Proses Perencanaan Kebutuhan Obat

4.3.3. Proses Perencanaan Kebutuhan Obat

Hasil wawancara dengan informan tentang proses perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas dapat disimpulkan bahwa cara merencanakan kebutuhan obat puskesmas adalah koordinasi dengan semua unit puskesmas dan kepala instalasi farmasi dinas kesehatan Kota Medan untuk menentukan jenis dan jumlah obat serta mengacu kepada LPLPO tahun yang lalu. Cara mengetahui jumlah kebutuhan untuk setiap jenis obat adalah mengacu kepada hasil rekapan obat, setelah ada rekapan obat dari situlah dapat diketahui jumlah kebutuhan setiap jenisnya. Berdasarkan sistim perencanaan kebutuhan obat maka berpedoman kepada alokasi dana dan pemakaian obat kemudian dibuat rekapitulasi usulan kebutuhan. Puskesmas menyampaikan usulan kebutuhan obat ke dinas kesehatan melalui instalasi farmasigudang farmasi kemudian dilihat pemakaian setiap tahun berjalan menggunakan metode konsumsi serta dilakukan koreksi apakah obat yang diminta sudah memenuhi aturan yang berlaku Sedangkan langkah-langkah merencanakan kebutuhan obat dimulai dari penyusunan rencana kebutuhan obat yang diperoleh dari kompilasi data Puskesmas kemudian disesuaikan dengan stok yang ada dan aturan yang berlaku untuk pengadaan obatnya. Cara mengevaluasi kebutuhan obat mengacu kepada kebutuhan obat Puskesmas dievaluasi dengan memperhatikan pola permintaan obat melalui LPLPO, selain itu juga meminta keadaan stok obat di Puskesmas yang disesuaikan dengan stok obat yang ada di instalasi farmasi. Pengetahuan informan tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan puskesmas dalam era JKN dapat disimpulkan bahwa Universitas Sumatera Utara kedua informan tidak mengetahui secara mendalam tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan puskesmas, sehingga mereka tidak mengetahui bahwa hal ini terkait dalam perencanaan obat. Adapun jawaban informan disajikan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Matrik Jawaban Informan tentang Proses Perencanaan Kebutuhan Obat Pertanyaan Jawaban Informan 1 Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Informan 2 Kepala Seksi Kefarmasian Bagaimana cara merencanakan kebutuhan obat puskesmas Ya... kan ..... sudah ada blanko disediakan di dinas kesehatan, yaitu dari LPLPO itu Koordinasi dengan semua unit Puskesmas dan kepala gudang farmasi dinas kesehatan Kota Medan diawali dengan merekap data yang disampaikan Puskesmas ke instalasi farmasi kemudian diolah menjadi rencana kebutuhan obat tahun berikutnya. Bagaimana cara mengetahui jumlah kebutuhan untuk setiap jenis obat Mengacu kepada hasil rekapan obat, setelah ada rekapan obat dari situlah dapat diketahui jumlah kebutuhan setiap jenisnya Jumlah setiap jenis kebutuhan itu diperoleh berdasarkan hasil rekapan pemakaian obat, biasanya rekapan obat satu tahun berlalu dan dibandingkan dengan sebelumnya. Bagaimana sistim perencanaan kebutuhan obat Berdasarkan kebutuhan Puskesmas, dan direncanakan berpedoman kepada alokasi dana dan pemakaian obat kemudian dibuat rekapitulasi usulan kebutuhan. Puskesmas menyampaikan usulan kebutuhan obat ke dinas kesehatan melalui instalasi farmasigudang farmasi kemudian dilihat pemakaian setiap tahun berjalan menggunakan metode konsumsi serta dilakukan koreksi apakah obat yang diminta sudah memenuhi aturan yang berlaku, kalau untuk saat ini acuannya fornas ya, setelah dicek maka disusunlah rencana kebutuhan Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Lanjutan Pertanyaan Jawaban Informan 1 Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Informan 2 Kepala Seksi Kefarmasian Bagaimana langkah-langkah merencanakan kebutuhan obat Berkoordinasi dengan kefarmasian di dinas kesehatan dan kepala gudang farmasi. Kemudian ditentukan jenis dan jumlah obat serta disesuaikan dengan alokasi dana yang tersedia. Dimulai dari penyusunan