Solidaritas Sosial KERANGKA TEORI

27 juga sempat terendam banjir. Saat itu, Sungai Deli yang meluap juga sempat mencapai ketinggian hingga satu meter dan merendam ratusan rumah di kawasan itu. Bahkan, Dinas Kesehatan Medan juga sempat menurunkan tim medis untuk mengantisipasi munculnya berbagai penyakit. Pada saat banjir tahun 2011 lalu terjadi puluhan posko sudah didirikan di sekitar Kecamatan Medan Maimun tersebut untuk menampung para korban banjir. Selain itu, sejumlah dapur umum juga dibuat untuk menyediakan makanan bagi para korban. Dapur umum yang terdapat di Jalan Brigjen Katamso menjadi yang terbanyak dan di Kantor Lurah Sukaraja dijadikan dapur untuk memasak mie instan, nasi dan ikan. Kota Medan dilanda banjir terbesar dalam satu dekade terakhir. Ribuan rumah warga terendam akibat luapan sungai yang tak mampu menampung debit air dari hulu.

2.3. Solidaritas Sosial

Menurut Jhonson, konsep solidaritas sosial merupakan kepedulian secara bersama kelompok yang menunjukkan pada suatu hubungan antara individu danatau kelompok yang didasarkan pada persamaan moral, kolektif yang sama, dan kepercayaan yang dianut serta diperkuat oleh pengalaman emosional dalam buku Zulkarnain, 2009. Prinsip solidaritas sosial adalah saling tolong menolong, bekerja sama, saling membagi hasil panen, menyokong proyek, secara keuangan dan tenaga kerja dan lainnya. Menurut Redfield dalam Laiya, 1983:5, solidaritas sosial adalah kekuatan persatuan internal dari suatu kelompok. Solidaritas juga dipengaruhi interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural, yang pada dasarnya disebabkan munculnya sentimen komunitas community sentiment, unsur-unsurnya menurut Redfield dalam Laiya, 1983 meliputi: 1 Seperasaan, yaitu karena seseorang berusaha mengidentifikasi 28 dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut, sehingga ke semuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami warga; Sepenanggungan, yaitu setiap individu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri sangat memungkinkan peranannya dalam kelompok yang dijalankan; dan saling butuh, yaitu individu yang tergantung dalam masyarakat setempat merasakan dirinya tergantung pada komunitasnya meliputi fisik maupun psikologinya. Kelompok sosial sebenarnya merupakan sel-sel suatu masyarakat. Ketahanan seseorang tergantung pada partisipasinya dalam kehidupan sosial atau pada penggunaan hasil kehidupan bersama. Suatu kelompok sosial merupakan suatu masyarakat dalam bentuknya yang paling kecil. Solidaritas sosial merupakan kohesi yang ada antara anggota suatu asosiasi, kelompok, kelas sosial atau kasta, dan di antara berbagai pribadi, kelompok, maupun kelas-kelas yang membentuk masyarakat atau bagian-bagiannya. Kohesi ini berakar pada struktur dan proses-proses esensial seperti kelompok kekerabatan, bahasa atau agama yang sama, dan wilayah tempat tinggal. Selain itu, akarnya adalah hubungan antara pria dan wanita dan saling ketergantungannya, partisipasi dalam suatu organisasi ekonomi yang rumit, maupun pengalaman hidup yang pahit dan membahagiakan. Solidaritas sosial ini menghasilkan persamaan, saling ketergantungan, dan pengalaman yang sama, merupakan unsur pengikat bagi unit-unit kolektif seperti keluarga, rukun tetangga, komuniti, dan negara. Walaupun tampak samar, gejala itu juga ada dalam berbagai kelompok lainnya. Potensi variabel ini, tipe dan kekuatannya, menentukan sampai sejauh mana suatu masyarakat dan bagian- bagiannya merupakan kesatuan yang terintegrasi. 