Perlindungan Hukum Grosse Akta Kepada Kreditur

Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 hal debitur wanprestasi. Notaris hanya sebatas membuat akta notaris tersebut sebagai pengikatan hutang antara kreditur dengan debitur. 112

BAB III PERLINDUNGAN TERHADAP KREDITUR DENGAN MEMAKAI

GROSSE AKTA PENGAKUAN HUTANG

A. Perlindungan Hukum Grosse Akta Kepada Kreditur

Pada dasarnya grosse suatu akta merupakan suatu salinan dari akta notaris yang mempunyai title eksekutorial, yakni kekuatan yang sama dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Perbedaannya ialah terletak pada adanya irah-irah ”Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” pada kepala suatu grosse akta. 112 Hasil wawancara dengan Notaris Tringani Tarigan, pada tanggal 3 Juni 2009 Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 Agar grosse akta mempunyai kekuatan eksekutorial, maka harus mempunyai syarat formal dan syarat materil. Menurut pendapat Edhi Siswoko sebagaimana dikutipVictor M. Situmorang, yang menjadi syarat formal terhadap suatu grosse akta adalah: 1. Grosse akta itu harus berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 2. Dibawah grosse akta itu harus dicantumkan kata-kata ‘Diberikan Sebagai Grosse Akta Pertama” 3. Dicantumkan pula nama orang yang mana atas permintaannya grosse akta ini diberikan. 4. Dicantumkan pula tanggal pemberian grosse akta tersebut. 113 Adapun syarat materilnya adalah hanya grosse akta notaris yang berisi pengakuan hutang, hipotik hak tanggungan yang mempunyai kekuatan eksekutorial. Berdasarkan putusan Mahkamah Agung No. 1520 Pdt1984 tanggal 31 Mei 1986, maka untuk dapat melaksanakan eksekusi grosse akta sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 224 HIR258 RBG, haruslah dipenuhi syarat yakni : Syarat formil yaitu : bahwa pada grosse akta tersebut dicantumkan kalimat “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” Syarat meteril yaitu: bahwa jumlah hutang yang harus dibayar oleh debitur telah menjadi pasti. 114 Demikian juga M. Yahya Harahap mengatakan bahwa syarat syahnya grosse akta ditinjau dari dua segi yaitu : 115 113 Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Op.cit., hal. 43. 114 Djazuli Bachar, Eksekusi Grosse Akta Sebagai Cara Mencapai Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan, Varia Peradilan, Ikahi, 1993, hal 122. 68 Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 a. Segi formil Syarat formil grosse akta adalah syarat yang berkenan dengan tata cara pembuatan dan bentuk grosse akta yang memerlukan formalitas tertentu yang dilihat dari rujukan ketentuan peraturan dan undang-undang, dan dari rujukan doktrin ilmu hukum yang menggolongkan grosse akta sebagai bentuk perjanjian yang memiliki karakter assesortambahan, serta adanya dokumen yang melengkapi grosse akta. b. Segi Materil Syarat materil dari grosse akta adalah ketentuan mengenai rumusan isi yang harus tercantum dalam grosse akta yaitu rumusan grosse akta tidak mengandung syarat- syarat perjanjian hutang dan menyebut secara khusus dan terinci benda objek yang dibebani serta menyebut secara pasti jumlah hutang debitur. Berdasarkan uraian diatas, maka secara doktrinal, grosse akta pengakuan hutang telah memberikan perlindungan hukum yang cukup apabila grosse akta pengakuan hutang tersebut telah memenuhi syarat formal dan syarat materil dari suatu grosse akta. Apabila tidak dipenuhinya apa yang menjadi syarat formil dan materil dari grosse akta, maka grosse akta itu akan kehilangan kekuatan eksekutorial, sehingga kekuatan akta itu hanya dapat dilakukan dengan gugatan perdata biasa. Hal ini dapat dilihat dalam pandangan H. Abdul Wahab Sudiono, yaitu : Bahwa menurut Pasal 224 HIR 258 RBG, judul grosse itu sebagai syarat untuk dilaksanakan, jika tidak ada maka dengan sendiriannya tetap akta otentik, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan melalui gugatan perdata biasa dengan disertai tuntutan agar putusannya dapat dengan serta merta dilaksanakan sedangkan mengenai tidak dicantumkannya di bawah grosse akta, kata-kata sebutan nama orang yang atas permintaanya grosse itu diberikan serta tanggal pemberiannya, karena dalam ketentuan Pasal 224 HIR 258 RBG tidak diatur maka tidak menyebabkan grosse itu tidak sah karena sekalipun tidak ditentukan dalam ketentuan Pasal 224 HIR258 RBG tersebut bahwa grosse akta itu harus telebih dahulu dilengkapi atau disempurnakan sesuai dengan Pasal 55 ayat 4 Undang-undang Jabatan Notaris, untuk menjaga atau mencegah kemungkinan diberikannya lebih 115 M. Yahya Harahap, Kedudukan Grosse Akta Dalam Perkembangnan Hukum di Indonesia, Surabaya: Media Notariat, INI, 1998, hal 115-116. Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 dari satu grosse, karena menurut Pasal 55 ayat 4 jo Pasal 856 KUH Perdata, pemberian grosse UUJN kedua hanya dapat terjadi terlebih dahulu ada ketetapan hakim. 116 Sebagai tambahan, Menurut ketentuan formal yang ada 117 demikian juga secara praktis menurut putusan pengadilan, yang harus menanda-tangani surat hutang yang kemudian dijadikan atau diberi label sebagai grosse akta itu adalah debitur beserta pasangan kawinnya. 118 116 H. Abdul Wahab Sudiono, Grosse Akta Pengakuan Hutang Dalam Teori dan Praktek , Varia Peradilan, Juli 1993, hal. 133. 117 Pasal 119 KUHPerdata jo. Pasal 36 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. 118 Lihat Keputusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam tanggal 16 Mei 1994 No. 07Pdt. G1994LP jo. Keputusan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan tanggal 13 Juli 1995 No. 522Pdt1994PT.Mdn jo. Keputusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 23 Pebruari 1998 No. 1851 KPdt1996. Sesuai ketentuan Pasal 221 KUHPerdata yang mewajibkan para praktisi untuk mewaspadai keputusan perceraian yang diterbitkan oleh Pengadilan Negeri yang sudah mempunyai kekuatan pasti akan tetapi tidak diikuti dengan pendaftaran di Kantor Catatan Sipil yang berwenang untuk menerbitkan akta perceraian sebagaimana yang dikehendaki oleh Undang-Undang. Dalam rangka penjaminan terhadap kekayaan bersama dalam perkawinan yang terdaftar atas nama salah seorang dari pasangan kawin itu sedangkan mereka telah menerima keputusan Pengadilan yang sudah berkekuatan hukum yang menyatakan perkawinan mereka bubar karena perceraian, akan tetapi tidak atau belum didaftarkan di kantor Catatan Sipil yang berwenang, maka pengikatan atas harta bersama yang Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009 statusnya seperti ini tetap memerlukan persetujuan tertulis dari pasangan kawin yang bersangkutan. 119 Kegiatan perkreditan merupakan proses pembentukan asset Bank. Kredit merupakan risk aset bank karena asset bank dikuasai oleh pihak luar Bank yaitu para Debitur.

B. Upaya-upaya Kreditur Dalam Melindungi Kepentingannya