Tahap Pemilihan Obat Analisis Perencanaan Kebutuhan Obat dalam Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan

Menurut Depkes RI 2009 bahwa perencanaan kebutuhan obat adalah salah satu aspek penting dan menentukan dalam pengelolaan obat karena perencanaan kebutuhan akan mempengaruhi pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan. Tujuan perencanaan kebutuhan obat adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan. Menurut Depkes RI 2004 data yang diperlukan untuk mendukung proses proses perencanaan obat antara lain : 1. Data populasi total disuatu wilayah dan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun 2. Data status kesehatan yang menyangkut angka penyakit terbanyak pada dewasa dan anak 3. Data yang berkaitan dengan obat, seperti jumlah penulis resep prescriber, jumlah biaya yang tersedia, jumlah farmasis dan asisten apoteker dan jumlah item obat yang tersedia di pasaran.

2.6. Perencanaan Kebutuhan Obat Publik

Perencanaan kebutuhan obat merupakan kegiatan utama sebelum melakukan proses pengadaan obat. Langkah-langkah yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan kebutuhan obat antara lain:

1. Tahap Pemilihan Obat

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan obat Depkes RI, 2009 antara lain : Universitas Sumatera Utara a. Obat yang dipilih sesuai dengan standar mutu yang terjamin b. Dosis obat sesuai dengan kebutuhan terapi c. Obat mudah disimpan d. Obat mudah didisitribusikan e. Obat mudah didapatkan diperoleh f. Biaya pengadaan dapat terjangkau g. Dampak administrasi mudah diatasi Seleksi obat didasarkan pada obat generik terutama yang terdaftar dalam DOEN yang masih berlaku dengan patokan harga sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Harga Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Obat Pelayanan Kesehatan Dasar PKD dan Obat Program Kesehatan. Disamping itu juga diperlukan pemilihan obat menjadi kelompok VEN Vital, Esensial dan Non Esensial. Beberapa kriteria yang dipergunakan sebagai dasar acuan dalam pemilihan obat yaitu; a. Obat merupakan kebutuhan untuk sebagian besar populasi penyakit b. Obat memiliki keamanan dan khasiat yang didukung dengan bukti ilmiah c. Obat mempunyai mutu yang terjamin baik ditinjau dari segi stabilitas maupun bioavaibilitasnya ketersediaan hayati. d. Biaya pengobatan mempunyai rasio antar manfaat dan biaya yang baik e. Bila pilihan lebih dari satu, dipilih yang paling baik, paling lengkap data ilmiahnya dan farmakokinetiknya paling menguntungkan. f. Mudah diperoleh dan harga terjangkau Universitas Sumatera Utara g. Obat sedapat mungkin sediaan tunggal Depkes RI, 2009 2.Tahap Kompilasi Pemakaian Obat Kompilasi pemakaian obat untuk mengetahui pemakaian obat setiap bulan dari masing-masing jenis obat di unit pelayanan kesehatan selama setahun serta menentukan stok optimum stok optimum = stok kerja + stok pengaman. Data pemakaian obat di puskesmas diperoleh dari LPLPO Beberapa Informasi yang diperoleh dari kompilasi pemakaian obat adalah : a. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan kesehatan b. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun seluruh unit pelayanan kesehatan. c. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat pada tingkat kabupatenkota Depkes RI, 2009. 3.Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat Menentukan kebutuhan obat merupakan tantangan berat yang senantiasa dihadapi oleh apoteker dan tenaga farmasi yang bekerja baik di tingkat PKD. Baik kekosongan maupun kelebihan jenis obat tertentu dapat terjadi apabila perhitungan hanya berdasarkan teoritis. Dengan koordinasi dan proses perencanaan untuk pengadaan obat secara terpadu serta melalui beberapa tahapan seperti di atas, maka diharapkan obat yang direncanakan dapat tepat baik ditinjau dari jenis, jumlah maupun waktu. Untuk menentukan kebutuhan obat dilakukan pendekatan perhitungan melalui metode konsumsi dan atau morbiditas Depkes RI, 2009. Universitas Sumatera Utara Melengkapi data rencana pengadaan obat, unit pengelola obat kabupaten kota perlu mengumpulkan 10 besar penyakit dari unit terkait. Data ini bermanfaat untuk menentukan skala prioritas dalam menyesuaikan rencana pengadaan obat dengan dana yang tersedia.

4. Tahap Proyeksi Kebutuhan Obat