29 Pada umumnya, dikenal adanya dua tipe mendasar solidaritas sosial, dalam bentuk ekstrimnya, sehingga dalam kenyataan ditemukan derajat-derajat tertentu di antara kedua tipe mendasar itu. Herbert Spencer mengingatkan pada fakta bahwa unsur-unsur solidaritas sosial berubah apabila kebudayaan berakumulasi dan peradaban bertambah rumit. Defenisi evolusi sebagai suatu transisi, menunjukkan hakikat perubahan. Menurut Spencer, evolusi merupakan transisi: Spenser menganggap perubahan dari suatu persatuan persamaan ke arah taraf kohesi disebabkan karena pengkhususan, pembagian kerja, dan saling ketergantungan antara berbagai bagian masyarakat. Walaupun terdapat perbedaan kecil, menurut Emile Durkheim, terdapat dua tipe solidaritas sosial mendasar. Yang satu dilandaskan pada persamaan, sedangkan yang lain didasarkan pada perbedaan sebagai kurang mandirinya berbagai bagian masyarakat. Kohesi yang timbul karena persamaan ras, kerabat, bahasa, tempat tinggal, kepercayaan politik, agama, pengalaman, dan ciri-ciri, timbul secara serta merta. Durkheim menamakannya solidaritas mekanis. Persamaan mendasar tersebut juga menjadi sumber bagi bentuk kehidupan bersama yang oleh Tonnies disebut gemeinschaft yang merupakan kreasi kehendak kelompok yang alamiah. Tipe solidaritas ini penting bagi kelompok kecil yang terisolasi, homogen dan statis. Tipe solidaritas itu lemah pada masyarakat yang populasinya besar, heterogen, mobilitas tinggi, dan yang kompleks, dan mempunyai mobilitas tinggi, maka tipe solidaritas ini akan berkurang peranannya. Hubungannya dengan kebudayaan lain berlangsung terus- menerus. Apabila masyarakat yang kecil, bersahaja, elementer, dan stabil berubah menjadi besar, interdependen, solidaritas sosial ini kuat di tempat-tempat yang 30 hampir tak ada pembagian kerja. Misalnya, pada bidang ekonomi, persamaan mengakibatkan terjadinya persaingan dan pertikaian dan bukan kohesi. Tipe solidaritas kedua oleh Durkheim dinamakan solidaritas organis. Solidaritas ini didasarkan pada perbedaan. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa tidak semua perbedaan sosial mengakibatkan terjadinya kohesi, oleh karena ada unsur tertentu yang efeknya berbeda. Perbedaan yang berperan terhadap kohesi sosial adalah yang saling melengkapimerupakan pasangan. Misalnya, perbedaan antara wanita dengan pria menyebabkan kedua jenis kelamin itu saling tergantung satu dengan lainnya. Kedua tipe solidaritas tersebut dapat ditemukan pada hampir setiap kehidupan bersama atau kelompok sosial. Akan tetapi, pada kasus tertentu, tipe pertama lebih relevan, sedangkan pada kasus lain, yang lebih penting adalah tipe yang kedua. Pada umumnya, pada kelompok kecil yang terisolasi, peranan solidaritas mekanis sangat besar. Pada titik ekstrim lain, pada urbanisasi hampir- hampir tidak ada solidaritas mekanis, dan masyarakat tergantung pada solidaritas organis. Oleh karena itu, contoh masyarakat yang solidaritas mekanisnya berperan adalah masyarakat bersahaja yang masih kurang berhubungan dengan dunia luar. Akan tetapi, pengaruh solidaritas masih ada pada masyarakat pedesaan, yang warganya masih bertani untuk konsumsi keluarga atau bagi pasaran setempat. Secara umum, konsepsi Spencer dapat diperbaiki dengan menafsirkan bahwa kalau terjadi perkembangan sosial evolusioner, maka solidaritas berdasarkan homogenitas akan pudar. Selanjutnya, akan terjadi pembagian kerja yang akan mengakibatkan saling ketergantungan. 31 Solidaritas di kota metropolitan cenderung dilandaskan pada hubungan formal dan kontraktual yang timbul dari pembagian kerja, spesialisasi, dan suatu taraf interdependensi tertentu antara berbagai unit sosial. Tipe solidaritas tersebut agak kurang stabil, karena mudah terpengaruh oleh proses-proses dan kekuatan perubahan sosial. Apabila solidaritas timbul dari persamaan, maka efeknya positif. Efek negatif terjadi apabila solidaritas itu tidak timbul dari persamaan tetapi dari perbedaan. Menurut Durkheim, sosiolog Prancis 1858-1917, masyarakat kota berbeda dengan masyarakat pedesaan pada jenis solidaritasnya. Di pedesaan yang dominan adalah solidaritas mekanis, sedangkan di perkotaan solidaritas organis. Solidaritas mekanis adalah suatu solidaritas dari kemiripan resemblance. Ciri- ciri utamanya adalah bahwa perbedaan di antara para individunya amat kecil. Mereka sebagai anggota dari kolektivitas yang sama, memiliki kemiripan karena merasakan emosi yang sama, mendambakan nilai-nilai yang sama dan mensucikan perkara-perkara yang sama. