122 masyarakat yang penghasilannya Rp 1.500.000-Rp 2.000.000 mengatakan
mereka dibantu memindahkan barang-barang saat banjir kecil sebanyak 1 orang 6,67 dan mereka yang tidak dibantu memindahkan barang-barang sebanyak
14 orang 93,33. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas masyarakat yang tidak
berpenghasilan sampai yang penghasilannya Rp 500.000 yang lebih banyak dibantu memindahkan barang-barang saat banjir kecil karena mereka lebih sedikit
penghasilannyakondisi ekonominya minim. Jadi, mereka lebih pantas dibantu memindahkan barang-barang oleh warga sekitar saat banjir kecil karena
keuangannya lebih sedikit. Dan biasanya anggota keluarganya sedikit yang bisa membantunya memindahkan barang-barang mereka saat banjir kecil makanya ikut
dibantu masyarakat sekitar juga memindahkan barang-barang setelah barang- barang warga masing-masing selesai dipindahkan.
4.8. Matriks Perbandingan Solidaritas Sosial Sekitar Sungai Saat Banjir Tabel 4.59.
Matriks Perbandingan Tingkat Solidaritas Sosial Saat Banjir Besar
Bentuk Solidaritas Sosial
Skor Solidaritas Sosial Sekitar Sungai Deli Rendah
3-33 Sedang
34-66 Tinggi
67-95
Bantuan Makanan -
- 86
Tumpangan rumah -
- 75
Memindahkan Barang
- -
77
Jumlah -
- 238
Sumber : Kuesioner Lapangan Februari 2015
123 Dari tabel 4.59, menunjukkan bahwa tingkat solidaritas masyarakat sekitar
Sungai Deli saat terjadi banjir besar berdasarkan persepsi masyarakat yang terkena banjir dalam bantuan makanan sebanyak 86 orang tergolong solidaritas
yang “tinggi”. Sedangkan dalam pemberian bantuan tumpangan rumah posko sebanyak 75 orang tergolong solidaritas sosial yang “tinggi” dan dalam bantuan
memindahkan barang sebanyak 77 orang tergolong solidaritas yang “tinggi”. Sedangkan saat banjir kecil terjadi, solidaritas sosialnya dalam pemberian
bantuan makanan sebanyak 65 tergolong “sedang” dan dalam tumpangan tempat tinggal serta pemindahan barang sebanyak 4 orang tergolong “sedikit”.
4.8.1. Pengujian Hipotesis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dalam Bantuan Makanan Pada Saat Terjadi Banjir
Tabel 4.60 Persepsi Terhadap Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dengan Masyarakat
yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Terjadi Banjir Persepsi Solidaritas
dalam Bantuan makanan
Masyarakat yang Diberikan Bantuan Makanan Saat Terjadi Banjir
Total
Banjir Besar Banjir Kecil
Ada 86
65 151
Tidak ada 8
29 37
Jumlah 94
94 188
X
2
= ∑ O-E
O = Observasi E
E = perkalian total kolom dengan total barisTG E1,1 = TB1xTK1
E2,1= 37x94 TB= total baris
TG 188 TK= total kolom.
= 151x94 = 18,5.
TG= total general
188
= 75,5.
124 E1,2 = 151x94
E2,2 = 37x94 188
188 = 75,5.
= 18,5. X
2
= 86-75,5
2
+ 65-75,5
2
+ 8-18,5
2
+ 29-18,5
2
75,5 75,5 18,5
18,5 = 1,46 +1,46 + 5,96 + 5,96
X
2
= 14,84 df = r-1 c-1
= 2-1 2-1 = 1.
