49 Peningkatan dosis seharusnya meningkatkan respon sebanding dengan dosis
pemberian, tidak demikian pada penelitian ini, dimana pada kelompok pemberian dosis 250 mgkg bb menunjukkan penurunan yang lebih baik dari pada dosis 500
mgkg bb.Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa
kimia, karena boleh jadi komponen-komponen tersebut saling berinteraksi untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia
yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi yang menurunkan efek Pasaribu,et al., 2012.
4.4.2 Aktivitas Antidiabetes dengan Metode Aloksan
Mencit yang akan diinduksi aloksan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, kelompok kontrol negatif yang diberi suspensi Na-CMC 0,5,
kelompok kontrol positif yang diberi suspensi metformin dosis 65 mgkg bb, kelompok uji dibagi atas 3 kelompok dengan masing-masing dibagi atas 3 variasi
dosis perlakuan yaitu EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb dan 500 mgkg bb, serta satu kelompok tanpa perlakuan yang akan menjadi acuan kelompok
normal pada pemeriksaan SOD. Pemberian perlakuan dimulai setelah hewan uji positif diabetes hari ke-1, setiap hari diberi bahan uji dan dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah selama dua minggu yaitu pada hari ke 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15.
Hasil pengukuran KGD mencit rata-rata setelah puasa selama 18 jam,
sebelum mencit diinduksi ditunjukkan pada Tabel 4.5.
50
Tabel 4.5. Hasil Rata-rata KGD Mencit setelah puasa selama 18 jam sebelum diinduksi aloksan
No Mencit Normal
Rata-rata KGD puasa mgdL± SEM
1. Kontrol Na-CMC 0,5
101,4 ± 4,479 2.
EEKBN dosis 125 mgkg bb 129,00 ± 7,369
3. EEKBN dosis 250 mgkg bb
90,20 ± 5,953 4.
EEKBN dosis 500 mgkg bb 106,40 ± 8,430
5. Metformin dosis 0,65 mgkg bb
103,60 ± 15,613
Hasil tes homogenitas diperoleh nilai signifikan 0,546 pada α = 0,05
yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok kontrol, kelompok uji, dan kelompok pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa
hewan coba yang digunakan dalam kondisi fisiologis yang homogen sehingga dapat digunakan sebagai hewan uji.
Setelah diinduksi aloksan dosis 160 mgkg bb secara intraperitonial, pada hari ke-3 dicek KGD mencit. Peningkatan KGD
≥ 200 mgdL disebut hiperglikemia Tanquilut, et al., 2009. Hasil rata-rata dari peningkatan KGD
ditunjukkan pada Tabel 4.6
51
Tabel 4.6. Hasil rata-rata KGD mencit setelah diinduksi aloksan dosis 160 mgkg
bb
No Mencit Normal
Rata-rata KGD puasa mgdL± SEM
1. Kontrol Na-CMC 0,5
538,00 ± 18,641 2.
EEKBN dosis 125 mgkg bb 337,00 ±37,324
3. EEKBN dosis 250 mgKg bb
344,60 ± 38,039 4.
EEKBN dosis 500 mgkg bb 305,00 ± 38,161
5. Metformin dosis 0,65 mgkg bb
490.60 ± 64,454
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa pemberian aloksan dosis 160 mgkg
bb untuk semua hewan percobaan menghasilkan kadar glukosa darah ≥ 200
mgdL. Hal ini menunjukkan bahwa mencit yang digunakan untuk percobaan dalam keadaan hiperglikemia.
Meningkatnya KGD pada pemberian aloksan dapatdisebabkan oleh dua proses yaitu terbentuknya radikal bebas dan kerusakanpermeabilitas membran sel
sehingga terjadi kerusakan sel β pankreasyang berfungsi menghasilkan
insulin.Aksi toksik aloksan pada sel β diinisiasi oleh radikal bebas yangdibentuk
oleh reaksi redoks Watkins, et al., 2008. Aloksan dan produk reduksinya, asamdialurik, membentuk siklus redoks dengan formasi radikal
superoksida.Radikal ini mengalami dismutasi menjadi hidrogen peroksida.Adanya peningkatan ROS mengakibatkan konsetrasi kalsium sitosol meningkat, sehingga
berakibat terhadap kerusakan dari sel β pankreas Szkudelski, 2001. Karena rusaknya sel
β pankreas maka insulin tidak terbentuk sehingga KGDmeningkat. Kondisi ini menyerupai proses yang terjadi pada DM tipe 1.
