Aktivitas Antidiabetes dengan Metode Aloksan

49 Peningkatan dosis seharusnya meningkatkan respon sebanding dengan dosis pemberian, tidak demikian pada penelitian ini, dimana pada kelompok pemberian dosis 250 mgkg bb menunjukkan penurunan yang lebih baik dari pada dosis 500 mgkg bb.Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa kimia, karena boleh jadi komponen-komponen tersebut saling berinteraksi untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi yang menurunkan efek Pasaribu,et al., 2012.

4.4.2 Aktivitas Antidiabetes dengan Metode Aloksan

Mencit yang akan diinduksi aloksan dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, kelompok kontrol negatif yang diberi suspensi Na-CMC 0,5, kelompok kontrol positif yang diberi suspensi metformin dosis 65 mgkg bb, kelompok uji dibagi atas 3 kelompok dengan masing-masing dibagi atas 3 variasi dosis perlakuan yaitu EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb dan 500 mgkg bb, serta satu kelompok tanpa perlakuan yang akan menjadi acuan kelompok normal pada pemeriksaan SOD. Pemberian perlakuan dimulai setelah hewan uji positif diabetes hari ke-1, setiap hari diberi bahan uji dan dilakukan pengukuran kadar glukosa darah selama dua minggu yaitu pada hari ke 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15. Hasil pengukuran KGD mencit rata-rata setelah puasa selama 18 jam, sebelum mencit diinduksi ditunjukkan pada Tabel 4.5. 50 Tabel 4.5. Hasil Rata-rata KGD Mencit setelah puasa selama 18 jam sebelum diinduksi aloksan No Mencit Normal Rata-rata KGD puasa mgdL± SEM 1. Kontrol Na-CMC 0,5 101,4 ± 4,479 2. EEKBN dosis 125 mgkg bb 129,00 ± 7,369 3. EEKBN dosis 250 mgkg bb 90,20 ± 5,953 4. EEKBN dosis 500 mgkg bb 106,40 ± 8,430 5. Metformin dosis 0,65 mgkg bb 103,60 ± 15,613 Hasil tes homogenitas diperoleh nilai signifikan 0,546 pada α = 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok kontrol, kelompok uji, dan kelompok pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa hewan coba yang digunakan dalam kondisi fisiologis yang homogen sehingga dapat digunakan sebagai hewan uji. Setelah diinduksi aloksan dosis 160 mgkg bb secara intraperitonial, pada hari ke-3 dicek KGD mencit. Peningkatan KGD ≥ 200 mgdL disebut hiperglikemia Tanquilut, et al., 2009. Hasil rata-rata dari peningkatan KGD ditunjukkan pada Tabel 4.6 51 Tabel 4.6. Hasil rata-rata KGD mencit setelah diinduksi aloksan dosis 160 mgkg bb No Mencit Normal Rata-rata KGD puasa mgdL± SEM 1. Kontrol Na-CMC 0,5 538,00 ± 18,641 2. EEKBN dosis 125 mgkg bb 337,00 ±37,324 3. EEKBN dosis 250 mgKg bb 344,60 ± 38,039 4. EEKBN dosis 500 mgkg bb 305,00 ± 38,161 5. Metformin dosis 0,65 mgkg bb 490.60 ± 64,454 Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa pemberian aloksan dosis 160 mgkg bb untuk semua hewan percobaan menghasilkan kadar glukosa darah ≥ 200 mgdL. Hal ini menunjukkan bahwa mencit yang digunakan untuk percobaan dalam keadaan hiperglikemia. Meningkatnya KGD pada pemberian aloksan dapatdisebabkan oleh dua proses yaitu terbentuknya radikal bebas dan kerusakanpermeabilitas membran sel sehingga terjadi kerusakan sel β pankreasyang berfungsi menghasilkan insulin.Aksi toksik aloksan pada sel β diinisiasi oleh radikal bebas yangdibentuk oleh reaksi redoks Watkins, et al., 2008. Aloksan dan produk reduksinya, asamdialurik, membentuk siklus redoks dengan formasi radikal superoksida.Radikal ini mengalami dismutasi menjadi hidrogen peroksida.Adanya peningkatan ROS mengakibatkan konsetrasi kalsium sitosol meningkat, sehingga berakibat terhadap kerusakan dari sel β pankreas Szkudelski, 2001. Karena rusaknya sel β pankreas maka insulin tidak terbentuk sehingga KGDmeningkat. Kondisi ini menyerupai proses yang terjadi pada DM tipe 1. 