Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
2. Kelompok Informal Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan
kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan
kelompok. Dalam kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya kelompok
arisan, geng, kelompok belajar dan teman dekat Sarwono, 2001.
2. Penyebab timbulnya kelompok remaja
Latar belakang timbulnya suatu kelompok merupakan hal yang penting untuk dibahas. Menurut Slamet Santoso 1999 latar belakang timbulnya
kelompok remaja adalah: 1. Adanya perkembangan proses sosialisasi
Pada masa remaja usia anak SMP dan SMU individu mengalami proses sosialisasi, dimana mereka itu sedang belajar memperoleh kemantapan sosial
dalam mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa yang baru, sehingga individu mencari kelompok yang sesuai dengan keinginannya, dimana
individu bisa saling berinteraksi satu sama lain dan merasa diterima dalam kelompok.
2. Kebutuhan untuk menerima penghargaan Secara psikologis, individu butuh penghargaan agar mendapat kepuasan dari
apa yang telah dicapainya. Oleh karena itu individu bergabung dengan kelompok teman sebaya yang mempunyai kebutuhan psikologis yang sama
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
yaitu ingin dihargai. Sehingga individu merasakan kebersamaan dan kekompakan dalam kelompok teman sebayanya.
3. Perlu perhatian dari orang lain Individu perlu perhatian dari orang lain terutama yang merasa senasib dengan
dirinya. Hal ini dapat ditemui dalam kelompok sebayanya, dimana individu merasa sama satu lainnya, mereka tidak merasakan adanya perbedaan status
seperti: jika mereka bergabung dengan dunia orang dewasa. 4. Ingin menemukan dunianya
Di dalam kelompok yang diikutinya individu dapat menemukan dunianya, dimana berbeda dengan dunia orang dewasa. Mereka mempunyai persamaan
pembicaraan disegala bidang. Remaja sering kali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas
dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk geng. Oleh karena dorongan yang kuat ingin menemukan dan menunjukkan jati
dirinya, remaja seringkali ingin melepaskan diri dari orang tuanya dan mengarahkan perhatiannya pada lingkungan di luar keluarganya dan cenderung
lebih senang bergabung dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin
diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya baik di sekolah maupun di luar sekolah Ali, 2004.
Pembentukan suatu kelompok memiliki beberapa klasifikasi dasar. Menurut Ahmadi 1999 ada beberapa klasifikasi dasar pembentukan kelompok, yaitu:
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
1 Dasar psikologis Pada dasarnya semua manusia bersifat sosial, dalam arti bahwa tak seorang
pun di dunia ini yang ingin hidup menyendiri terpisah dari orang lain. Mereka mengelompokkan dirinya dalam berbagai kelompok. Manusia bersifat sosial
mengandung pengertian bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia itu baru mungkin terjadi di dalam hubungan sosial. Tiap-tiap individu mempunyai
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara individu dan kelompoknya dan sebaliknya. Pengaruh timbal balik itu mengandung nilai
meninggikan atau meningkatkan baik dalam arti konstruktif maupun destruktif. Pengaruh konstruktif terjadi bila dapat meningkatkan kelompok itu
umumnya, dan perkembangan individu khususnya. Pengaruh destruktif terjadi bila terjadi pengrusakan atau hambatan dalam hubungan sosial.
2 Dasar paedagogis Setiap kelompok seharusnya mengandung nilai paedagogis dalam arti bahwa
dengan terbentuknya kelompok dapat ditingkatkan taraf perkembangan kepribadian seseorang, misalnya: rasa malu jadi berani, sifat malas menjadi
rajin akibat disiplin kelompok yang terlatih, sifat egoisme dihilangkan karena adanya keharusan bekerjasama dalam tugas-tugas kelompok.
3 Dasar didaktis Kelompok juga memiliki nilai didaktis, yang digunakan sebagai alat untuk
menjadi perantara, penyampaian materi yang baru kepada anggota, dan melalui kerja kelompok anggota dapat menguasai suatu materi dengan jalan
diskusi.
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
D. Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS 1. Pengertian OSIS