52 Penurunan KGD mencit mulai terlihat pada hari 3. Hasil pengukuran
penurunan KGD hari ke-3 ditunjukkan pada Tabel 4.7 . Tabel 4.7 Persentase Penurunan KGD Rata-Rata Hari ke-3
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa seluruh kelompok pemberian
induksi aloksan mengalami penurunan KGD. Hasil penurunan yang didapat dari semua kelompok yang diberi EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500
mgkg bb belum berbeda nyata menurut statistik jika dibandingkan dengan kelompok Na-CMC dan metformin. Hal ini menyatakan bahwa kelompok hewan
coba yang diberi ekstrak maupun obat pembanding belum memberikan efek yang berbeda nyata dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan Na-CMC.
Pada hari ke-5 terjadi penurunan KGD dari kelompok yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb dan metformin
dosis 65 mgkg bb. Hasil pengukuran penurunan KGD hari ke-5 dapat dilihat pada
Tabel 4.8 Kelompok Uji
Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM
Hari ke-3 P
Kontrol Na-CMC 0,5 19,60 ± 9,750
- 0,478
EEKBN dosis 125 mgkg bb 15,40 ± 6,337
0,708 0,735
EEKBN dosis 250 mgkg bb 6,60 ± 9,479
0,253 0,656
EEKBN dosis 500 mgkg bb 23,60 ± 6,038
0,721 0,291
Metformin dosis 65 mgKg bb 11,60 ± 6,630
0,478 -
53
Tabel 4.8.Persentase penurunan KGD rata-rata hari ke-5
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Berdasarkan Tabel 4.8persentase penurunan rata-rata setiap kelompok
pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb, serta metformin dosis 65 mgkg bb mengalami peningkatan dibandingkan pada hari ke-
3. Pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb memiliki nilai signifikan 0,05 jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba
yang diberikan Na-CMC 0,5. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan KGD yang bermakna antara kelompok yang diberikan EEKBN dan
hanya diberikan Na-CMC. Sedangkan jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberikan metformin tidak terdapat perbedaan yang nyata. Hal ini
menyatakan bahwa pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb mulaimemberikan efek penurunan KGD mencit sama seperti
metformin. Pada hari ke-7 terjadi peningkatan penurunan KGD mencit bila
dibandingkan dengan hari ke-5 pada kelompok pemberian EEKBN dosis 125
Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan
mgdL ± SEM Hari ke-5
P
Kontrol Na-CMC 0,5 1,40 ± 7,737
- 0,003
EEKBN dosis 125 mgkg bb 22,40 ± 5,474
0,027 0,320
EEKBN dosis 250 mgkg bb 23,00 ± 4,858
0,024 0,352
EEKBN dosis 500 mgkg bb 32,00 ± 6,380
0,002 0,946
Metformin dosis 65 mgkg bb 31,40 ± 6,353
0,003 -
54 mgkg bb, 250 mgkg bb, 500 mgkg bb dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hasil
penurunan KGD dapat dilihatpada Tabel 4.9. Tabel 4.9.Persentasepenurunan KGD rata-rata hari ke-7
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada hari ke-7 terjadi penurunan KGD
pada kelompok yang diberikanNa-CMC, tapi penurunan yang terjadi hanya sedikit yaitu 5,60. Sedangkan untuk kelompok hewan percobaan yang diberikan
EEKBN dosis 250 mgkg bb terjadi penurunan sebesar 39,60 lebih kecil dibandingkan penurunan KGD pada kelompok hewan coba metformin yaitu
41,40. Sedangkan untuk kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bb terjadi penurunan yang relatif sama. Berdasarkan
nilai signifikannya,terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok pemberian Na- CMC 0,5 dengan kelompok hewan coba yang diberi EEKBN dosis 125 mgkg
bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb serta metformin dosis 65 mgkg bb. Apabila dibandingkan dengan kelompok metformin dosis 65 mgkg bb, kelompok hewan
Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan
mgdL ± SEM Hari ke-7
P
Kontrol Na-CMC 0,5 5,60 ± 6,638
- 0,002
EEKBN dosis 125 mgkg bb 36,60 ± 8,250
0,007 0,643
EEKBN dosis 250 mgkg bb 39,60 ± 7,201
0,003 0,862
EEKBN dosis 500 mgkg bb 36,80 ± 6,553
0,006 0,657
Metformin dosis 65 mgkg bb 41,40 ± 7,332
0,002 -
55 coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg
bb tidak terdapat perbedaan yang nyata. Pada hari ke-9 juga terjadi peningkatan penurunan KGD pada seluruh
kelompok perlakuan jika dibandingkan pada hari ke-7.Data persentase penurunan
KGD mencit perlakuan hari ke-9 dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Persentasepenurunan KGD rata-rata hari ke-9