52 Penurunan KGD mencit mulai terlihat pada hari 3. Hasil pengukuran penurunan KGD hari ke-3 ditunjukkan pada Tabel 4.7 . Tabel 4.7 Persentase Penurunan KGD Rata-Rata Hari ke-3 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa seluruh kelompok pemberian induksi aloksan mengalami penurunan KGD. Hasil penurunan yang didapat dari semua kelompok yang diberi EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb belum berbeda nyata menurut statistik jika dibandingkan dengan kelompok Na-CMC dan metformin. Hal ini menyatakan bahwa kelompok hewan coba yang diberi ekstrak maupun obat pembanding belum memberikan efek yang berbeda nyata dengan kelompok kontrol yang hanya diberikan Na-CMC. Pada hari ke-5 terjadi penurunan KGD dari kelompok yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hasil pengukuran penurunan KGD hari ke-5 dapat dilihat pada Tabel 4.8 Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Hari ke-3 P Kontrol Na-CMC 0,5 19,60 ± 9,750 - 0,478 EEKBN dosis 125 mgkg bb 15,40 ± 6,337 0,708 0,735 EEKBN dosis 250 mgkg bb 6,60 ± 9,479 0,253 0,656 EEKBN dosis 500 mgkg bb 23,60 ± 6,038 0,721 0,291 Metformin dosis 65 mgKg bb 11,60 ± 6,630 0,478 - 53 Tabel 4.8.Persentase penurunan KGD rata-rata hari ke-5 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Berdasarkan Tabel 4.8persentase penurunan rata-rata setiap kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb, serta metformin dosis 65 mgkg bb mengalami peningkatan dibandingkan pada hari ke- 3. Pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb memiliki nilai signifikan 0,05 jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC 0,5. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan penurunan KGD yang bermakna antara kelompok yang diberikan EEKBN dan hanya diberikan Na-CMC. Sedangkan jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberikan metformin tidak terdapat perbedaan yang nyata. Hal ini menyatakan bahwa pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb mulaimemberikan efek penurunan KGD mencit sama seperti metformin. Pada hari ke-7 terjadi peningkatan penurunan KGD mencit bila dibandingkan dengan hari ke-5 pada kelompok pemberian EEKBN dosis 125 Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Hari ke-5 P Kontrol Na-CMC 0,5 1,40 ± 7,737 - 0,003 EEKBN dosis 125 mgkg bb 22,40 ± 5,474 0,027 0,320 EEKBN dosis 250 mgkg bb 23,00 ± 4,858 0,024 0,352 EEKBN dosis 500 mgkg bb 32,00 ± 6,380 0,002 0,946 Metformin dosis 65 mgkg bb 31,40 ± 6,353 0,003 - 54 mgkg bb, 250 mgkg bb, 500 mgkg bb dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hasil penurunan KGD dapat dilihatpada Tabel 4.9. Tabel 4.9.Persentasepenurunan KGD rata-rata hari ke-7 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada hari ke-7 terjadi penurunan KGD pada kelompok yang diberikanNa-CMC, tapi penurunan yang terjadi hanya sedikit yaitu 5,60. Sedangkan untuk kelompok hewan percobaan yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb terjadi penurunan sebesar 39,60 lebih kecil dibandingkan penurunan KGD pada kelompok hewan coba metformin yaitu 41,40. Sedangkan untuk kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bb terjadi penurunan yang relatif sama. Berdasarkan nilai signifikannya,terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok pemberian Na- CMC 0,5 dengan kelompok hewan coba yang diberi EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb serta metformin dosis 65 mgkg bb. Apabila dibandingkan dengan kelompok metformin dosis 65 mgkg bb, kelompok hewan Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Hari ke-7 P Kontrol Na-CMC 0,5 5,60 ± 6,638 - 0,002 EEKBN dosis 125 mgkg bb 36,60 ± 8,250 0,007 0,643 EEKBN dosis 250 mgkg bb 39,60 ± 7,201 0,003 0,862 EEKBN dosis 500 mgkg bb 36,80 ± 6,553 0,006 0,657 Metformin dosis 65 mgkg bb 41,40 ± 7,332 0,002 - 55 coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb tidak terdapat perbedaan yang nyata. Pada hari ke-9 juga terjadi peningkatan penurunan KGD pada seluruh kelompok perlakuan jika dibandingkan pada hari ke-7.Data persentase penurunan KGD mencit perlakuan hari ke-9 dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Persentasepenurunan KGD rata-rata hari ke-9 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Berdasarkan Tabel 4.10 kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb, 500 mgkg bb, dan Metformin dosis 65 mgkg bbmempunyai nilai signifikan 0,05 jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC. Hal ini menyatakan bahwa persen penurunan KGD pada kelompok perlakuan yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb, 500 mgkg bb dan Metformin dosis 65 mgkg bbberbeda nyata jika dibandingkan dengan kelompok Na-CMC. Sedangkan untuk kelompok EEKBN dosis 125 mgkg bb tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC saja. Kelompok hewan coba yang diberikanNa-CMC mengalami Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Hari