3. Wewenang RUPS
Berdasarkan uraian diatas bahwa perseroan terbatas merupakan kumpulan atau asosiasi modal, yang oleh undang-undang diberi status sebagai badan hukum.
Dengan demikian pada hakikatnya perseroan terbatas itu adalah wadah kerja sama dari pada pemilik modal atau pemegang saham yang dijelmakan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS. Artinya bahwa RUPS sebagai organ perseroan terbatas memiliki kekuasaan dan kewenangan yang tertinggi yang tidak dimiliki atau
diserahkan kepada organ perseroan lainnya dalam batas yang ditentukan dalam UUPT maupun Anggaran Dasarnya. Inilah yang dinamakan dengan wewenang
eksklusif exclusive authorities RUPS.
154
Wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT tidak dapat ditiadakan selama tidak ada perubahan UUPT. Sedangkan wewenang eksklusif dalam
Anggaran Dasar semata-mata berdasarkan kehendak RUPS yang disahkan dan disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM yang dapat diubah melalui perubahan
anggaran dasar sepanjang tidak bertentangan dengan UUPT.
155
UUPT No.1 Tahun 1995 memberi batasan terhadap wewenang RUPS, yaitu sejauh yang tidak diberikan kepada direksi atau komisaris. Dengan demikian, dapat
diuraikan lingkup wewenang RUPS sebagaimana terlihat dalam Bab V yang mengatur tentang RUPS dan Bab VI yang mengatur tentang Direksi dan Komisaris,
antara lain adalah sebagai berikut:
156
154
Racmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Bandung: Alumni, 2004, hal. 128
155
Ibid., hal. 130
156
Agus Budiarto, op. cit., hal. 60-61. Lihat juga Bab V dan Bab VI UUPT No.1 Tahun 1995 sebagaimana telah direvisi menjadi Bab VI dan Bab VII UUPT No.40 Tahun 2007.
M.Zunuza : Tanggungjawab Notaris Dalam Pembuatan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham..., 2008 USU e-Repository © 2008
1. Pengangkatan direksi dan komisaris adalah menjadi wewenang RUPS
demikian juga dengan pemberhentian direksi dan komisaris. 2.
RUPS mempunyai wewenang mengambil keputusan untuk mengubah anggaran dasar.
3. Wewenang RUPS juga dapat dilihat pada perbuatan penggabunganmerger
dan akuisisi di antara perusahaan. Walaupun rencana merger dan akuisisi merupakan pekerjaan direksi dari
perseroan-perseroan yang bersangkutan, namun penggabungan dan akuisisi hanya dapat dilakukan jika disetujui RUPS masing-masing perseroan.
Persetujuan itu adalah hak dan wewenang dari RUPS. Hal ini berarti bahwa tidak ada perusahaan yang akan melakukan merger
ataupun akuisisi dengan sah tanpa persetujuan dari RUPS masing-masing perusahaan tersebut.
4. RUPS berwenang membuat peraturan tentang pembagian tugas dan
wewenang setiap anggota direksi serta besar dan jenis penghasilan direksi. Tugas tersebut dapat dilimpahkan kepada komisaris jika ditentukan demikian
dalam anggaran dasar.
5. RUPS berwenang mengangkat satu pemegang saham atau lebih untuk
mewakili perseroan dalam keadaan direksi tidak berwenang, mewakili perseroan karena terjadi perselisihanperkara antara direksi dengan perseroan
atau terjadi pertentangan kepentingan antara direksi dan perseroan.
6. RUPS berwenang mengambil keputusan jika diminta oleh direksi untuk
memberikan persetujuan guna mengalihkan atau menjadikan jaminan utang seluruh atau sebagian harta kekayaan perseroan.
7. RUPS mempunyai wewenang mengambil keputusan atas permohonan
kepailitan perseroan yang akan dimajukan direksi kepada pengadilan negeri. 8.
RUPS berwenang dan berhak meminta segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi dan atau komisaris. Sebaliknya, hal
ini merupakan kewajiban bagi direksi atau komisaris untuk memberikan keterangan yang diperlukan oleh RUPS.
4. Hak Suara RUPS