Identifikasi Mikroskopik Karakteristik Simplisia

43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tanaman

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel merupakan nanas dan termasuk dalam suku BromeliaceaeLampiran 1, halaman 74. 4.2Karakteristik Simplisia 4.2.1 Identifikasi Makroskopis Karakteristik simplisia berupakulit buah bewarna coklat, tekstur agak keras dan tidak rata, terdapat banyak duri kecil pada permukaannya, terdapat lubang-lubang kecil menyerupai mata, berbau khas, berasa sepat, tebalnya 1,5–2 mm, dengan lebar 2 cm.

4.2.2 Identifikasi Mikroskopik

Secara mikroskopikterlihat adanyajaringan parenkim,hablur kalsium oksalat bentuk jarum, sel batu, dan berkas pembuluh xylem.Hasil mikroskopik kulit buah nanas dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.

4.2.3 Karakteristik Simplisia

Hasil pemeriksaan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total dan kadar abu yang tidak larut asam dapat dilihat pada Tabel 4.1 44 Tabel 4.1 Hasil karakteristik simplisia kulit buah nanas No. Pemeriksaan Hasil Simplisia Ekstrak 1. Kadar Air 5,99 3,33 2. Kadar sari larut air 33,67 - 3. Kadar sari larut etanol 30,62 - 4. Kadar abu total 3,77 4,00 5. Kadar abu tidak larut asam 0,97 0,13 Berdasarkan hasil pemeriksaan, simplisia kulit buah nanas mempunyai kadar air sebesar 5,99 sedangkan ekstraknya memiliki kadar air sebesar 3,33. Hasil ini memenuhi persyaratan umum yaitu di bawah 10.Semakin kecil kadar air simplisia dan ekstrak, kemungkinan terjadinya pertumbuhan jamur yang terdapat dalam sampel tersebut semakin kecil.Kadar sari larut air simplisia sebesar 33,67 dan yang larut dalam etanol 30,62. Penentuan kadar sari sangat berguna untuk memberikan gambaran mengenai banyaknya bahan yang terlarut dari simplisia. Penetapan kadar sari larut dalam air untuk mengetahui kadar senyawa yang bersifat polar dalam simplisia Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol untuk mengetahui senyawa yang bersifat polar dan non polar dalam simplisia.Sedangkan kadar abu total simplisia yang didapat sebesar 3,77dan kadar abu total ekstrak sebesar 4,00dan kadar abu tidak larut asam simplisia sebesar 0,97, sedangkan untuk kadar abu tidak larut asam ekstrak 0,13. Penetapan kadar abu bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral internal yang terdapat di dalam simplisia yang diteliti serta senyawa anorganik yang tersisa selama pembakaran. Abu yang tersisa setelah pembakaran berupa abu fisiologis yang berasal dari jaringan tanaman itu sendiri dan abu non fisiologis yang merupakan residu dari luar seperti pasir dan tanah yang menempel pada 45 sampel. Penetapan kadar abu dalam asam dimaksudkan untuk mengetahui jumlah silikat khususnya pasir yang terdapat pada simplisia dengan cara melarutkan abu total menggunakan asam klorida WHO, 1998. Semakin rendah kadar abu maka mutu simplisia semakin tinggi.Penyarian 400 gram simplisia kulit buah nanas menggunakan etanol 96 menghasilkan 68,165 gram ekstrak Rendemen 17,04. 