Selanjutnya, dengan menggunakan α = 0,05 dan df = 1, diperoleh x tabel
sebesar 3,841. Mengingat, x hitung x
2
= 14,84 sedangkan X tabelCV = 3,841, maka Ho ditolak dan Ha diterima karena x
2
CV. Artinya, banjir besar dan banjir kecil memiliki hubungan yang signifikan dengan solidaritas sosial melalui
bantuan makanan yang diberikan. Oleh sebab itu, ada hubungan antara saat terjadinya banjir besar dan banjir
kecil dengan jumlah masyarakat yang diberikan bantuan makanan saat terkena banjir dan terjadi pergeseran solidaritas. Masyarakat tetap diberikan bantuan
makanan oleh lurah dan warga sekitar saat banjir kecil tetapi jumlah makanannya yang lebih sedikit seperti nasi bungkus, mie instan dan telur saja dibandingkan
dengan jumlah makanan yang diberikan masyarakat sekitar saat banjir besar. Dan pastinya jumlah masyarakat yang diberikan bantuan makanan saat banjir kecil
lebih sedikit juga.
125
4.8.2. Pengujian Hipotesis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dalam Bantuan Tumpangan Tempat Tinggal Saat Terjadi Banjir
Tabel 4.61 Persepsi Terhadap Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dengan Masyarakat
yang Diberikan Bantuan Tumpangan Tempat Tinggal Saat Terjadi Banjir Persepsi Solidaritas
dalam Bantuan Tumpangan
Masyarakat yang Diberikan Bantuan Tumpangan Tempat Tinggal Saat
Terjadi Banjir Total
Banjir Besar Banjir Kecil
Ada 75
4 79
Tidak ada 19
90 109
Jumlah 94
94 188
X
2
= ∑ O-E
O = Observasi E
E = perkalian total kolom dengan total barisTG E1,1 = TB1xTK1
E2,1=109x94 TB= total baris
TG 188 TK= total kolom.
= 79x94 = 54,5.
TG=total general
188
= 39,5. E1,2 = 79x94
E2,2 = 109x94 188
188 = 39,5.
= 54,5. X
2
= 75-39,5
2
+ 4-39,5
2
+ 19-54,5
2
+ 90-54,5
2
39,5 39,5 54,5
54,5 = 31,90 + 31,90 + 23,12 + 23,12
X
2
= 110,04 df = r-1 c-1
= 2-1 2-1 = 1.
Selanjutnya, dengan menggunakan α = 0,05 dan df = 1, diperoleh x tabel
sebesar 3,841. Mengingat, x hitung x
2
= 110,04 sedangkan X tabelCV = 3,841, maka Ho ditolak dan Ha diterima karena x
2
CV. Artinya, saat terjadi banjir
126 besar dan banjir kecil memiliki hubungan yang signifikan dengan solidaritas sosial
melalui tumpangan tempat tinggal yang diberikan. Dengan demikian, di saat terjadinya banjir besar dan banjir kecil ada
hubungannya dengan jumlah masyarakat yang mendapat bantuan tumpangan tempat tinggal posko. Di saat terjadi banjir besar maka jumlah masyarakat yang
diberikan bantuan tumpangan tempat tinggal lebih banyak sebanyak 75 orang dibandingkan bantuan tumpangan tinggal saat terjadi banjir kecil sebanyak 4
orang.
4.8.3. Pengujian Hipotesis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dalam Bantuan Memindahkan Barang-barang Saat Terjadi Banjir
Tabel 4.62 Persepsi Terhadap Solidaritas Sosial Sekitar Sungai dengan Masyarakat
yang Dibantu Memindahkan Barang-barang Saat Terjadi Banjir Persepsi Solidaritas
dalam Bantuan Memindahkan Barang
Masyarakat yang Dibantu Memindahkan Barang Saat Terjadi Banjir
Total
Banjir Besar Banjir Kecil
Ada 77
4 81
Tidak ada 17
90 107
Jumlah 94
94 188
X
2
= ∑ O-E
O = Observasi E
E = perkalian total kolom dengan total barisTG E1,1 = TB1xTK1
E2,1=107x94 TB= total baris
TG 188 TK= total kolom.
= 81x94 = 53,5.
TG=total general
188
= 40,5. E1,2 = 81x94
E2,2 = 107x94 188
188 = 40,5.
