30 telah ditara dan dipanaskan pada suhu 105ºC sampai bobot tetap. Kadar sari yang
larut dalam etanol dihitung dalam persen Depkes RI, 1995. f.
Penetapan Kadar Abu Total Sebanyak 2 gram serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama
dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, kemudian didinginkan
dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung dalam persen Depkes RI, 1995.
g. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam
Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2N selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu kemudian dicuci dengan air panas dalam kurs porselen. Residu dan kertas saring dipijarkan sampai bobot
tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang dikeringkan di udara Depkes RI, 1995.
3.4.2 Skrining Fitokimia
Skirining fitokimia meliputi pemeriksaan senyawa golongan alkaloida, glikosida, flavonoid, steroidtriterpenoid, saponin dan tanin.
3.4.2.1 Pemeriksaan Flavonoid
Sebanyak 10 gram simplisia ditambahkan dengan 100 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas, diambil 5 ml filtrat
dan dimasukkan dalam tabung reaksi, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok
31 dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah, kuning atau
jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.
3.4.2.2 Pemeriksaan Alkaloid
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit,
didinginkan dan disaring, filtrat dipakai untuk uji alkaloida. Diambil 3 tabung reaksi, lalu ke dalam masing-masing tabung reaksi dimasukkan 0,5 ml filtrat.
Pada tabung I :ditambahkan 2 tetes pereaksi Mayer, akan terbentuk endapan
menggumpal berwarna putih atau kuning. Pada tabung II
:ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan berwarna coklat atau jingga kecoklatan.
Pada tabung III : ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai kehitaman.
Alkaloid dikatakan positif jika terjadi endapan atau kekeruhan pada dua atau tiga dari percobaan di atas Depkes RI, 1995.
3.4.2.3 Pemeriksaan Saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan, kemudian dikocok kuat-
kuat selama 10 detik. Saponin positif jika terbentuk busa yang stabil tidak kurang dari 10 menit setinggi 1 sampai 10 cm dan dengan penambahan 1 tetes asam
klorida 2N buih tidak hilang Depkes RI, 1995.
3.4.2.4 Pemeriksaan Tanin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditimbang, disari dengan 10 ml air suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan
32 diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1.
Jika terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin Farnsworth, 1966.
3.4.2.5 Pemeriksaan Glikosida