Tahun 2008 berdasarkan gejala subjektif dapat dilihat pada tabel 5.4: Pematangsiantar Tahun 2008 berdasarkan gejala objektif dapat dilihat pada

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat distribusi proporsi penderita demam tifoid berdasarkan sosiodemografi suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan tempat asal adalah sebagai berikut : Proporsi suku yang tertinggi Batak 50,3, dan yang terendah Tionghoa dan Melayu 0,7. Proporsi agama yang tertinggi Islam 61,4 dan yang terendah adalah Hindu 0,7. Proporsi pendidikan yang tertinggi adalah Pendidikan Menengah yaitu 54,5, dan yang terendah adalah Pendidikan Tinggi yaitu 7,6. Proporsi pekerjaan yang tertinggi adalah PelajarMahasiswa yaitu 34,5, dan yang terendah adalah KaryawanPegawai Swasta yaitu 2,8. Proporsi tempat tinggal yang tertinggi adalah dari Kota Pematangsiantar yaitu 97,9 dan dari Luar Kota Pematangsiantar 2,1.

5.5. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Subjektif

Symptom Proporsi penderita demam tifoid yang dirawat inap di RS. Tentara TK-IV

01.07.01 Tahun 2008 berdasarkan gejala subjektif dapat dilihat pada tabel 5.4:

Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Subjektif Symptom di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No. Gejala Subjektif n = 145 f 1 Demam 145 100,0 2 Mual 57 39,3 3 Muntah 56 38,6 4 Diare 43 29,7 5 Sakit kepala 34 23,4 6 Nyeri otot 15 10,3 7 Konstipasi 11 7,6 8 Lidah tifoid 3 2,1 9 Anoreksia 1 0,7 Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa gejala subjektif symptom tertinggi adalah demam 100 dan terendah adalah anoreksia 0,7.

5.6. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Gejala Objektif Hasil

Pemeriksaan Darah Tepi dan Hasil Pemeriksaan Serologis Proporsi penderita demam tifoid yang dirawat inap di RS. Tentara TK-IV

01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 berdasarkan gejala objektif dapat dilihat pada

tabel di bawah ini: Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Darah Tepi di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No. Hasil Pemeriksaan Darah Tepi f 1 Tercatat 129 89,0 2 Tidak Tercatat 16 11,0 Jumlah 145 100 Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat hasil pemeriksaan darah tepi tercatat 89,0 dan tidak tercatat 11,0. Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan hasil pemeriksan darah tepi tercatat yang dirawat inap di RS. Tentara TK- IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Darah Tepi Tercatat di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No. Hasil Pemeriksaan Darah Tepi Tercatat n=129 f 1 Leukopenia 58 45,0 2 Trombositopenia 44 34,0 3 Limfositosis 33 25,6 4 Anemia 21 16,3 5 Eosinofilia 12 9,3 Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi berdasarkan hasil pemeriksaan darah tepi tercatat adalah leukopenia 45. Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Serologis di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No. Hasil Pemeriksaan Serologis f 1 Tercatat 123 84,8 2 Tidak Tercatat 22 15,2 Jumlah 145 100 Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat hasil pemeriksaan serologis tercatat 84,8. Proporsi penderita demam tifoid berdasarkan hasil pemeriksaan serologis tercatat yang dirawat inap di RS. Tentara TK –IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 5.8 : Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Serologis Tercatat di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No. Hasil Pemeriksaan Serologis Tercatat n=123 f 1 Uji Widal + 66 53,7 2 Uji Widal - 57 46,3 Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi hasil pemeriksaan serologis tercatat 53,7 dengan titer O ≥ 1200 adalah uji widal +.