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Berdasarkan Tabel 4.10 kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN
dosis 250 mgkg bb, 500 mgkg bb, dan Metformin dosis 65 mgkg bbmempunyai nilai signifikan 0,05 jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang
diberikan Na-CMC. Hal ini menyatakan bahwa persen penurunan KGD pada kelompok perlakuan yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb, 500 mgkg bb
dan Metformin dosis 65 mgkg bbberbeda nyata jika dibandingkan dengan kelompok Na-CMC. Sedangkan untuk kelompok EEKBN dosis 125 mgkg bb
tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC saja. Kelompok hewan coba yang diberikanNa-CMC mengalami
Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan
mgdL ± SEM Hari ke-9
P
Kontrol Na-CMC 0,5 20,00 ± 10,502
- 0,005
EEKBN dosis 125 mgkg bb 40,00 ± 7,977
0,068 0,225
EEKBN dosis 250 mgkg bb 46,40 ± 5,988
0,019 0,532
EEKBN dosis 500 mgkg bb 41,60 ± 5,501
0,050 0,285
Metformin dosis 65 mgkg bb 53,00 ± 5,630
0,005 -
56 penurunan KGD dapat disebabkan oleh fisiologis dari masing-masing hewan
coba. Tetapi kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb jika dibandingkan dengan kelompok metformin
memiliki nilai siginifikan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250
mgkg bb dan 500 mgkg bbdan kelompok metformin dosis 65 mgkg bb. Pada hari ke-11 terjadi peningkatan persentase penurunan KGD pada
semua kelompok perlakuan. Data persentase penurunan KGD hari ke-11 dapat
dilihat pada Tabel 4.11 Tabel 4.11. Persentase penurunan KGD rata-rata pada hari ke-11
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Bedasarkan Tabel 4.11persentase penurunan KGD berturut-turut dari
besar ke kecil terdapat pada kelompok percobaan yang diberikan metformin dosis 65 mgkg bb, EEKBN dosis 250 mgkg bb, EEKBN dosis 500 mgkg bbdan
EEKBN dosis 125 mgkg bbserta Na-CMC 0,5. Jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang hanya diberikan Na-CMC terdapat perbedaan yang
Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan
mgdL ± SEM Hari ke-11
P
Kontrol Na-CMC 0,5 27,40 ± 11,413
- 0,005
EEKBN dosis 125 mgkg bb 43,40 ± 8,177
0,151 0,112
EEKBN dosis 250 mgkg bb 52,60 ± 7,061
0,029 0,431
EEKBN dosis 500 mgkg bb 46,20 ± 4,398
0,094 0,176
Metformin dosis 65 mgKg bb 61,20 ± 4,488
0,005 -
57 signifikan dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg
bb dan metformin dosis 65 mgkg bb. Sedangkan pada kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bbtidak
berbeda nyata. Tapi jika dilihat pada KGD dari masing-masing kelompok, penurunan pada kelompok Na-CMCini masih berada dalam KGD diabetes 200
mgdL. Sedangkan kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bb cenderung menuju ke KGD normal. Berdasarkan
Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara
kelompok pemberian metformin dengan kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb.
Padahari ke-13 kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC mengalami kenaikan KGD sedangkan kelompok hewan coba yang diberikan
EEKBN dosis dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb dan metformin dosis 65 mgkg bb mengalami peningkatan penurunan KGD.
Peningkatan penurunan KGD yang paling besar dialami oleh kelompok Metformin dosis 65 mgkg bb, selanjutnya EEKBN dosis 250 mgkg bb, EEKBN
dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bb. Data persentase penurunan
KGD hari ke-13 dapat dilihat pada Tabel 4.12.
58
Tabel 4.12. Persentase penurunan KGD rata-rata pada hari ke-13
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Berdasarkan Tabel 4.12 terdapat perbedaan yang nyata persentase
penurunan KGD antara kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC dan kelompok hewan coba yang diberikan dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, 500
mgkg bb, dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,05. Apabila dibandingkan antara kelompok hewan coba yang
diberikan metformin dosis 65 mgkg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb tidak berbeda nyata, hal ini menyatakan
bahwa kerja EEKBN dosis 250 mgkg bb kemungkinan sama dengan metformin. Tapi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pemberian EEKBN
dosis 125 mg kg bb dan 500 mgkg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan metformin.