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas sosial yang berbeda dengan bentuk solidaritas sosial pada masyarakat modern. Masyarakat sederhana mengembangkan bentuk solidaritas sosial mekanis, sedangkan masyarakat modern mengembangkan bentuk solidaritas sosial organis. Jadi, solidaritas sosial masyarakat terdiri dari dua bentuk yaitu: 1. Solidaritas sosial mekanis. Pada saat solidaritas mekanis memainkan peranannya, kepribadian tiap individu boleh dikatakan lenyap, karena ia bukanlah diri indvidu lagi, melainkan hanya sekedar makhluk kolektif. Jadi, masing-masing individu diserap dalam kepribadian kolektif. 32 2. Solidaritas sosial organis Solidaritas organis berasal dari semakin terdiferensiasi dan kompleksitas dalam pembagian kerja yang menyertai perkembangan sosial. Durkheim merumuskan gejala pembagian kerja sebagai manifestasi dan konsekuensi perubahan dalam nilai-nilai sosial yang bersifat umum. Pada solidaritas organis terdapat konsensus mufakat serta kesatuan keterlibatan pada kolektivitas. Ini sebagai ekspresi dari diferensiasi tadi. Durkheim menyebut solidaritasnya yang dihasilkan oleh diferensiasi itu organis, karena ia mengasosiasikannya dengan organisme hidup yang bagian-bagiannya tidak sama memiliki tugas yang berbeda-beda. Masyarakat dengan solidaritas organis berlainan sekali dengan masyarakat primitif sederhana yang bercirikan solidaritas mekanis. Masyarakat pedesaan dalam kondisi demikian itu bersifat segmental, artinya situasinya serba lokal, serba terpencil. Karena komunikasinya dengan dunia luar juga serba terbatas. Tetapi pembagian kerja menurut Durkheim adalah diferensiasi mata pencaharian dan pembiakan kegiatan berindustri merupakan ekspresi saja dari diferensiasi sosial. Adapun ini bersumber pada solidaritas mekanis dan struktur segmental. Pada masyarakat yang bercirikan diferensiasi pada individunya, setiap orang memiliki kebebasan untuk percaya, menginginkan dan berbuat sesuai dengan yang dikehendakinya sendiri dalam segala situasi. Sebaliknya di dalam masyarakat yang bersolidaritas mekanis, sebagian besar dari eksistensi diatur oleh berbagai keharusan, perintah dan laranganpantangan sosial. Sebutan sosial di sini adalah keharusan dan larangan tersebut dikenakan atas mayoritas dari kelompok. Adapun individu diharapkan mengakui aneka keharusan dan larangan tadi sebagai kekuasaan pihak atas. 33 Kekuatan mufakat kolektif itu berimpit dengan luas jangkauannya. Makin kuat mufakat kolektif, maka hiduplah kemarahan orang terhadap kejahatan, dan orang loyal terhadap pengetatan larangan sosial. Tiap perbuatan dalam kehidupan kemasyarakatan, khususnya pada upacara-upacara keagamaan terdapat ketelitian yang ekstrim, yaitu apa-apa yang harus dilakukan dan dipercaya. Sebaliknya, menurut Durkheim pada solidaritas organis terjadilah pengurangan suasana yang dikehendaki oleh mufakat kolektif serta pelembekan terhadap reaksi kolektif terhadap pengetatan larangan. Di situ, individu memiliki keleluasan untuk menafsirkan suatu keharusan sosial. Misalnya, jika dalam masyarakat bersolidaritas mekanis orang menerima saja upah sebagai hasil kerjanya, maka pada masyarakat bersolidaritas organis orang harus menerima upahnya sesuai dengan haknya yang pantas. Dengan demikian, Durkheim menyimpulkan bahwa sebenarnya individu itu tak terjadi karena masyarakat, tetapi masyarakat terjadi karena individu http:tutorialkuliah.blogspot.com200906teori-tindakan-dan teori sistem-talcott.html.