= 53,5.
127 X
2
= 77-40,5
2
+ 4-40,5
2
+ 17-53,5
2
+ 90-53,5
2
40,5 40,5 53,5
53,5 = 32,89 + 32,89 + 24,90 + 24,90
X
2
= 115,58. df = r-1 c-1
= 2-1 2-1 = 1.
Selanjutnya, dengan menggunakan α = 0,05 dan df = 1, diperoleh x tabel
sebesar 3,841. Mengingat, x hitung x
2
= 115,58 sedangkan X tabelCV = 3,841, maka Ho ditolak dan Ha diterima karena x
2
CV. Artinya, banjir besar dan banjir kecil memiliki hubungan yang signifikan dengan solidaritas sosial melalui
tumpangan tempat tinggal yang diberikan.
4.9. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Sekitar Sungai Deli Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun
Pergeseran solidaritas sosial masyarakat di sekitar Sungai Deli saat banjir besar dan kecilsedang berdasarkan pemberian makanan berupa mie instan, nasi
bungkus, beras, tumpangan rumah dan bantuan memindahkan barang. Banjir besar yang terjadi di sekitar Sungai Deli terjadi pada tahun 1991, 2001, 2007,
2010 dan 2011. Sedangkan banjir kecil terjadi tahun 2000, 2003, 2009, 2014 dan 2015.
4.9.1. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Makanan Saat Banjir Besar di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan
Medan Maimun
Kebutuhan pokok manusia terdiri dari pangan, sandang dan papan. Ketiga kebutuhan tersebut saling berkaitan satu sama lain dan harus dipenuhi karena
merupakan hak dasar bagi manusia. Kebutuhan pangan harus terpenuhi setiap hari
128 karena berhubungan dengan penambah energi karbohidrat, protein, lemak dalam
tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Zat-zat tersebut sangat berguna untuk sebagai zat pembangunan dalam tubuh. Kekurangan pangan membuat
masyarakat mudah mengalami gejala penyakit dan sakit karena turunkan kemampuan diri untuk mempertahankan imun dalam tubuh.
Saat terjadi banjir besar, masyarakat memperoleh bantuan tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas Kecamatan Medan
Maimun untuk mencegah terjadinya penyakit akibat banjir. Sedangkan pada saat banjir kecil, biasanya tenaga kesehatan berasal dari Puskesmas Kecamatan Medan
Maimum dengan jumlah yang terbatas. Masyarakat mendapatkan bantuan makanan pada saat banjir besar dengan
ketinggian air masuk ke dalam rumah di atas 1,2 meter tentunya tidak dapat melakukan kegiatan rumah tangga seperti memasak makanan dan minuman dalam
rumah. Masyarakat mendapatkan bantuan makanan dari dapur umum yang disediakan Kantor Lurah beserta instansi lainnya. Jenis dan bahan makanan yang
diperoleh dari warga dan lurah berupa sembako seperti nasi bungkus, mie instan, telur, beras, dan gula.
Banjir yang besar memiliki dampak yang tidak diinginkan antara lain dampak fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak fisik adalah kerusakan
pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir. Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental,
menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah, terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik,
kekurangan makanan, energi, air, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
129 Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi
orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan lain-lain. Dampak lingkungan mencakup pencemaran air oleh
bahan pencemar yang dibawa oleh banjir atau tumbuhan di sekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.
Berdasarkan data pergeseran solidaritas responden yang terdapat di lampiran data dalam menilai rata-rata mean jawaban responden terhadap
pergeseran solidaritas sosial dalam bantuan makanan pada banjir besar terlihat mengalami penurunan dan peningkatan jumlah bantuan tergantung ketinggian
banjirnya memasuki rumah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata bantuan makanan pada tahun 1991 adalah 4,86 dan menurun pada tahun 2007 dengan rata-rata 4,18
dan terjadi peningkatkan solidaritas dalam bantuan makanan menjadi 4,94 pada tahun 2011. Keadaan ini menunjukkan bahwa solidaritas bantuan makanan saat
banjir besar berfluktuasi setiap tahunnya.
