41 Keluarga tetapi setahun belakangan ini pada saat banjir terjadi, masyarakat atas
etnis Cina, lurah, pengusaha Lion, dan pengurus partai politik sedikit yang memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena banjir terkadang ada warga
yang tidak mendapat bantuan. Warga mengakui, hanya pada saat banjir besar dengan ketinggian air di atas 1,2 m- 2 m lebih memasuki rumah saja masyarakat
atas etnis Cina, pengusaha dan pengurus partai politik banyak memberikan bantuan makanan kepada mereka yang terkena banjir sedangkan pada saat banjir
kecil dengan ketinggian air 0,5-1,2 m memasuki rumah atau kategori sedang, sedikit bantuan makanan yang diberikan masyarakat dalam membantu mereka
yang terkena genangan banjir bahkan hanya kepala lingkungannya saja yang memberikan nasi bungkus, mie instan, telur, dan beras. Pergeseran yang terjadi
dengan berkurangnya solidaritas masyarakat atau bantuan tersebut cenderung disebabkan oleh perubahan tingkat sosial dan corak gaya hidup masyarakatnya
yang menciptakan kerengganan antar masyarakatnya, dan faktor perekonomian yang menurun karena biasanya banjir terjadi pada awal dan akhir tahun Oktober-
Februari saat menurunnya perekonomian masyarakat saat itu sehingga pengusaha sekitarnya dan lurah semakin sedikit memberikan bantuan.
2.5. Teori Aksi Action Theory
Teori ini sepenuhnya mengikuti karya Weber. Dalam hal ini, ada beberapa asumsi fundamental teori aksi yang dikemukakan oleh Hinkle dengan merujuk
pada karya Mac Iver, Znaicki dan Parsons sebagai berikut: a.
Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subyek dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai obyek.
42 b.
Sebagai subyek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, tindakan manusia bukan tanpa tujuan.
c. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode
serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tak
dapat diubah dengan sendirinya. e.
Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan sedang, dan yang telah dilakukannya Ritzer, 2002:46.
Teori Max Weber ini dikembangkan oleh Talcott Parsons yang menyatakan bahwa aksiaction itu bukan perilakubehaviour. Aksi merupakan
tindakan mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Talcott Parsons beranggapan bahwa yang utama
bukanlah tindakan individu melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntut dan mengatur perilaku itu. Kondisi objektif disatukan dengan komitmen
kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu.http:ekowahyono.blog.fisip.uns.ac.id20120912teori-aksi-oleh-
parson-dan-teori-tindakan-oleh-max-weber. Talcott Parsons menjelaskan bahwa walaupun teori aksi berurusan dengan
urusan-urusan yang paling mendasar dari kehidupan sosial, namun ia mengakui bahwa unsur-unsur yang mendasar itu tidak berurusan dengan keseluruhan
struktur sosial. Parsons dalam hal ini menyusun skema unit-unit dasar tindakan sosial dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Adanya individu selaku aktor.
43 b.
Aktor mempunyai alternatif cara, alat serta teknik untuk mencapai tujuannya.
c. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang membatasi
tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh individu.
d. Aktor berada di bawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan berbagai
ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan.
http:ekowahyono.blog.fisip.uns.ac.id20120912teori-aksi-oleh-parson- dan-teori-tindakan-oleh-max-weber.
Aktor mengejar tujuan dalam situasi dimana norma-norma
mengarahkannya dalam memilih alternatif cara dan alat untuk mencapai tujuan. Norma-norma itu tidak menetapkan pilihannya terhadap cara atau alat. Tetapi
ditentukan oleh kemampuan aktor untuk memilih. Kemampuan inilah yang disebut Parsons sebagai voluntarism yakni kemampuan individu melakukan
tindakan dalam arti menetapkan cara atau alat dari sejumlah alernatif yang tersedia dalam rangka mencapai tujuannya. Aktor menurut konsep voluntarisme
ini adalah pelaku aktif dan kreatif serta mempunyai kemampuan menilai dan memilih dari alternatif tindakan. Walaupun aktor tidak mempunyai kebebasan
total, namun ia mempunyai kemauan bebas dalam memilih berbagai alternatif tindakan. Aktor adalah manusia yang aktif, kreatif dan evaluatif Ritzer, 2002.
Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan lingkungan sekarang ini menurut Talcoot Parsons dengan mengacu pada teori aksi dalam upaya mengatasi
permasalahan lingkungan seperti banjir yakni dapat dilakukan dan dilihat
44 mengacu pada pendekatan individu, dinyatakan bahwa baik buruk lingkungan
tergantung pada perilaku individu. Mengadaptasi dari Parsons, dapat dinyatakan bahwa individu bisa melakukan peran penting baik itu merusak maupun
memelihara lingkungan sebab individu memiliki peran voluntaristik. Talcott Parsons juga beranggapan bahwa tindakan individu dan kelompok itu dipengaruhi
oleh sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian dari masing-masing individu tersebut. Talcott Parsons juga melakukan klasifikasi tentang tipe peranan
dalam suatu sistem sosial yang disebutnya Pattern Variables, yang di dalamnya berisi tentang interaksi yang afektif, berorientasi pada diri sendiri dan orientasi
kelompok http:tutorialkuliah.blogspot.com200906teori-tindakan dan teori
sistem talcott.html. Maka, dapat dijelaskan bahwa dalam mengendalikan banjir memerlukan
aksi atau tindakan sosial dari tiap individu di dalam masyarakat di Sekitar Sungai Deli untuk menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai
agar banjir dapat dikendalikan dan adanya aksitindakan dalam memberikan bantuan sebagai solidaritas masyarakat pada masyarakat yang terkena banjir.
2.6. Teori Perubahan Sosial