5.7. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Status Komplikasi

Proporsi penderita demam tifoid yang dirawat inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Status Komplikasi di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Status Komplikasi Jumlah f 1 Tercatat 106 73,1 2 Tidak Tercatat 39 26,9 Jumlah 145 100 Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa jumlah status komplikasi tercatat 73,1 dan tidak tercatat 26,9. Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Status Komplikasi Tercatat di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Status Komplikasi Jumlah f 1 Ada komplikasi 9 8,5 2 Tanpa komplikasi 97 91,5 Jumlah 106 100 Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita demam tifoid rawat inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar tahun 2008 berdasarkan status komplikasi tertinggi adalah penderita tanpa komplikasi 91,5. Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Yang Mempunyai Komplikasi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Umur Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan f f f 1 1-5 1 11,1 1 11,1 2 5-10 2 22,2 2 22,2 3 11-20 1 11,1 1 11,1 4 21-30 1 11,1 2 22,2 3 33,3 5 41-50 1 11,1 1 11,1 6 71-75 1 11,1 1 11,1 Jumlah 4 44,4 5 55,6 9 100 Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Yang Mempunyai Komplikasi Berdasarkan Sosiodemografi di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Sosiodemografi Jumlah f 1 Suku 1. Batak 2. Jawa 4 5 44,4 55,6 Jumlah 9 100 2 Agama 1. Islam 2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 5 3 1 55,6 33,3 11,1 Jumlah 9 100 3 Pendidikan 1.Tidak sekolah 2. Pendidikan Dasar 3. Pendidikan Menengah 4. Pendidikan Tinggi 1 2 5 1 11,1 22,2 55,6 11,1 Jumlah 9 100 4 Pekerjaan 1. PNSTNI-Polri 2. Ibu Rumah Tangga 3. Lain-lain Belum sekolah, pengangguran 1 2 6 11,1 22,2 66,7 Jumlah 9 100 5 Status Perkawinan 1. Kawin 2. Tidak Kawin 4 5 44,4 55,6 Jumlah 9 100 6 Tempat Asal 1. Kota Pematangsiantar 2. Luar Kota Pematangsiantar 8 1 88,9 11,1 Jumlah 9 100 7 Gejala Subjektif n=9 1. Demam 2. Mual 3. Muntah 4. Sakit Kepala 5. Diare 6. Nyeri Otot 9 3 3 2 3 1 100 33,3 33,3 22,2 33,3 11,1 8 Gejala Objektif n=9 1. Leukopenia 2. Limfotosis 3. Trombositopenia 4. Eosinofilia 5. Anemia 6. Uji Widal + 4 3 3 1 1 4 44,4 33,3 33,3 11,1 11,1 44,4 Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. 9 Keadaan Sewaktu Pulang 1. Sembuh klinis 2. PBJ 2 7 22,2 77,8 Jumlah 9 100 Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita yang mempunyai komplikasi adalah usia 21-30 tahun 33,3, laki-laki 11,1 dan perempuan 22,2. Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita yang mempunyai komplikasi berdasarkan sosiodemografi adalah suku Jawa 55,6, agama Islam 55,6, Pendidikan Menengah 55,6, pekerjaan lain-lain belum sekolah, pengangguran 66,7, tidak kawin 55,6, tempat asal kota Pematangsiantar 88,9, demam 100, mual 33,3, muntah 33,3, sakit kepala 22,2, diare 33,3, nyeri otot 11,1, uji widal + 44,4, leukopenia 44,4, limfositosis 33,3, trombositopenia 33,3, pulang berobat jalan 77,8.

5.8. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Jenis Komplikasi

Proporsi penderita demam tifoid yang dirawat inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel 5.13 : Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Jenis Komplikasi n = 9 f 1 Anemia 1 11,1 2 Pneumonia 7 77,8 3 Peritonitis 1 11,1 Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita demam tifoid berdasarkan jenis komplikasi tertinggi adalah penderita yang mengalami pneumonia 77,8 dan yang terendah anemia dan peritonitis masing-masing 11,1.

5.9. Lama Rawatan Rata-Rata

Lama rawatan rata-rata penderita demam tifoid yang dirawat inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.14. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 Lama Rawatan Rata-rata hari X SD 95 CI Coefficient of Variation Minimum Maksimum = 4,33 = 1,720 = 4,05 – 4,61 = 39,72 = 1 = 10 Berdasarkan tabel 5.14 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata- rata penderita demam tifoid adalah 4,33 hari 4 hari , Standard Deviation SD 1,720, dan nilai Coefficient of Variation sebesar 39,72 yang berarti lama rawatan rata-rata Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. penderita demam tifoid bervariasi, dimana lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 10 hari.