Grafik 4.1. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Makanan Saat Banjir Besar
130
4.9.2. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Makanan Saat Banjir Kecil di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan
Medan Maimun
Banjir sebenarnya merupakan fenomena alam yang lumrah terjadi pada kawasan dataran banjir sepanjang sungai. Namun, banjir muncul sebagai bencana
ketika merugikan manusia yang melakukan kegiatan dan bermukim dikawasan tersebut. Daerah rawan banjir biasanya di sekitar daerah aliran sungai. Aliran
Sungai Deli Kelurahan Sukaraja Kecamatan Maimun hampir setiap tahun masyarakat mengalami banjir kecil. Masyarakat mendapatkan bantuan pada saat
banjir kecil dengan ketinggian air masuk ke dalam rumah di bawah 1,2 meter. Masyarakat yang terkena banjir kecil mendapat bantuan pada umumnya
masyarakat sekitar tetangga yang tidak terkena banjir. Bantuan sembako seperti nasi bungkus, mie instan, beras, dan gula.
Berdasarkan jawaban responden terhadap solidaritas pergeseran dalam bantuan makanan pada banjir kecil terlihat mengalami perubahan solidaritas. Hal
ini terlihat dari nilai rata-rata bantuan makanan setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2000 dengan nilai rata-rata bantuan adalah
2,15 dan menurun pada tahun 2003 dengan rata-rata bantuan 2,09 dan menurun kembali tahun 2009 menjadi 1,91 dan tahun 2014 dan 2015 berturut-turut yaitu
1,14 dan 1,18. Keadaan ini menunjukkan bahwa solidaritas bantuan makanan saat banjir kecil terjadi pergeseran.
131
Grafik 4.2. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Makanan Saat Banjir Kecil
4.9.3. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial dalam Pemberian
Tumpangan Saat Banjir Besar di Kelurahan Sukaraja, Kec. Medan Maimun
Rumah sebagai tempat tinggal berguna untuk melindungi anggota keluarga dari panas dan dingin serta untuk tempat peristirahatan setelah melakukan
aktivitas seharian di luar rumah. Rumah di daerah aliran Sungai Deli sudah terbiasa mengalami banjir besar karena sungai tidak dapat menampung debit air
yang terlalu besar. Pada saat banjir terjadi, masyarakat mendapat bantuan dari warga setempat berupa tumpangan rumah. Masyarakat mendapatkan tumpangan
rumah pada saat banjir besar biasanya dari fasilitas yang disediakan Lurah. Fasilitas tempat penampungan biasanya di rumah sekolah dan kantor lurah
Sukaraja. Sedangkan masyarakat yang tidak terkena banjir hanya menampung saudara famili dekat saja.
Berdasarkan jawaban responden terhadap solidaritas pergeseran dalam pemberian tumpangan pada banjir besar terlihat mengalami perubahan solidaritas.
132 Hal ini terlihat dari nilai rata-rata tumpangan rumah setiap tahunnya berfluktuasi.
Pada tahun 1991 adalah 2,07 dan menurun pada tahun 2007 dengan rata-rata 2,06 dan tidak terjadi pergeseran solidaritas dalam bantuan tumpangan rumah 1,97
pada tahun 2010. Namun terjadi peningkatan pergeseran tahun 2011 yaitu dengan nilai rata-rata 2,36. Keadaan ini menunjukkan bahwa solidaritas bantuan
tumpangan rumah saat banjir besar berfluktuasi setiap tahunnya.