Pada hari ke-15 terjadi peningkatan persentase penurunan KGD. Persentase penurunan KGD yang berturut-turut dari besar ke kecil adalah
metformin dosis 65 mgkg bb, EEKBN dosis 250 mgkg bb, EEKBN dosis 125
Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan
mgdL ± SEM Hari ke- 13
P
Kontrol Na-CMC 0,5 -5,60 ± 6,547
- 0,000
EEKBN dosis 125 mgkg bb 50,20 ± 6,176
0,000 0,024
EEKBN dosis 250 mgkg bb 59,60 ± 5,767
0,000 0,233
EEKBN dosis 500 mgkg bb 51,40 ± 3,696
0,000 0,034
Metformin dosis 65 mgkg bb 69,20 ± 4,934
0,000 -
59 mgkg bb, dan EEKBN dosis 500 mgkg bb. Data persentase penurunan KGD
pada hari ke-15 dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Persentasepenurunan KGD rata-rata hari ke-15
Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin
= berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC
Berdasarkan Tabel 4.13 terdapat perbedaan yang nyata persentase
penurunan KGD antara kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC dan kelompok hewan coba yang diberikan dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, 500
mgkg bb, dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,05. Apabila dibandingkan antara kelompok hewan coba yang
diberikan metformin dosis 65 mgkg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb dan 500 mgkg bb berbeda nyata, hal ini
menyatakan bahwa EEKBN dosis 125 mgkg bb dan 500mgkg bbdapat menurunkan kadar KGD pada mencit yang diinjeksi aloksan tapi tidak sebaik
pemberian metformin dosis 65 mgkg bb. Tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok pemberian EEKBN dosis 250 mg kg bb dengan kelompok
hewan coba yang diberikan metformin. Hal ini menyatakan bahwa kerja EEKBN
Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan
mgdL± SEM Hari ke-15
P
Kontrol Na-CMC 0,5 4,80 ± 8,133
- 0,000
EEKBN dosis 125 mgkg bb 62,20 ± 2,518
0,000 0,010
EEKBN dosis 250 mgkg bb 68,60 ± 3,696
0,000 0,079
EEKBN dosis 500 mgkg bb 57,80 ± 3,200
0,000 0,002
Metformin dosis 65 mgkg bb 80,60 ± 2,943
0,000 -
60 dosis 250 mgkg bb dalam menurunkan KGD mencit yang diinjeksi aloksan
efektifitasnya menyerupai metformin dosis 65 mgkg bb. Jika dilihat dari nilai persentase penurunan KGD kelompok hewan coba yang diberikanmetformin dosis
65 mgkg bb tetap memiliki nilai penurunan KGD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb telah dapat menurunkan KGD
mencit yang diinduksi aloksan. Pemberian EEKBN dosis 250 mgkg bb menghasilkan efek penurunan KGD mencit yang tidak berbeda nyata dengan
pemberian metformin dosis 65 mgkg bb, hal ini dapat disebabkan senyawa seperti flavonoid yang terdapat didalam ekstrak etanol kulit buah nanas diduga
berperan secara signifikan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan mampu meregenerasi sel-
sel β pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Selain itu flavonoid juga dapat memperbaiki sensitivitas reseptor insulin,
menghalangi penyerapan insulin, dan meregulasi aktifitas enzim dalam jalur metabolisme karbohidrat Brahmachari, 2011.
Hal ini juga didukung dengan penelitian Sousa dan Correia 2012 yang menyatakan limbah dari nanas termasuk kulitnya terbukti dapat menghambat
enzim α amylase, yaitu salah satu enzim yang digunakan untuk menghidrolisis karbohidrat, sehingga berpotensi menurunkan hiperglikemia postprandial.
Biasanya peningkatan dosis seharusnya akan meningkatkan respon yang sebanding dengan peningkatan dosis, namun tidak terjadi dalam penelitian ini,
sama halnya dengan uji pendahuluan menggunakan metode OGTT, pada metode aloksan, EEKBN dosis 250 mgkg bb memberikan efek penurunan yang lebih
61 baik dari pada dosis 500 mgkg bb. Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam,
karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa kimia, boleh jadi komponen-komponen tersebut
saling berinteraksi untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi
yang menyebabkan penurunan efek Pasaribu,et al., 2012.Data kadar glukosa
darah dari hewan coba selama perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik KGD rata-rata mencit setelah perlakuan induksi aloksan n=
30; Mean± SEM
4.5 Pemeriksaan Histopatologi Pankreas Mencit