rencana kebutuhan obat yang diperoleh dari kompilasi data puskesmas kemudian disesuaikan dengan stok yang ada dan aturan yang berlaku untuk dilanjutkan dengan pengadaan obatnya Bagaimana cara mengevaluasi kebutuhan obat Mengacu kepada laporan permintaan dan pemakaian obat Mengacu kepada Kebutuhan obat Puskesmas dievaluasi dengan memperhatikan pola permintaan obat melalui LPLPO, selain itu juga kita selalu meminta keadaan stok obat di Puskesmas yang disesuaikan dengan stok obat di instalasi farmasi Apakah perencana obat mengetahui tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan puskesmas dalam era JKN Tidak tahu secara detail itemnya...... saya baru mendengar 144 diagnosa penyakit merupakan layanan puskesmas dalam era JKN Pernah dengar tapi belum tau tahu apa aja...... karena sampai saat ini belum tau tentang jenis penyakit apa yang ditangani tersebut Hasil jawaban informan 1 dan 2 kemudian ditriangulasi kepada kepala bidang kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Medan. Hasil wawancara dengan informan sebagai triangulasi tentang cara merencanakan kebutuhan obat Puskesmas dapat disimpulkan bahwa pelaksana farmasi berkoordinasi dengan unit pelayanan, kemudian dikerjakan oleh pelaksana farmasi kompilasi data dari setiap Puskesmas. Universitas Sumatera Utara Kemudian dilakukan analisa perhitungan dan dikaitkan dengan alokasi dana yang tersedia. Sedangkan cara mengetahui jumlah kebutuhan untuk setiap jenis obat adalah melakukan Rata-rata pemakaian per bulan x 12 - stok dan menghitung kerasionalan obat. Sistim perencanaan kebutuhan obat dapat disimpulkan bahwa perencanaan kebutuhan obat menggunakan metode konsumsi dan kasus penyakit, standar pengobatan dasar agar mendekati pengobatan yang rasional. Langkah-langkah merencanakan kebutuhan obat dapat disimpulkan bahwa pelaksana farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mengisi blangko yang disediakan Dinas Kesehatan, kemudian blangko dikembalikan ke DKK untuk usulan kebutuhan obat dalam 1 tahun. Informan memberikan jawaban bahwa cara mengevaluasi kebutuhan obat adalah melalui perencanaan, kompilasi, pengalokasian dana. Kemudian dilakukan evaluasi ketersediaan obat, tingkat kecukupan obat obat yang lebih dan obat yang kurang. Pengetahuan informan tentang 144 diagnosa penyakit relatif sama, informan sudah tahu, tetapi tentang jenis penyakit apa yang ditangani puskesmas kami belum paham. Adapun jawaban informan sebagai triangulasi disajikan pada Tabel 4.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Matrik Jawaban Informan Triangulasi tentang Proses Perencanaan Kebutuhan Obat Pertanyaan Kepala Bidang Kefarmasian Jawaban Bagaimana cara merencanakan kebutuhan obat Puskesmas Pelaksana farmasi berkoordinasi dengan unit pelayanan, kemudian dikerjakan oleh pelaksana farmasi kompilasi data dari setiap Puskesmas. Kemudian dilakukan analisa perhitungan dan dikaitkan dengan alokasi dana yang tersedia. Bagaimana cara mengetahui jumlah kebutuhan untuk setiap jenis obat Rata-rata pemakaian per bulan x 12 - stok dan menghitung kerasionalan obat Bagaimana sistim perencanaan kebutuhan obat Melalui metode konsumsi dan kasus penyakit, standar pengobatan dasar agar mendekati pengobatan yang rasional Bagaimana langkah- langkah merencanakan kebutuhan obat Pelaksana farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan berkoordinasi dengan Puskesmas untuk mengisi blangko yang disediakan Dinas Kesehatan, kemudian blangko dikembalikan ke DKK untuk usulan kebutuhan obat dalam 1 tahun Bagaimana cara mengevaluasi kebutuhan obat Perencanaan, kompilasi, pengalokasian dana langsung bisa dievaluasi ketersediaan obat, tingkat kecukupan obat obat yang lebih dan obat yang kurang Apakah perencana obat mengetahui tentang 144 diagnosa penyakit merupakan layanan puskesmas dalam era JKN Sudah tahu, tetapi informasi tentang jenis penyakit apa yang ditangani Puskesmas, kami belum paham. 