Grafik 4.3. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Tumpangan Saat Banjir Besar
4.9.4. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Tumpangan Saat Banjir Kecil di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan
Medan Maimun
Sungai Deli merupakan salah satu sungai yang alirannya berada di Kota Medan yang menampung pembuangan limbah rumah tangga, perusahaan, air
hujan dan lainnya. Banjir yang terjadi di Kota Medan disebabkan meluapnya air sungai yang kurang dapat menampung pembuangan air tersebut. Masyarakat di
sekitar daerah aliran Sungai Deli yang terkena banjir kecil mendapatkan bantuan dari pemerintah kelurahan berupa tumpangan tempat tinggal yang berada di lokasi
sekolah dan Kantor Lurah.
133 Berdasarkan jawaban responden terhadap pergeseran solidaritas sosial
dalam pemberian bantuan memindahkan barang-barang masyarakat terkena banjir kecil terlihat mengalami perubahan solidaritas. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
memindahkan barang-barang setiap tahunnya menurun. Pada tahun 2000 dengan nilai rata-rata tumpangan rumah 1,86 dan menurun pada tahun 2003 dengan rata-
rata 1,68 dan mengalami penurunan tahun 2009 menjadi 1,32 dan menurun terus mencapai rata-rata 1,03 tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 bantuan
tumpangan rumah adalah 1,0. Keadaan ini menunjukkan bahwa solidaritas bantuan tumpangan rumah saat banjir kecil mengalami pergeseran yang berarti.
Terjadinya pergeseran solidaritas bantuan tumpangan rumah saat banjir kecil disebabkan tingkat pendapatan masyarakat di sekitar daerah DAS yang tidak
berbanding lurus dengan kejadian banjir kecil. Pada umumnya frekuensi banjir kecil dikatakan hampir setiap tahun terjadi terutama pada musim hujan yang tiap
tahun ada disertai pemukiman masyarakat dekat dengan bantaran Sungai Deli.
Grafik 4.4. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Pemberian Tumpangan Saat Banjir Kecil
134
4.9.5. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar di Kelurahan
Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun
Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang terkena banjir baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai
dampak banjir. Dampak banjir akan dialami langsung oleh masyarakat yang rumah atau lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan
sangat merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu. Pada saat terjadi banjir segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan
menjadi kotor yang berdampak kurangnya air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga. Selain itu, perabotan atau barang-barang akan mudah
rusak jika terkena air. Saat banjir besar terjadi di Kelurahan Sukaraja biasanya masyarakat sekitar mempunyai kebiasaan membantu mengangkat barang-barang
warga agar terhindari dari kerusakan. Kebiasaan ini merupakan salah satu solidaritas yang ditunjukkan warga yang tidak terkena banjir.
Berdasarkan jawaban responden terhadap pergeseran solidaritas
masyarakat dalam membantu mengangkat barang-barang warga terkena banjir besar terlihat mengalami pergeseran. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata membantu
memindahkan barang bersifat fluktuasi naik turunnya bantuan. Pada tahun 1991, nilai rata-rata membantu memindahkan barang-barang adalah 1,85, mengalami
penurunan dengan nilai rata-rata 1,72 pada tahun 2001 dan menurun kembali pada tahun 2007 dengan rata-rata 1,23. Pada tahun 2010 pergeseran solidaritas dalam
bantuan memindahkan barang-barang warga terkena banjir mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 1,57 dan meningkat lagi menjadi 1,68 pada
135 tahun 2011. Keadaan ini menunjukkan bahwa solidaritas bantuan memindahkan
barang-barang warga terkena banjir besar berfluktuasi setiap tahunnya.
Grafik 4.5. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Besar
4.9.6. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu
Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun
Salah satu satu kawasan yang rentan terhadap banjir kecil di Kota Medan adalah Kecamatan Maimun tepatnya Kelurahan Sukaraja karena penduduknya
sebagian berada di daerah aliran Sungai Deli. Banjir merupakan luapan atau genangan dari sungai atau badan air lainnya yang disebabkan oleh curah hujan
yang berlebihan atau salju yang mencair atau dapat pula karena gelombang pasang yang membanjiri kebanyakan pada dataran banjir Soemantri 2008: 3.
