Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orangtua dan menuju kearah teman sebaya. Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas orangtua dengan
maksud menemukan jati diri. Remaja lebih banyak berada di luar rumah dan berkumpul bersama teman sebayanya dengan membentuk kelompok dan
mengeksperesikan segala potensi yang dimiliki. Kondisi ini membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal minat, sikap penampilan dan
perilaku.
3. Perkembangan emosi remaja
Hurlock 1998 mengatakan bahwa secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”, suatu masa dimana ketegangan
emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Tetapi tidak semua remaja mengalami masa “badai dan tekanan”. Namun sebagian besar
remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagi konsekuensi dari penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Meskipun
emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali dan tampaknya irasional, tetapi pada umumnya dari tahun ke tahun terjadi perbaikan perilaku emosional.
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak- kanak. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan
derajat, dan khususnya pada pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Remaja tidak lagi mengungkapkan kemarahannya dengan cara
gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang yang menyebabkan amarah
Hurlock, 1998
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
Hurlock juga menambahkan bahwa ada beberapa petunjuk seorang remaja yang mencapai kematangan emosi yaitu: jika remaja tersebut tidak meledakkan
emosinya dihadapan orang lain tetapi menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk yang
lainnya yaitu: jika remaja tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya sehingga remaja dapat mengabaikan banyak rangsangan yang dapat menimbulkan ledakan
emosinya. Remaja yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah dari satu emosi ke emosi lain atau dari suasana hati satu ke
suasana hati lainnya. Menurut Ali Asrori 2004, pada setiap tahapan perkembangan terdapat
karakteristik yang agak sedikit berbeda dalam hal perkembangan emosi remaja, yaitu:
a. Periode remaja awal Selama periode ini perkembangan yang semakin tampak adalah perubahan
seksual, yaitu perkembangan seksual primer dan sekunder. Hal ini menyebabkan remaja sering kali mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan tersebut. Akibatnya tidak jarang mereka cenderung menyendiri dan terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang
yang mau memperdulikannya. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk menyakinkan
dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-
kadang tidak wajar.
Ari Sinta : Perbedaan Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengurus Osis Dengan Remaja Anggota OSIS, 2009.
USU Repository © 2009
b. Periode remaja tengah Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga
menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik atau buruk.
Akibatnya remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, abik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka
sendiri. c. Periode remaja akhir
Pada periode ini emosi remaja sudah mulai stabil. Remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap,
perilaku yang semakin dewasa. Interaksi dengan orang tua juga menjadi lebih baik dan lancar karena mereka sudah memiliki kebebasan penuh. Oleh sebab itu,
orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai mampu
mengambil pilihan dan keputusan tentang arah hidupnya secara lebih bijaksana meskipun belum bisa secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup
yang dapat dipertanggung jawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua dan masyarakat.
4. Kecerdasan emosi remaja