ke-9 P Kontrol Na-CMC 0,5 20,00 ± 10,502 - 0,005 EEKBN dosis 125 mgkg bb 40,00 ± 7,977 0,068 0,225 EEKBN dosis 250 mgkg bb 46,40 ± 5,988 0,019 0,532 EEKBN dosis 500 mgkg bb 41,60 ± 5,501 0,050 0,285 Metformin dosis 65 mgkg bb 53,00 ± 5,630 0,005 - 56 penurunan KGD dapat disebabkan oleh fisiologis dari masing-masing hewan coba. Tetapi kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb jika dibandingkan dengan kelompok metformin memiliki nilai siginifikan 0,05. Hal ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb dan 500 mgkg bbdan kelompok metformin dosis 65 mgkg bb. Pada hari ke-11 terjadi peningkatan persentase penurunan KGD pada semua kelompok perlakuan. Data persentase penurunan KGD hari ke-11 dapat dilihat pada Tabel 4.11 Tabel 4.11. Persentase penurunan KGD rata-rata pada hari ke-11 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Bedasarkan Tabel 4.11persentase penurunan KGD berturut-turut dari besar ke kecil terdapat pada kelompok percobaan yang diberikan metformin dosis 65 mgkg bb, EEKBN dosis 250 mgkg bb, EEKBN dosis 500 mgkg bbdan EEKBN dosis 125 mgkg bbserta Na-CMC 0,5. Jika dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang hanya diberikan Na-CMC terdapat perbedaan yang Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Hari ke-11 P Kontrol Na-CMC 0,5 27,40 ± 11,413 - 0,005 EEKBN dosis 125 mgkg bb 43,40 ± 8,177 0,151 0,112 EEKBN dosis 250 mgkg bb 52,60 ± 7,061 0,029 0,431 EEKBN dosis 500 mgkg bb 46,20 ± 4,398 0,094 0,176 Metformin dosis 65 mgKg bb 61,20 ± 4,488 0,005 - 57 signifikan dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb dan metformin dosis 65 mgkg bb. Sedangkan pada kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bbtidak berbeda nyata. Tapi jika dilihat pada KGD dari masing-masing kelompok, penurunan pada kelompok Na-CMCini masih berada dalam KGD diabetes 200 mgdL. Sedangkan kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bb cenderung menuju ke KGD normal. Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok pemberian metformin dengan kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb. Padahari ke-13 kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC mengalami kenaikan KGD sedangkan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb dan metformin dosis 65 mgkg bb mengalami peningkatan penurunan KGD. Peningkatan penurunan KGD yang paling besar dialami oleh kelompok Metformin dosis 65 mgkg bb, selanjutnya EEKBN dosis 250 mgkg bb, EEKBN dosis 125 mgkg bb dan EEKBN dosis 500 mgkg bb. Data persentase penurunan KGD hari ke-13 dapat dilihat pada Tabel 4.12. 58 Tabel 4.12. Persentase penurunan KGD rata-rata pada hari ke-13 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Berdasarkan Tabel 4.12 terdapat perbedaan yang nyata persentase penurunan KGD antara kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC dan kelompok hewan coba yang diberikan dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, 500 mgkg bb, dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,05. Apabila dibandingkan antara kelompok hewan coba yang diberikan metformin dosis 65 mgkg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb tidak berbeda nyata, hal ini menyatakan bahwa kerja EEKBN dosis 250 mgkg bb kemungkinan sama dengan metformin. Tapi terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok pemberian EEKBN dosis 125 mg kg bb dan 500 mgkg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan metformin. Pada hari ke-15 terjadi peningkatan persentase penurunan KGD. Persentase penurunan KGD yang berturut-turut dari besar ke kecil adalah metformin dosis 65 mgkg bb, EEKBN dosis 250 mgkg bb, EEKBN dosis 125 Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL ± SEM Hari ke- 13 P Kontrol Na-CMC 0,5 -5,60 ± 6,547 - 0,000 EEKBN dosis 125 mgkg bb 50,20 ± 6,176 0,000 0,024 EEKBN dosis 250 mgkg bb 59,60 ± 5,767 0,000 0,233 EEKBN dosis 500 mgkg bb 51,40 ± 3,696 0,000 0,034 Metformin dosis 65 mgkg bb 69,20 ± 4,934 0,000 - 59 mgkg bb, dan EEKBN dosis 500 mgkg bb. Data persentase penurunan KGD pada hari ke-15 dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Persentasepenurunan KGD rata-rata hari ke-15 Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding metformin = berbeda signifikan dengan kelompok kontrol Na-CMC Berdasarkan Tabel 4.13 terdapat perbedaan yang nyata persentase penurunan KGD antara kelompok hewan coba yang diberikan Na-CMC dan kelompok hewan coba yang diberikan dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, 500 mgkg bb, dan metformin dosis 65 mgkg bb. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,05. Apabila dibandingkan antara kelompok hewan coba yang diberikan metformin dosis 65 mgkg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 125 mgkg bb dan 500 mgkg bb berbeda nyata, hal ini menyatakan bahwa EEKBN dosis 125 mgkg bb dan 500mgkg bbdapat menurunkan kadar KGD pada mencit yang diinjeksi aloksan tapi tidak sebaik pemberian metformin dosis 65 mgkg bb. Tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok pemberian EEKBN dosis 250 mg kg bb dengan kelompok hewan coba yang diberikan metformin. Hal ini menyatakan bahwa kerja EEKBN Kelompok Uji Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL± SEM Hari ke-15 P Kontrol Na-CMC 0,5 4,80 ± 8,133 - 0,000 EEKBN dosis 125 mgkg bb 62,20 ± 2,518 0,000 0,010 EEKBN dosis 250 mgkg bb 68,60 ± 3,696 0,000 0,079 EEKBN dosis 500 mgkg bb 57,80 ± 3,200 0,000 0,002 Metformin dosis 65 mgkg bb 80,60 ± 2,943 0,000 - 60 dosis 250 mgkg bb dalam menurunkan KGD mencit yang diinjeksi aloksan efektifitasnya menyerupai metformin dosis 65 mgkg bb. Jika dilihat dari nilai persentase penurunan KGD kelompok hewan coba yang diberikanmetformin dosis 65 mgkg bb tetap memiliki nilai penurunan KGD yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok hewan coba yang diberikan EEKBN dosis 250 mgkg bb. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian EEKBN dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb, dan 500 mgkg bb telah dapat menurunkan KGD mencit yang diinduksi aloksan. Pemberian EEKBN dosis 250 mgkg bb menghasilkan efek penurunan KGD mencit yang tidak berbeda nyata dengan pemberian metformin dosis 65 mgkg bb, hal ini dapat disebabkan senyawa seperti flavonoid yang terdapat didalam ekstrak etanol kulit buah nanas diduga berperan secara signifikan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan mampu meregenerasi sel- sel β pankreas yang rusak sehingga defisiensi insulin dapat diatasi. Selain itu flavonoid juga dapat memperbaiki sensitivitas reseptor insulin, menghalangi penyerapan insulin, dan meregulasi aktifitas enzim dalam jalur metabolisme karbohidrat Brahmachari, 2011. Hal ini juga didukung dengan penelitian Sousa dan Correia 2012 yang menyatakan limbah dari nanas termasuk kulitnya terbukti dapat menghambat enzim α amylase, yaitu salah satu enzim yang digunakan untuk menghidrolisis karbohidrat, sehingga berpotensi menurunkan hiperglikemia postprandial. Biasanya peningkatan dosis seharusnya akan meningkatkan respon yang sebanding dengan peningkatan dosis, namun tidak terjadi dalam penelitian ini, sama halnya dengan uji pendahuluan menggunakan metode OGTT, pada metode aloksan, EEKBN dosis 250 mgkg bb memberikan efek penurunan yang lebih 61 baik dari pada dosis 500 mgkg bb. Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa kimia, boleh jadi komponen-komponen tersebut saling berinteraksi untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi yang menyebabkan penurunan efek Pasaribu,et al., 2012.Data kadar glukosa darah dari hewan coba selama perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik KGD rata-rata mencit setelah perlakuan induksi aloksan n= 30; Mean± SEM

4.5 Pemeriksaan Histopatologi Pankreas Mencit

Dokumen yang terkait

Kandungan Fenol Total Ekstrak Etanol Daun Kluwih (Artocarpus Camansi Blanco) Dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Sod (Superoksida Dismutase)Pada Mencit

0 68 129

Efek Antiagregasi Platelet Ekstrak Etanol Buah Nanas (Ananas comusus Merr) Pada Mencit Putih Jantan

21 114 92

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh ekstrak cincau hijau cyclea barbata l. miers terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase dan katalase pada mencit c3h bertumor kelenjar susu

0 3 5

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 0 15

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 0 2

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

1 1 6

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 2 17

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 1 6

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 0 39