4.3.4. Penetapan Kebutuhan Obat Hasil wawancara dengan informan tentang penetapan kebutuhan obat dapat disimpulkan bahwa cara menetapkan kebutuhan obat dalam era JKN, yaitu merevisi obat-obat berdasarkan LPLPO Puskemas yang tidak sesuai dengan peraturan kemudian disepakati melalui tim perencana obat, kemudian tim perencana Universitas Sumatera Utara mengusulkan kebutuhan obat untuk ditetapkan. Berdasarkan langkah-langkah menetapkan kebutuhan obat dalam era JKN dimana usulan obat yang diajukan disesuaikan dengan E-catalog. Jenis obat yang tidak ada didalam E-catalog akan diberi tanda. Kendala yang ditemui dalam penetapan kebutuhan obat puskesmas adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-catalog. Artinya ada beberapa jenis obat yang tidak ada dalam E-catalog. Adapun jawaban informan disajikan pada Tabel 4.8 Tabel 4.8. Matrik Jawaban Informan tentang Penetapan Kebutuhan Obat Pertanyaan Jawaban Informan 1 Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Informan 2 Kepala Seksi Kefarmasian Bagaimana cara menetapkan kebutuhan obat Puskesmas dalam era JKN Setelah kebutuhan obat diseleksi oleh bagian kefarmasian dan disepakati melalui tim perencana obat, maka tim perencana mengusulkan kebutuhan obat untuk ditetapkan Merevisi obat-obat LPLPO puskemas yang tidak sesuai dengan peraturan, misalnya ada obat yang tidak sesuai dengan levelnya sebagai fasilitas kesehatan tingkat 1 kemudian kebutuhan obat tersebut disesuaikan dengan Fornas sebagai rujukan. Bagaimana langkah-langkah menetapkan kebutuhan obat dalam era JKN Usulan obat yang diajukan akan dibahas kembali terkait dengan alokasi dana Usulan obat yang diajukan direkap disesuaikan dengan E-catalog. Jenis obat yang tidak ada didalam E-catalog akan diberi tanda Kendala apa saja yang ditemui dalam penetapan kebutuhan obat puskesmas Bagi tim perencana kebutuhan obat yang direncanakan kemudian ditetapkan sebgai kebutuhan ternyata tidak semua dapat dipesan karena harus disesuaikan dengan aturan. Kendala yang ditemui adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-catalog. Artinya ada beberapa jenis obat yang tidak ada dalam E-catalog Universitas Sumatera Utara Hasil jawaban informan 1 dan 2 kemudian ditriangulasi kepada kepala bidang kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Medan. Hasil wawancara dengan informan sebagai triangulasi tentang menetapkan kebutuhan obat Puskesmas dapat disimpulkan bahwa pertama sekali dilakukan seleksi kemudian tim perencana obat, akan mengusulkan kebutuhan obat untuk ditetapkan. Sedangkan langkah-langkah untuk menetapkan obat kebutuhan Puskesmas, yaitu usulan obat yang diajukan disesuaikan dengan E-catalog. Jenis obat yang tidak ada didalam E-catalog akan diberi tanda. Kendala yang ditemui dalam penetapan kebutuhan obat Puskesmas adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-catalog. Artinya ada beberapa jenis obat yang tidak ada dalam E-catalog untuk dipesan. Adapun jawaban informan sebagai triangulasi disajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Matrik Jawaban Informan Triangulasi tentang Penetapan Kebutuhan Obat Pertanyaan Kepala Bidang Kefarmasian Jawaban Bagaimana cara menetapkan kebutuhan obat Puskesmas dalam era JKN Pertama sekali dilakukan seleksi kemudian tim perencana obat, akan mengusulkan kebutuhan obat untuk ditetapkan. Bagaimana langkah-langkah menetapkan kebutuhan obat dalam era JKN Usulan obat yang diajukan disesuaikan dengan E-catalog. Jenis obat yang tidak ada didalam E-catalog akan diberi tanda Kendala apa saja yang ditemui dalam penetapan kebutuhan obat puskesmas Kendala yang ditemui adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-catalog. Artinya ada beberapa jenis obat yang tidak ada dalam E-catalog untuk dipesan Universitas Sumatera Utara

4.3.5. Pengadaan Obat