Menurut Pratamo 2008:1 banjir yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai DAS, faktor
kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai,
136 dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana. Selain
itu, karena banjir kiriman dari Pegunungan dan banyaknya sampah dibuang ke sungai.
Daerah Kelurahan Sukaraja yang mengalami banjir kecil biasanya pada musim hujan. Masyarakat berdomisili di dekat aliran sungai rentan terhadap banjir
kecil, sehingga mereka sering mengungsi ke tempat-tempat masyarakat atau di sekolah-sekolah dan Kantor Lurah yang telah dipersiapkan oleh petugas
pemerintah. Masyarakat yang tidak terkena banjir memberikan bantuan seadanya untuk meringankan beban yang diderita mereka yang terkena banjir. Selain itu,
bantuan juga diperoleh dari LSM, Organisasi Sosial, dan pemerintah setempat. Dalam hal bantuan memindahkan barang-barang masyarakat terkena banjir
kecil mengalami pergeseran solidaritas karena setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata solidaritas bantuan memindahkan
barang-barang tahun 2000 adalah 1,62 dan mengalami menurun pada tahun 2003 menjadi 1,49 dan mengalami penurunan lagi tahun 2009 menjadi 1,17 dan
menurun terus mencapai rata-rata 1,04 tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 solidaritas bantuan memindahkan barang-barang saat banjir kecil adalah 1,01.
Keadaan ini menunjukkan bahwa solidaritas masyarakat berupa bantuan memindahkan barang-barang mereka terkena banjir kecil mengalami pergeseran
yang berarti.
137
Grafik 4.6. Pergeseran Solidaritas Sosial Masyarakat dalam Membantu Memindahkan Barang-barang Saat Banjir Kecil
4.9.6.1. Analisis Pergeseran Solidaritas Sosial Pada Masyarakat yang Terkena BanjirPenyintas Banjir di Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan
Maimun
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan sosial meliputi perubahan dalam perbedaan usia, dan penurunan rasa kekeluargaan
antar anggota masyarakat sebagai akibat terjadinya arus urbanisasi dan modernisasi. Karena menurut Nanang Martono, perubahan sosial dan perubahan
budaya yang terjadi dalam masyarakat saling berkaitan, tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan
tanpa masyarakat. Pergeseran solidaritas sosial ini juga merupakan bagian dari perubahan sosial.
Dengan demikian, bila dikaitkan dengan teori perubahan sosial dalam temuan penelitian ini adalah perubahan sosial itu adanya perubahan kebudayaan
dan perilaku manusia dalam masyarakat. Perubahan itu bisa kita lihat dari dulunya
138 sewaktu banjir besar banyak yang memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar
baik berupa makanan, tumpangan tempat tinggal dan pemindahan barang-barang tetapi sewaktu banjir kecil bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang
terkena banjir berkurang. Adapun saat banjir besar dengan ketinggian air di atas 1,2 meter terjadi pada tahun 1991, 2001, 2007, 2010 dan 2011, bantuan makanan
berupa nasi bungkus, mie instan, beras dan gula, tumpangan tempat tinggal di kantor lurah dan pemindahan barang-barang banyak diberikan oleh warga sekitar
kepada masyarakat yang terkena banjir. Hal tersebut berbanding terbalik dengan keadaan pada saat terjadinya banjir kecil yakni tahun 2000, 2003, 2009, 2014 dan
2015 bantuan berupa makanan, tumpangan tempat tinggal dan pemindahan barang-barang yang diberikan masyarakat sekitar semakin berkurang. Dalam hal
inilah, terjadi pergeseran solidaritas sosial pada masyarakat yang terkena banjir. Berkaitan dengan hal tersebut, adapun faktor penyebab utama terjadinya
pergeseran solidaritas sosial dalam penelitian ini karena meningkatnya tingkat pendidikan anggota keluarga sehingga dapat berpikir lebih luas dan lebih
memahami arti dan kewajiban mereka sebagai manusia terlihat dari banyak yang sudah berpendidikan tinggi dan bisa langsung bekerja, perubahan tingkat sosial
dan corak gaya hidup yang tampak mewah kadang-kadang menciptakan kerenggangan di antara sesama anggota keluarga, sikap egoistik, bila seseorang
individu terlalu mementingkan diri sendiri dan keluarganya, lalu mengorbankan kepentingan masyarakat. Selain itu, penyebab lain pergeseran solidaritas sosial
dilihat dari minimnya ekonomi atau kesulitan keuangan yang dialami masyarakat dalam keluarga masing-masing. Di mana masyarakat atas etnis Cina dan lurah
pun perekonomiannya lagi menurun maka modal untuk membeli bantuan
139 makanan tidak banyak kepada masyarakat yang terkena banjir sekitarnya. Dan
biasanya pun banjir terjadi di awal dan akhir tahun yang kita ketahui saat itu dimana banyaknya biaya kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi.