2.3.1. Solidaritas Kelompok Masyarakat

Dalam kehidupan bersama manusia terdapat solidaritas kelompok atau kesetiakawanan antar individu dalam kelompoknya. Terdapat solidaritas kelompok yang tinggi, apabila tiap anggota kelompok mengalami bahwa tugas kewajiban yang diserahi kepada masing-masing, dalam berbagai macam keadaan, memang dikerjakan baik sesuai yang diharapkan sebelumnya; dengan kata lain terdapat solidaritas yang tinggi dalam kelompok, tergantung kepercayaan anggota- anggotanya akan kemampuan kawan-kawannya untuk melaksanakan tugas dengan baik. Juga solidaritas kelompok mempunyai hubungan yang erat dengan sikap- 34 sikap para anggotanya terhadap norma-norma kegiatan kelompok. Dalam hipotesa sosiologi mengenai kehidupan kelompok dan hubungannya dengan solidaritas kelompok Sutherland mengemukakan sebuah ilustrasi sbb: “Dalam kehidupan petani di pedesaan-pedesaan, tiap individu dikelilingi sanak keluarganya, dan keluarga besar ini menentukan karier serta cita-cita hidupnya, kepuasan utama yang dirasakan tiap individu adalah kerjasama dengan kelompoknya, di dalam kelompoknya inilah tiap individu memperoleh keamananketenteraman yang sempurna, karena tiap kelompok memelihara bila ia sakit atau tertimpa kecelakaan, hari tua atau keadaan-keadaan darurat lainnya. Amal yang demikian ini dianggap mereka sebagai hal yang sewajarnya, mereka tidak malu atau merasa rendah diri pada saat-saat menderita sakit dsb-nya itu. Bahkan kelompok keluarga besar ini dibantu oleh masyarakat di sekelilingnya yang juga harmonis dalam tradisi kebudayaannya.” Dari ilustrasi di atas jelaslah bahwa dalam kelompok yang diferensiasi sosialnya yang begitu sederhana; suasana hidup bersifat kekeluargaan yang intim. Di pedesaan Jawa Tengah-Timur terdapat semboyan atau pepatah yang berbunyi: “ora sanak ora kadang yen mati melu kelangan”. Yang artinya “bukan sanak saudara, namun bila meninggal ikut kehilangan”; mungkin inilah rasa solidaritas kelompok yang tinggi yang masih dapat dijumpai di pedesaan. Solidaritas yang tinggi ini biasanya dicerminkan pula dengan sikap sosial kontrol yang kuat, dalam melindungi berlakunya norma-norma sosial pada kelompok bersangkutan, yang karenanya dalam kehidupan kelompok yang demikian jarang terjadi perbuatan- perbuatan pelanggaran norma Roucek dan S. Soekanto, 1987. 35 Begitu juga dengan solidaritas masyarakat di sekitar pemukiman sungai Deli ini, mereka saling tolong menolong di saat warga yang lain kesusahan. Mereka rajin mengikuti perkumpulan STM Serikat Tolong Menolong Al Muklish dan anggotanya saling membantu jika ada warga sekitarnya yang tertimpa kemalangan meninggal dan membantu masyarakat yang tergenang banjir berupa bantuan makanan, bantuan memindahkan baranag-barang ke tempat yang aman, dan memberikan tumpangan tinggal sementara. Masyarakat atas etnis Cina dan pribumi yang tinggalnya agak jauh dari sungai dan kepala lurah juga bersedia menolong warga dalam memberikan tumpangan tinggal di rumahnya yang lebih aman dari banjir. Dan masyarakat atasyang tinggal agak jauh dari Sungai seperti etnis Cina juga turut membantu dalam hal memberikan makanan berupa mie instan, nasi bungkus, dan beras dan gula kepada mereka yang terkena banjir karena rasa empati dan kepedulian kepada tetangganya.

2.4. Bentuk Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir.

Dokumen yang terkait

Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)

4 81 144

Persepsi dan Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Deli Terhadap Pemanfaatan Jasa Lingkungan Sungai Deli (Studi Kasus Masyarakat Kelurahan Deli Tua Barat, Kelurahan Sukaraja, Kelurahan Sei Agul dan Kelurahan Labuhan Deli – Sumatera Utara)

6 105 78

Reaksi Sosial Terhadap Normalisasi Sungai Deli: (Studi Kasus di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun)

4 38 91

Chapter I Persepsi Penyintas Banjir Terhadap Pergeseran Solidaritas Sosial (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Delielurahan Sukarajaecamatan Medan Maimun).

0 1 21

Chapter II Persepsi Penyintas Banjir Terhadap Pergeseran Solidaritas Sosial (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Delielurahan Sukarajaecamatan Medan Maimun).

0 0 31

Reference Persepsi Penyintas Banjir Terhadap Pergeseran Solidaritas Sosial (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Delielurahan Sukarajaecamatan Medan Maimun).

0 1 4

UPAYA GO RIVER INDONESIA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT PEDULI LINGKUNGAN SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN MAIMUN

0 1 111

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Peristiwa Banjir Medan - Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)

0 0 18

Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat Yang Terkena Banjir (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Sekitar Sungai Deli, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun)

0 2 16