4.3Skrining Fitokimia Hasil skrining fitokimia terhadap simplisia dan ekstrak kulit buah nanas dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak kulit buah nanas No. Pemeriksaan Simplisia Ekstrak 1. Flavonoid + + 2. Alkaloid - - 3. Saponin + + 4. Tanin + + 5. Glikosida + + 6. Steroidtriterpenoid + + 7. Glikosida Antrakuinon - - Keterangan : + : mengandung golongan senyawa - : tidak mengandung golongan senyawa Pada Tabel 4.2di atas menyatakan bahwa serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit buah nanas mengandung golongan senyawa kimia yaitu flavonoid, saponin, tanin, glikosida, dan steroidtriterpenoid. Kulit buah nanas memiliki potensi sebagai antidiabetes, yaitu dengan adanya senyawa-senyawa seperti flavonoid yang diduga berperan secara signifikan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan mampu meregenerasi sel- sel β pankreas yang rusak sehingga 46 defisiensi insulin dapat diatasi. Selain itu flavonoid juga dapat memperbaiki sensitifitas reseptor insulin, menghalangi penyerapan insulin, dan meregulasi aktifitas enzim dalam jalur metabolisme karbohidrat Brahmachari, 2011. 4.4 Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas 4.4.1 Uji Pendahuluan dengan Metode Uji Toleransi Glukosa Berdasarkan hasil orientasi dosis menggunakan metode uji toleransi glukosa dengan pemberian ekstrak etanol kulit buah nanas EEKBN per oral dosis 62,5 mgkg bb; 125 mgkg bb; 250 mgkg bb; 500 mgkg bb; 1000mgkg bb, penurunan kadar glukosa darah sudah terlihat pada semua dosis. Pada dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb dan 500 mgkg bb menunjukkan penurunan kadar glukosa yang lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil orientasi yang telah dilakukan maka ditetapkan dosis untuk penelitian selanjutnya digunakan dosis 125 mgkg bb, 250 mgkg bb dan 500 mgkg bb. Sebelum percobaan mencit dipuasakan selama 18 jam, tetapi air minum tetap diberikan, lalu diukur KGD puasa mencit pada saat pengerjaan sebagai KGD awal. Berdasarkan hasil pengukuran KGD puasa rata-rata setiap kelompok mencit dari hasil analisis statistik ANOVA sebelum perlakuan menit 0 diperoleh nilai signifikan 0,113 pada α = 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok kontrol, kelompok uji, dan kelompok pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa hewan coba yang digunakan dalam kondisi fisiologis yang homogen sehingga dapat digunakan sebagai hewan uji. Hewan uji kemudian dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: kelompok kontrol Na-CMC 0,5 dosis 1 bb; 47 suspensi EEKBN dosis 125 mgkg bb; suspensi EEKBN dosis 250 mgkg bb; suspensi EEKBN dosis 500 mgkg bb; dan suspensi glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb. Selang 30 menit di berikan larutan glukosa 50 dosis 3gkg bb, kemudian dilakukan pengukuran KGD pada menit 30, 60, 90, dan 120 setelah loading glukosa. Pada penelitian dengan metode OGTT ini digunakan glibenklamid sebagai obat pembanding karena pada metode OGTT sel β pankreas belum mengalami kerusakan, sehingga masih dapat mensekresikan insulin. Glibenklamid bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor sulfonilurea yang spesifik di sel β pankreas, sehingga menstimulasi sel β pankreas untuk menghasilkan insulin Triplitt, et al., 2008. Hasil pengukuran KGD rata-rata mencit dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan penurunan rata-rata KGD mencit dengan metode uji toleransi glukosa untuk setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.3 Pengukuran KGD rata-rata metode uji toleransi glukosa setelah perlakuan No. Kelompok Rata- rata KGD puasa ± SEM mgdL Rata-rata KGD ± SEM setelah pemberian larutan glukosa mgdL Menit 30 Menit 60 Menit 90 Menit 120 1. Kontrol Na-CMC 0,5 92,80 ± 2,990 208,60 ± 18,043 197,40 ± 19,038 152,20 ± 14,891 130,20 ± 13,451 2. EEKBN dosis 125 mgkg bb 105,60 ± 6,454 232,80 ± 6,507 164,40 ± 20,375 122,00 ± 9,654 101,80 ± 7,466 3. EEKBN dosis 250 mgkg bb 82,00 ± 9,566 252,60 ± 56,612 200,60 ± 40,177 117,00 ± 14,822 