Tindak tutur Landasan Teori

e Tuturan sebagai produk tindak verbal Tindak verbal sama halnya seperti tindakan atau kegiatan tindak ujar. Maka, tuturan dapat digunakan dalam pengertian lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal.

2.2.3 Tindak tutur

Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa aspek pemakaian aktual. Telaah mengenai bagaimana cara kita melakukan sesuatu dengan memanfaatkan kalimat-kalimat Tarigan, 1990: 33. Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu, dalam tindak tutur yang diperhatikan adalah makna atau arti tindakan dalam tuturannya Chaer, 1985: 65. Teori mengenai tindak tutur pertama dicetuskan oleh filsuf berkebangsaan Inggris, yaitu John L. Austin pada tahun 1995 di Universitas Harvad dan menerbitkan bukunya yang berjudul How to Do Things with Words pada tahun 1962 Rani, 2004:158. Austin dalam bukunya membedakan antara ujaran performatif dan konstantif atau deskriptif. Ujaran yang dibedakan oleh Austin yaitu ujaran berdasarkan perlakuan dan ujaran berdasarkan penyata. Teori Austin mengenai konsep tindak tutur berkembang setelah Searle menerbitkan bukunya yang berjudul Speech Acts, an Essay in the Philosophy of Language pada tahun 1969. Menurut Searle dalam berkomunikasi, bahasa terdapat tindak tutur. Tindak tutur tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yakni tindak tutur lokusi locutionary act, tindak tutur ilokusi ilocutionary act , dan tindak tutur perlokusi perlocutionary act yang dijabarkan Chaer, 2004: 53 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1 Tindak lokusi Tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Bila diamati secara seksama konsep lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini dipandang sebagai satu satuan yang terdiri dari dua unsur, yakni subyektopik dan predikat. 2 Tindak ilokusi Sebuah tuturan yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasi sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi sangat sukar diidentifikasi karena harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan di mana tindak tutur itu terjadi dan sebagainya. Dengan demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral untuk memahami tindak tutur. 3 Tindak perlokusi Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh, atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengaturannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi. Secara khusus Searle dalam Tarigan, 1990: 46 mengembangkan tindak tutur ilokusi menjadi lima kategori, yakni tindak tutur asertif atau representatif, direktif, komisif, dan deklarasi.

a. Asertif atau Representatif