Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
terpenuhi. Tes yang memiliki validitas muka yang tinggi akan memancing motivasi individu yang dites untuk menghadapi tes tersebut dengan sungguh-
sungguh. Sebaliknya, tes yang tampangnya tidak meyakinkan karena dicetak di kertas murahan, misalnya, tentu tidak akan mendapatkan apresiasi dan
respek dari calon responden Azwar, 2000. b. Validitas logik
validitas logik disebut juga validitas sampling. Validitas tipe ini menunjuk pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang
hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi aitem yang relevan
dan perlu menjadi bagian tes secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya
secara seksama dan konkret. Batas-batas perilaku yang kurang jelas akan menyebabkan terikutnya aitem-aitem yang tidak relevan dan tertinggalnya
bagian penting dari tes yang bersangkutan Azwar, 2000.
2. Uji daya beda aitem
Sebelum melakukan pengujian reliabilitas, hendaknya terlebih dahulu melakukan prosedur seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-
masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes Azwar,
2000. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai
dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusunnya.
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
Pengujian keselarasan fungsi aitem dengan fungsi tes menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem
dengan suatu criteria yang relevan yaitu distribusi skor total tes itu sendiri. Prosedur pengujian koefisien aitem total r
ix
yang umum dikenal dengan indeks daya beda aitem. Indeks daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur Azwar, 2000.
3. Uji reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas ini
ditunjukkan oleh konsistensi skor yang diperoleh subjek dengan memakai alat yang sama Suryabrata, 2000.
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya coefficient yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah
reliabilitasnya. Tingkat koefisien reliabilitas yang dapat dianggap memuaskan tidak dapat
ditentukan dengan memberikan satu angka yang pasti, karena koefisien reliabilitas yang diperoleh berdasarkan perhitungan terhadap data empiris dari sekelompok
subjek yang merupakan estimasi dari reliabilitas yang sesungguhnya dan hanya berlaku bagi kelompok subjek yang dijadikan dasar perhitungan itu saja, namun,
dengan koefisien reliabilitas 0,900 berarti perbedaan yang tampak pada skor tes
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
tersebut dapat mencerminkan 90 dari perbedaan yang terjadi pada skor murni subjek yang bersangkutan Azwar, 2000.
F. Hasil Uji Coba Alat Ukur