5.10. Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita demam tifoid yang dirawat inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Tahun 2008 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Rawat Inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Keadaan Sewaktu Pulang Jumlah f 1 Sembuh Klinis 67 46,2 2 Pulang Berobat Jalan 70 48,3 3 Pulang Atas Permintaan Sendiri 6 4,1 4 Meninggal Dunia 2 1,4 Jumlah 145 100 Berdasarkan tabel 5.15 dapat dilihat bahwa proporsi penderita demam tifoid berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah Pulang Berobat Jalan 48,3, dan yang terendah adalah Meninggal Dunia 1,4 dengan Case Fatality Rate CFR 1,4. Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. Tabel 5.16. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Yang Meninggal Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Umur Tahun Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan f f f 1 7 1 50 1 50 2 28 1 50 1 50 Jumlah 2 100 2 100 Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Yang Meninggal Berdasarkan Sosiodemografi di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 No Sosiodemografi Jumlah f 1 Suku 1. Batak 2. Jawa 1 1 50 50 Jumlah 2 100 2 Agama 1. Islam 2 100 Jumlah 2 100 3 Pendidikan 1. Pendidikan Rendah SD 2. Pendidikan Tinggi Akademi PT 1 1 50 50 Jumlah 2 100 4 Pekerjaan 1. PNSTNI-Polri 2. Lain-lain Belum sekolah, pengangguran 1 1 50 50 Jumlah 2 100 5 Status Perkawinan 1. Kawin 2. Tidak Kawin 1 1 50 50 Jumlah 2 100 6 Tempat Asal 1. Kota Pematangsiantar 2 100 Jumlah 2 100 7 Gejala Subjektif n=2 1. Demam 2. Mual 3. Muntah 2 1 2 100 50 100 Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. 8 Gejala Objektif n=2 1. Leukopenia 2. Limfotosis 3. Trombositopenia 4. Uji Widal + 2 1 1 2 100 50 50 100 9 Status Komplikasi Tidak Tercatat 2 100 Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang meninggal dunia adalah usia 1-10 tahun 50 jenis kelamin laki-laki 50 dan usia 21-30 tahun 50 jenis kelamin laki-laki 50. Berdasarkan tabel 5.17 dapat dilihat bahwa proporsi penderita yang meninggal dunia berdasarkan sosiodemografi adalah suku Batak 50 dan suku Jawa 50, agama Islam 100, SD 50 dan PNSTNI-POLRI 50, kawin 50 dan tidak kawin 50, tempat asal kota Pematangsiantar 100, demam 100, mual 50, muntah 100, uji widal + 100, leukopenia 100, limfositosis 50, trombositopenia 50, keadaan sewaktu pulangnya tidak tercatat pada kartu status. Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010. 5.11. Analisa Statistik 5.11.1. Umur Berdasarkan Status Komplikasi Proporsi umur penderita demam tifoid berdasarkan status komplikasi di RS. Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.18. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Status Komplikasi Pada Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di RS. Tentara TK-IV 01.07.01. Pematangsiantar Tahun 2008 No Status Komplikasi Umur Tahun Jumlah ≤ 20 20 f f f 1 Ada komplikasi 4 44,4 5 55,6 9 100 2 Tanpa komplikasi 46 47,4 51 52,6 97 100 p = 1,000 Berdasarkan tabel 5.18 di atas dapat dilihat bahwa dari 9 penderita demam tifoid yang mengalami komplikasi, sebanyak 4 orang 44,4 berusia ≤ 20 tahun, degan jenis kelamin laki-laki 2 orang dan perempuan 2 orang, sebanyak 5 orang 55,6 berusia 20 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 2 orang dan perempuan 3 orang. Dari 97 penderita demam tifoid tanpa komplikasi sebanyak 46 orang 47,4 berusia ≤ 20 tahun, sebanyak 51 orang 52,6 berusia 20 tahun. Analisa statistik dengan uji Exact Fisher’s diperoleh p0,05 yang berarti secara statistik tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan status komplikasi. Rani N. F. Nainggolan : Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara TK-IV 01.07.01 Pematangsiantar Tahun 2008, 2010.

5.11.2. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Status Komplikasi