Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Jenis Eksekusi
Pada dasarnya eksekusi ada 2 dua macam, yaitu :
a. Eksekusi Riil
Eksekusi ini adalah merupakan sasaran hubungan hukum yang hendak dipenuhi sesuai dengan amar atau diktum putusan yaitu melakukan suatu tindakan
yang nyata atau riil dan eksekusi riil memiliki sifat yang mudah dan sederhana.
102
“Jika pihak yang dikalahkan tidak mau meninggalkan barang-barang yang tidak bergerak itu, maka Ketua Pengadilan Negeri yang dikuasakan harus
Menjalankan eksekusi riil merupakan tindakan yang nyata dan langsung melaksanakan apa yang telah diputuskan dalam amar putusan. Inilah yang
menyebabkan bahwa eksekusi riil tidak diatur secara rinci dalam HIRRBg. Misalnya dalam hal pengosongan tanah yang menjadi sengketa. Hal ini langsung
dilakukan bahwa tergugat harus mengosongkan tanah dan tanah tersebut secara bersamaan akan langsung diserahkan kepada penggugat.
Dalam Pasal 200 ayat 11 HIR218 ayat 2 RBg, disinggung tentang eksekusi riil yang dikaitkan dengan penjualan barang yang dieksekusi. Pasal
tersebut menjelaskan :
102
M. Yahya Harahap, ibid, hal. 36
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
memberi surat perintah kepada seorang yang berhak menyita, supaya kalau perlu dengan bantuan polisi, pihak yang dikalahkan itu beserta
keluarganya disuruh meninggalkanmengosongkan barang yang tidak bergerak itu”.
Dari pasal tersebut terdapat beberapa asas hukum yang merupakan landasan dalam pelaksanaan eksekusi riil yaitu :
a. Penjualan lelang atas barang yang dieksekusi merupakan suatu kesatuan yang
tidak terpisah dengan pengosongan barang yang dilelang; b.
Oleh karena penjualan lelang eksekusi merupakan kesatuan yang tidak terpisah dengan pengosongan barang yang dilelang, hukum memberi
wewenang kepada pengadilan Ketua Pengadilan Negeri untuk menjalankan pelaksanaan pengosongan barang yang dilelang untuk diserahkan kepada
pembeli lelang apabila pihak yang kena lelang tidak mau mengosongkannya secara sukarela.
103
Dalam praktek peradilan, eksekusi riil sangatlah diperlukan dan sudah lazim dilaksanakan. Walaupun dalam HIRRBg tidak diatur secara rinci mengenai
eksekusi riil, namun dalam Reglement op de burgerlijke Rechts Vordering RV yang merupakan hukum acara perdata bagi golongan Eropah, diatur
mengenai eksekusi riil, sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1033 RV, yaitu: “Jikalau putusan hakim yang memerintahkan pengosongan suatu barang
yang tidak bergerak, tidak dipenuhi oleh orang yang dihukum, maka Ketua akan memerintahkan dengan surat kepada seorang juru sita supaya
dengan bantuannya alat kekuataan Negara, barang itu dikosongkan oleh
103
M. Yahya Harahap, op.cit, hal. 37
Asido Sihombing : Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet Studi Di Kota Medan, 2009.
USU Repository © 2009
orang yang dihukum serta keluarganya dan segala barang kepunyaannya”.
104
Dari pasal-pasal tersebut di atas yang mengatur eksekusi riil, tidak ada perbedaan, artinya kedua pasal tersebut sama-sama mengatur mengenai tata cara
dalam pelaksanaan eksekusi riil. Inilah yang diperlukan dan merupakan landasan dalam praktek peradilan dalam melaksanakan eksekusi riil. Dan tata cara
sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal tersebut diatas sudah merupakan dan dianggap sebagai aturan formal dalam menjalankan eksekusi riil tentang
pengosongan, pembongkaran maupun melakukan atau tidak melakukan.
105
b. Eksekusi Pembayaran Sejumlah Uang