4.3.2. Pemilihan Jenis dan Jumlah Obat
Hasil wawancara dengan informan tentang pemilihan jenis dan jumlah obat dalam merencanakan kebutuhan obat Puskesmas dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan jumlah dan jenis obat kebutuhan Puskesmas berpedoman kepada jumlah obat yang banyak digunakan, yaitu berdasarkan pemakaian rata-rata per bulan x 18
bulan menjaga buffer stok, kemudian merekap usulan kebutuhan Puskesmas dan selanjutnya dikoreksi sesuai dengan obat-obat yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan mengacu kepada Fornas dan E-catalog Berdasarkan ketentuan yang harus dimiliki dinas kesehatan dalam pengadaan
kebutuhan obat puskesmas dalam era JKN informan menyatakan mengacu kepada E-catalog dan satu orang informan yang lain menyatakan pengadaan obat dinas
kesehatan mengacu kepada peraturan-peraturan antara lain perpres No 70, permenkes, pedoman tekhnis pelaksanaan obat publik, permenkes tentang fornas, tentang
E-purchasing dan E-catalog. Sedangkan ketersediaan obat sesuai dengan jumlah dan jenisnya informan
menyatakan ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai namun diupayakan sesuai dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan dan ketersediaan obat dipengaruhi juga
oleh anggaran, prosedur dan sistem yang berlaku terkait dengan pengadaan obat, kemampuan pemasok untuk memenuhi permintaan. Adapun jawaban informan
disajikan pada Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Matrik Jawaban Informan tentang Pemilihan Jenis dan Jumlah Obat
Pertanyaan Jawaban
Informan 1 Kepala Gudang
FarmasiInstalasi Farmasi Informan 2
Kepala Seksi Kefarmasian
Bagaimana cara menentukan
jumlah dan jenis obat
kebutuhan puskesmas
Berpedoman kepada jumlah obat yang banyak digunakan
kemudian dilihat pemakaian rata-rata per bulan x 18 bulan
menjaga buffer stok Merekap usulan kebutuhan
Puskesmas dan selanjutnya dikoreksi sesuai dengan obat-
obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mengacu
kepada Fornas dan E-catalog.
Apakah ada ketentuan yang
harus dimiliki dinas kesehatan
dalam pengadaan
kebutuhan obat puskesmas
dalam era JKN Dalam era JKN ini tentunya
sudah harus mengacu ke proses pengadaan dengan
e-katalog Pengadaan obat dinas
kesehatan mengacu kepada peraturan-peraturan antara lain
perpres No 70 tahun 2012, permenkes, pedoman tekhnis
pelaksanaan obat publik, permenkes tentang fornas,
tentang
e-purchasing dan
E-catalog .
Apakah selama ini ketersediaan
obat sesuai dengan jumlah
dan jenisnya Sebesar 80 sesuai dengan
permintaan selebihnya 20 tidak sesuai
Diupayakan sesuai dengan jumlah dan jenis yang
dibutuhkan. Tetapi ketersediaan obat dipengaruhi
juga oleh anggaran, prosedur dan sistem yang berlaku
terkait dengan pengadaan obat, kemampuan pemasok
untuk memenuhi permintaan.
Hasil jawaban informan 1 dan 2 kemudian ditriangulasi kepada kepala bidang kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Medan. Hasil wawancara dengan informan
sebagai triangulasi dapat disimpulkan bahwa cara menentukan jumlah dan jenis obat kebutuhan puskesmas, yaitu merekap usulan kebutuhan obat Puskesmas dan
selanjutnya dikoreksi sesuai dengan obat-obat yang dibutuhkan untuk pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan kemudian disesuaikan dengan ketersediaan obat di instalasi farmasi Dinas kesehatan.
Ketentuan yang harus dimiliki dinas kesehatan dalam pengadaan kebutuhan obat puskesmas dalam era JKN mengacu kepada peraturan-peraturan antara lain
Perpres No 70 tahun 2012, permenkes, pedoman tekhnis pelaksanaan obat publik, permenkes tentang fornas, tentang e-purchasing dan E-catalog.
Sedangkan ketersediaan obat ada beberapa item tidak sesuai. Bila kebutuhan obat tidak tersedia di gudang farmasi untuk Puskesmas maka petugas obat
mengupayakan obat yang ekuivalen dengan obat yang dibutuhkan tersebut. Adapun jawaban informan sebagai triangulasi disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Matrik Jawaban Informan Triangulasi tentang Pemilihan Jenis dan Jumlah Obat
Pertanyaan Kepala Bidang Kefarmasian
Jawaban
Bagaimana cara menentukan jumlah
dan jenis obat kebutuhan puskesmas
Berdasarkan usulan kebutuhan obat Puskesmas dan mengacu kepada
daftar LPLPO puskesmas serta
pemakaian obat puskesmas satu tahun kebelakang kemudian ketersediaan obat di instalasi farmasi Dinas
kesehatan.
Apakah ada ketentuan yang harus
dimiliki dinas kesehatan dalam
pengadaan kebutuhan obat puskesmas
dalam era JKN Ada…. yaitu mengacu kepada aturan mengacu kepada
peraturan-peraturan antara lain perpres No 70, permenkes, pedoman tekhnis pelaksanaan obat publik, permenkes
tentang fornas, tentang e-purchasing dan E-catalog.
Apakah selama ini ketersediaan obat
sesuai dengan jumlah dan jenisnya
Ada beberapa item tidak sesuai. Bila membutuhkan obat yang tidak tersedia di gudang farmasi untuk puskesmas
maka bagian farmasi mengupayakan obat yang ekuivalen sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Proses Perencanaan Kebutuhan Obat