95,40 ± 8,571 4. EEKBN dosis 500 mgkg bb 103,40 ± 6,185 232,20 ± 23,468 221,60 ± 13,370 179,00 ± 15,515 128,00 ± 13,867 5. Glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb 101,80 ± 11,702 203,00 ± 26,406 120,60 ± 17,557 76,00 ± 8,167 68,00 ± 3,564 48 Tabel 4.4 Data persentase penurunan KGD uji toleransi glukosa Kelompok Berat Badan rata- rata gram Rata-rata Penurunan KGD ± SEM mgdL Menit 60 P Menit 90 P Menit 120 P Kontrol Na- CMC 0,5 29,52 5,60 ± 2,909 - 0,025 26,80 ± 3,852 - 0,018 36,40 ± 6,313 - 0,020 EEKBN dosis 125 mgkg bb 27,24 29,20 ± 8,703 0,100 0,492 47,20 ± 4,499 0,127 0,330 56,20 ± 3,105 0,062 0,583 EEKBN dosis 250 mgkg bb 28,1 19,40 ± 6,705 0,326 0,172 49,80 ± 6,507 0,088 0,436 58,40 ± 5,259 0,040 0,738 EEKBN dosis 500 mgkg bb 20,48 -2,00 ± 17,097 0,585 0,007 16,20 ± 17,209 0,418 0,003 42,60 ± 9,092 0,543 0,070 Glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb 25,96 38,80 ± 6,9817 0,025 60,00 ± 6,156 0,018 - 61,80 ± 9,562 0,020 - Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok pembanding glibenklamid = berbeda signifikandengan kelompok kontrol Na-CMC Pada pemberian EEKBN dengan dosis 125 mgkg BB, 250 mgkg bb dan 500 mgkg bb terjadi penurunan KGD pada menit ke 60 sampai menit ke 120. Hasil analisis penurunan kadar glukosa darah menunjukkan bahwa pemberian EEKBN dosis 250 mgkg bb menunjukkan perbedaan penurunan KGD yang nyata dibandingkan dengan kontrol Na-CMC dan tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan kontrol pembanding glibenklamid. Hasil analisis EEKBN dosis 125 mgkg bb dan 500 mgkg bb tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan kelompok kontrol Na-CMC dan glibenklamid p0,05. Berdasarkan hasil tersebut bahwa EEKBN pada dosis 250 mgkg bbmenurunkan kadar glukosa darah paling baik jika dibandingkan dosis 125 mgkg bb dan 500 mgkg bb. 49 Peningkatan dosis seharusnya meningkatkan respon sebanding dengan dosis pemberian, tidak demikian pada penelitian ini, dimana pada kelompok pemberian dosis 250 mgkg bb menunjukkan penurunan yang lebih baik dari pada dosis 500 mgkg bb.Hal ini sering terjadi pada obat bahan alam, karena komponen senyawa yang dikandungnya tidak tunggal melainkan terdiri dari berbagai macam senyawa kimia, karena boleh jadi komponen-komponen tersebut saling berinteraksi untuk menimbulkan efek. Namun dengan peningkatan dosis, jumlah senyawa kimia yang dikandung semakin banyak, sehingga terjadi interaksi yang menurunkan efek Pasaribu,et al., 2012.

4.4.2 Aktivitas Antidiabetes dengan Metode Aloksan

Dokumen yang terkait

Kandungan Fenol Total Ekstrak Etanol Daun Kluwih (Artocarpus Camansi Blanco) Dan Pengaruhnya Terhadap Kadar Sod (Superoksida Dismutase)Pada Mencit

0 68 129

Efek Antiagregasi Platelet Ekstrak Etanol Buah Nanas (Ananas comusus Merr) Pada Mencit Putih Jantan

21 114 92

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh ekstrak cincau hijau cyclea barbata l. miers terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase dan katalase pada mencit c3h bertumor kelenjar susu

0 3 5

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 0 15

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 0 2

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

1 1 6

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 2 17

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 1 6

Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) Terhadap Glukosa Darah Dan Kadar Superoksida Dismutase (Sod) Pada Mencit Hiperglikemia Secara In Vivo

0 0 39