Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
saksi-saksi dan notaris, disimpan di kantor notaris. Para pihak menerima salinan yang hanya ditandatangani oleh notaris dan disebut grosse bilamana dibuat dalam bentuk
yang ditentukan undang-undang untuk dapat dieksekusi. Adapun rumusan tentang judul pada grosse akta notaris menurut sejarahnya
banyak mengalami perubahan, berturut-turut sebagai berikut : a. Atas nama Sri Baginda Raja In Naam des Konings;
144
b. Atas nama Keadilan;
145
c. Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
146
Rumusan butir c ini merupakan rumusan terakhir yang sampai sekarang ini berlaku, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Pokok Kekuasaan Kehakiman.
147
Menurut kamus Bahasa Belanda, yang dikutip oleh H. Abdul Wahab Sudiono, “Bahwa grosse diartikan turunan dari sebuah akta otentik”.
1. Pengertian Grosse Akta
Grosse akta terdiri dari dua kata, yaitu grosse dan akta. Pengertian akta sudah diuraikan di atas, sedangkan pengertian grosse itu sendiri ada beberapa orang yang
mengartikannya.
148
144
Lihat ayat 1 Pasal 224 HIR 258 RBG
145
Lihat Pasal 6 Undang-Undang Darurat Nomor 51 Tahun 1951
146
Lihat Pasal 4 ayat 1 Undang-undang Nomor 04 Tahun 2004 tentang Pokok Kehakiman.
147
Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Ibid, hal. 20.
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
J.N Siregar, menyebutkan grosse adalah salinan atau petikan dari akta otentik yang menjadi syarat menurut ketentuan dalam Pasal 435 dan Pasal 440 Rv, agar
hal-hal yang dimuat dalam akta dapat dilaksanakan dengan bantuan yang berwajib.
149
Grosse akta apabila ditinjau dari etimologi bahasa terdiri dari dua suku kata yaitu grosse dan akta. Menurut A. Pitlo, akta adalah surat-surat yang
ditandatangani, dibuat untuk dipakai sebagai bukti dan untuk dipergunakan oleh orang untuk keperluan siapa surat itu dibuat.
150
Grosse itu salinan atau secara pengecualian kutipan, dengan memuat di atasnya di atas judul akta kata-kata: “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa“dan dibawahnya dicantumkan kata-kata: “Diberikan sebagai grosse pertama, dengan menyebut nama dari orang, yang
atas permintaan grosse itu diberikan dan tanggal pemberiannya”. G.H.S. Lumban Tobing mengatakan bahwa :
151
Menurut pendapat Martias gelar Iman Radjo yang dikutip penulis dari buku Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, bahwa “Grosse akta adalah
salinan dari akta otentik, yang diperlukan dalam bentuk yang dapat dilaksanakan, grosse dari suatu akta otentik yang memuat pada bagian kepalanya: “Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanaan Yang Maha Esa”.
152
148
H. Abdul Wahab Sudiono, ibid, hal 127.
149
JN. Siregar, Grosse Akta Notaris,Surabaya: Media Notariat, INI, 1967, hal 40.
150
A. Pitlo, Pembuktian Dan Daluwarsa, terjemahan M. Isa Arif, Jakarta: Intermasa, 1978, hal 52.
151
G.H.S. Lumbang Tobing, op.cit, hal. 277-278.
152
Victor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, op cit, hal. 65.
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Surat Edaran Mahkamah Agung No. 21322985Um-TUPdt, menjelaskan pengertian grosse akta seperti yang dimaksud Pasal 224 HIR258 RBG adalah “Suatu
akta otentik yang berisi pengakuan hutang dengan perumusan semata-mata suatu kewajiban untuk membayarmelunaskan sejumlah uang tertentu. Hal ini berarti dalam
suatu akta grosse tidak dapat ditambahkan persyaratan-persyaratan tersebut berbentuk perjanjian”. Persyaratan-persyaratan yang berbentuk perjanjian itu antara lain:
a. Diperjanjikan bahwa selama perjanjian berjalan atau berlaku, pihak debitur
selaku pemberi jaminan diwajibkan mengasuransikan apa yang dijaminkan tersebut pada perusahaan asuransi yang ditunjuk atau disetujui oleh pihak
kreditur atau bank.
b. Diperjanjikan bahwa biaya pembuatan akta dan segala biaya lainnya yang
berhubungan dengan perjanjian penambahan kredit pengakuan hutang, menjadi tanggungan dari dan harus dibayar oleh pihak debitur.
c. Diperjanjikan bahwa jika debitur lalai membayar maka segala biaya-biaya
pengacara atau kuasa dari pihak kreditur untuk menagih kepada pihak debitur menjadi tanggungan dan wajib dibayar oleh pihak debitur.
d. Diperjanjikan bahwa kreditur sebelum waktunya pelunasan dapat menagih
hutangnya atau sewaktu-waktu berhak mengakhiri perjanjian atau jumlah hutang yang berhutang tersebut dapat ditagih dan harus dibayar seketika dan
sekaligus jika debitur pailit, barang jaminan dikenakan suatu sitaan penjualan, atau barang jaminan berkurang sehingga tidak mencukupi sebagai jaminan
hutang.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa grosse akta
tersebut adalah suatu turunan atau salinan dari akta notaris yang diberi titel eksekutorial “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
2. Ciri-Ciri Grosse Akta