Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan
Kota Medan Tahun 2009, 2010.
5.2. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, jenis kelamin tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru p=0,4550,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Eliska 2005, bahwa jenis kelamin tidak mempunyai pengaruh terhadap ketekunan berobat penderita TB Paru.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa jumlah penderita TB Paru antara yang berjenis kelamin laki-laki dengan yang berjenis kelamin perempuan hampir sama
yaitu laki-laki sebanyak 21 responden 55,3 dan perempuan 17 responden 44,7. Menurut Crofton 1998, laki-laki memiliki mobilitas yang tinggi dari pada
perempuan sehingga kemungkinan untuk terpapar lebih besar, selain itu kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol pada laki-laki dapat menurunkan kekebalan
tubuh sehingga mudah terkena TB Paru. Hasil dari tabulasi silang menunjukkan bahwa perempuan 80 lebih patuh
dari pada laki-laki 20. Ini dapat diasumsikan bahwa perempuan dengan mobilitas yang rendah memiliki banyak waktu untuk memerhatikan kesehatannya sehingga
lebih disiplin dalam menjalani pengobatan. Selain itu, adanya stigma di masyarakat yang menyatakan bahwa penyakit TB Paru bagi perempuan dapat menimbulkan
kemandulan menjadikan perempuan lebih patuh berobat.
5.3. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan, bahwa pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru
64
Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan
Kota Medan Tahun 2009, 2010.
p=0,4500,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hasibuan 2007 bahwa pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat penderita TB
Paru. Menurut Robert M. Gagne Eliska, 2005, tingkat pendidikan formal
merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, atau menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal
juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan seseorang akan memengaruhi pengetahuan seseorang di
antaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan
mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat Eliska, 2005. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden menganggap penyakit TB
Paru adalah penyakit yang berbahaya sehingga baik responden yang hanya tamat SD sampai dengan yang lulus dari perguruan tinggi terdorong untuk memeriksakan
dirinya ke fasilitas pelayanan kesehatan dan mengikuti anjuran dokter agar penyakitnya tidak bertambah parah.
5.4. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.