Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
itu diserahkan, maka perjanjian tersebut berubah wujud menjadi perjanjian uang.
4. Menurut Asser-Kleyn, bahwa dalam hal ini sebuah perjanjian kredit terdapat
dua buah perjanjian, yakni perjanjian pendahuluan yang merupakan perjanjian kredit, dan satu lagi adalah perjanjian pinjam uang.
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, perjanjian kredit adalah perjanjian pokok prinsipal yang bersifat riil. Sebagai perjanjian principal, maka perjanjian
jaminannya adalah asesoirnya, yang ada dan berakhirnya perjanjian bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa terjadinya perjanjian kredit ditentukan oleh
penyerahan uang oleh bank kepada nasabah.
92
Perjanjian kredit bank adalah perjanjian pendahuluan dari penyerahan uang. Perjanjian pendahuluan ini bersifat konsensual, obligatoir, sedangkan penyerahan
uangnya sendiri adalah bersifat riil. Pada saat penyerahan uang dilakukan barulah ketentuan yang dituangkan dalam model perjanjian kredit kedua belah pihak.
93
B. Wanprestasi Dalam Perjanjian
Mengingat kredit yang diberikan oleh kreditur mengandung risiko, maka pemberian kredit dilandasi atas kemampuan, kesanggupan dan itikad baik dari
kreditur untuk dapat melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Dalam rangka memperoleh keyakinan tersebut, koperasi sebagai kreditur perlu melakukan
92
Mariam Darus Badrulzaman, op.cit, hal.111.
93
Mariam Darus Badrulzaman, op.ct, hal. 71.
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha nasabah debitur. Karena dengan proses analisis kredit yang baik diharapkan
kredit yang diberikan kepada debitur akan berjalan lancar dan dapat dikembalikan tepat pada waktunya. Akan tetapi pada kenyataannya harapan tersebut tidak
selamanya dapat terwujud mengingat kredit yang telah diberikan tetap mengandung risiko kegagalan atau kemacetan dalam pengembaliannya.
Prestasi merupakan isi dari perikatan. Apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian, maka ia dikatakan
wanprestasi kelalaian.
94
1. Debitur sama sekali tidak membayar angsuran kredit dan atau beserta
bunganya. Wanprestasi dengan memperhatikan ketentuan Pasal 1243
Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat terjadi karena, tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi
tidak dilakukan dengan semestinya, menjalankan hal yang dijanjikan akan tetapi terlambat melaksanakannya, atau melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak
boleh dilakukannya. Sehingga dapat dikatakan wanprestasi seorang debitur dapat berupa, samasekali tidak memenuhi prestasi, tidak tunai memenuhi prestasi, terlambat
memenuhi prestasi, keliru memenuhi prestasi. Jika dihubungkan dengan kredit macet, ada tiga macam perbuatan yang
digolongkan dengan wanprestasi, yaitu meliputi:
94
H. Riduan Syahrani, ibid, hal 218
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Debitur membayar sebagian angsuran kredit dan atau beserta bunganya.
Pembayaran angsuran kredit tidak di persoalkan apakah debitur telah membayar sebagian kecil atau sebagian besar angsuran. Walaupun debitur
kurang membayar satu kali angsuran tetap tergolong kreditnya sebagai kredit macet.
3. Debitur membayar lunas kredit dan atau beserta bunganya setelah jangka
waktu yang di perjanjikan berakhir. Hal ini tidak termasuk debitur membayar lunas setelah perpanjangan jangka waktu kredit yang telah di
setujui kreditur atas permohonan debitur.
95
Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari sudut eksternal maupun internal. Faktor terjadinya kredit bermasalah yang bersifat internal
pada umumnya berkaitan dengan pihak analisis kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak dapat diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam
melakukan perhitungan. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kualitas kredit atau yang menyebabkan kredit bermasalah adalah keadaan
perekonomian tidak mendukung perkembangan usaha namun disatu sisi debitur mempunyai kemauan atau itikad untuk membayar akan tetapi disisi lain ada pula
debitur yang tidak mempunyai kemauan atau itikad untuk tidak membayar. Menurut Pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, maka pihak yang
ingkar janji atau wanprestasi dapat dibebani untuk memenuhi perjanjian atau
95
Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta, Djambatan, 1995, hal 131-132
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dibatalkannya perjanjian disertai dengan penggantian biaya, kerugian dan bunga. Ini juga dapat diartikan bahwa pihak yang ingkar janji dapat hanya dibebani kewajiban
ganti kerugian saja atau pemenuhan perjanjian dengan ganti rugi saja. Apabila terjadi wanprestasi, maka kreditur dapat memilih antara tuntutan-
tuntutan sebagai berikut: 1.
Pemenuhan perjanjian 2.
Pemenuhan perjanjian disertai dengan ganti rugi 3.
Ganti rugi saja 4.
Pembatalan perjanjian 5.
Pembatalan perjanjian disertai dengan ganti rugi
96
C. Tinjauan Umum Tentang Eksekusi 1. Pengertian Eksekusi