikan keterangan yang diperlukan oleh RUPS.
4. Hak Suara RUPS
Pasal 84 UUPT No.40 Tahun 2007 menyatakan setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan lain. Hak
suara sebagaimana dimaksud tidak berlaku untuk: a.
saham Perseroan yang dikuasai sendiri oleh Perseroan; b.
sahan Induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak langsung; atau
c. saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain yang sahamnya secara
langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
Pemegang saham baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah
saham yang dimilikinya, tetapi tidak berlaku bagi pemegang saham dari saham tanpa hak suara. Dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham
berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan pemegang saham tidak berhak memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah
saham yang dimilikinya dengan suara yang berbeda Pasal 85 ayat 1, 2 dan 3. Dalam pemungutan suara, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan
karyawan Perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham. Dalam hal pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa
yang telah diberikan tidak berlaku untuk rapat tersebut. Ketua rapat berhak menentukan siapa yang berhak hadir dalam RUPS dengan memperhatikan ketentuan
UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 85 ayat 4, 5, dan 6.
5. Kuorum RUPS
Korum yang harus dicapai bagi sahnya suatu RUPS berdasarkan UUPT ini berbeda-beda, tergantung kepada materi atau masalah yang akan diputuskan. Begitu
juga besarnya pemegang saham yang harus memberikan persetujuan agar putusan rapat menjadi sah berbeda-beda menurut materi atau masalah yang diputuskan.
Secara umum menurut Pasal 86 UUPT No.40 Tahun 2007 dan Anggaran Dasar PT dapat menetapkan bahwa:
1 RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari ½ satu suara bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Undang-Undang danatau anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang
lebih besar.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
2 Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak tercapai, dapat
diadakan pemanggilan RUPS kedua. 3
Dalam pemanggilan RUPS kedua harus disebutkan bahwa RUPS pertama telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum.
4 RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sah dan berhak mengambil
keputusan jika dalam RUPS paling sedikit 13 satu pertiga bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali anggaran
dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.
5 Dalam hal kuorum RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat 4 tidak
tercapai, Perseroan dapat memohon kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan atas permohonan
Perseroan agar ditetapkan kuorum untuk RUPS ketiga.
6 Pemanggilan RUPS ketiga harus menyebutkan bahwa RUPS kedua telah
dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum dan RUPS ketiga akan dilangsungkan dengan kuorum yang telah ditetapkan oleh ketua pengadilan
negeri.
7 Penetapan ketua pengadilan negeri mengenai kuorum RUPS sebagaimana
dimaksud pada ayat 5 bersifat final dan mempunyai kekuatan hukum tetap. 8
Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari sebelum RUPS kedua atau ketiga dilangsungkan.
9 RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10
sepuluh hari dan paling lambat 21 dua puluh satu hari setelah RUPS yang mendahuluinya dilangsungkan.
Selanjutnya keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali UUPT dan Anggaran Dasar menentukan
bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar Pasal 87.
RUPS untuk mengubah anggaran dasar dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran
dasar menentukan kuorum kehadiran danatau ketentuan tentang pengambilan
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
keputusan RUPS yang lebih besar. Dalam hal kuorum tidak tercapai, maka dapat dilaksanakan RUPS kedua bahkan RUPS ketiga yang dilakukan dengan permohonan
kepada ketua pengadilan negeri Pasal 88. Selanjutnya RUPS untuk menyetujui penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya, dan pembubaran Perseroan dapat
dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan
adalah sah jika disetujui paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran danatau
ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar Pasal 89.
Dalam hal setiap kuorum tidak tercapai, maka dapat dilakukan RUPS kedua bahkan RUPS ketiga dengan permohonan kepada Pengadilan Negeri sebagaimana
berlaku ketentuan-ketentuan dalam Pasal 86 ayat 5, 6, 7, 8 dan ayat 9 pada setiap jenis RUPS secara mutatis mutandis.
Pada dasarnya Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali undang-undang danatau anggaran dasar
menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar Pasal 87 UUPT No.40 Tahun 2007.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
C. Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara RUPS Perseroan