Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Objektif

6.10. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Objektif

Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan gejala objektif yang rawat inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 6.10. 9.3 16.3 25.6 34 45 53.7 10 20 30 40 50 60 Anemia Eosinofilia Limfosit osis T rombosit openia Leukopenia Uji Widal + G e ja la O b je k tif s ig n Propors i Gambar 6.10. Diagram Bar Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Objektif Rawat Inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 Berdasarkan gambar 6.10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita demam tifoid berdasarkan gejala objektif tertinggi yaitu uji widal+ 53,7 dengan titer O ≥1200. Yang berarti dari 100 orang penderita demam tifoid terdapat 54 orang uji positif dengan uji widal. Sensitivitas leukopenia 45 menunjukkan dari 100 orang penderita demam tifoid terdapat 45 orang yang mengalami leukopenia, sensitivitas trombositopenia 34 menunjukkan dari 100 orang penderita demam tifoid terdapat 34 orang yang mengalami trombositopenia, sensitivitas limfositosis 25,6 menunjukkan dari 100 orang penderita demam tifoid terdapat 26 orang yang mengalami limfositosis, sensitivitas eosinofilia 16,3 menunjukkan dari 100 orang Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. penderita demam tifoid terdapat 16 orang yang mengalami eosinofilia, sensitivitas anemia 9,3 menunjukkan dari 100 orang penderita demam tifoid terdapat 9 orang yang mengalami anemia. Sampai saat ini uji widal merupakan reaksi serologis yang digunakan untuk membantu diagnosis demam tifoid. Uji widal mempunyai kelemahan baik sensitivitas dan spesifitasnya yang rendah maupun interpretasi yang sulit dilakukan. Namun uji widal + akan memperkuat dugaan pada penderita demam tifoid. Uji widal + pada penderita demam tifoid apabila hasil diagnosa ditemukan titer O ≥ 1120, sedangkan uji widal - pada penderita demam tifoid dapat terjadi karena faktor-faktor yang berhubungan dengan penderita seperti pengambilan serum terlalu dini, pengobatan antibiotik sebelumnya, adanya gangguan immunologi, serta sediaan antigen yang bervariasi. 23 Uji widal sebaiknya tidak hanya satu kali saja dilakukan, melainkan perlu dilakukan pemeriksaan berikutnya 5-7 hari setelah pemeriksaan pertama untuk melihat kenaikan titer 4 kali sehingga dapat memastikan diagnosa demam tifoid. 32 Di Rumah Sakit ini tidak diketahui kapan dilakukan pemeriksaan penderita demam tifoid dengan uji widal dan berapa kali dilakukan. Pemeriksaan darah tepi pada penderita demam tifoid dapat ditemukan leukopenia, limfositosis, trombositopenia, anemia, eosinofilia. Pada hasil pemeriksaan darah tepi adanya leukopenia dan limfositosis menjadi dugaan kuat diagnosis demam tifoid. 3 Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010.

6.11. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Status Komplikasi