Sejalan dengan perubahan sosial di atas, terjadi pula perubahan dalam orientasi terhadap kerabattetangga. Misalnya pada etnis Batak, Jawa dan Minang
yang mendominasi di Kelurahan Sukaraja yang terkenal dengan sikap hidupnya yang komunal mulai bergeser ke arah yang individual. Sikap hidup yang komunal
gotong royong itu jelas terlihat dalam pemindahan barang-barang saat terjadinya banjir. Tampaknya sikap individualis semakin melekat pada masyarakat sekitar
seperti mereka lebih mementingkan istri dan anak-anaknya daripada kerabatnya dalam segala hal. Sama seperti pepatah “dahulukan selamat” selamatkan diri
masing-masing. Bantuan materiil berupa makanan yang selama ini diberikan kepada kerabattetangga sudah tidak tampak lagi, bahkan orang sudah melupakan
hubungan dengan tetangga saat musibah banjir terjadi. Pengumpulan materi hanya ditujukan untuk kepentingan anak, istri dan masa depan mereka. Sikap individu
adalah salah satu ciri dari kehidupan masyarakat modern, yang mengutamakan kepentingan materiil diri sendiri daripada kepentingan kerabat, sehingga
hubungan dan orientasi kerabat sudah menipissemakin sedikit. Dalam hal ini, terjadi juga pergeseran solidaritas sosial dalam kekerabatan pada masyarakat
sekitar Sungai Deli. Masyarakat Kelurahan Sukaraja yang terdiri dari masyarakat Minang dan suku lainnya di zaman modernisasi ini, banyak keluarga yang lebih
mementingkan kebutuhan keluarganya sendiri daripada kerabat sekitarnya. Karena sikap komunal masyarakatnya yang dulunya mau saling tolong
menolonggotong royong antar masyarakat telah berubah menjadi lebih
140 mengutamakan kebutuhan dirinya sendiri individual. Apalagi saat terjadi banjir
kecil yang terjadi pada tahun 2000, 2003, 2009, 2014 dan 2015 di masyarakat sekitarnya,
mereka lebih mengutamakan menyelamatkan diri sendirimemindahkan barang masing-masing masyarakat yang terkena banjir dan
kurang pedulinya warga sekitar dalam memberikan tumpangan rumah kepada masyarakat yang terkena banjir karena takut akan menyusahkan dan merepotkan.
Terkait dengan kajian teori aksi Weber, yakni tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri dalam posisinya sebagai subjek dari situasi eksteral
dalam posisinya sebagai objek. Dalam hal ini, untuk mengendalikan terjadinya banjir di sekitar sungai diperlukan peran serta masyarakat dalam menjaga
kebersihan sungai dengan cara tidak membuang sampah domestiknya ke sungai. Dan kesadaran diri harus dibangun dalam diri antar masyarakat agar tidak
membuang sampah lagi ke sungai untuk mengurangi terjadinya banjir. Karena banyaknya sampah yang dibuang ke sungai adalah sebab utama meluapnya sungai
dan terjadinya banjir.
141
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN