Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010.

BAB V PEMBAHASAN

Hasil analisa uji statistik dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengetahuan dan peran PMO mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru, sedangkan jenis kelamin, pendidikan, efek samping OAT, dan faktor pelayanan kesehatan tidak berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan.

5.1. Pengaruh Umur Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Berdasarkan hasil penelitian, umur responden sebagian besar pada usia produktif 15-49 tahun yaitu 35 orang 92,1. Hal ini karena pada usia produktif manusia cenderung mempunyai mobilitas yang tinggi sehingga kemungkinan untuk terpapar kuman TB lebih besar, selain itu setelah pubertas tubuh lebih mampu mencegah penyebaran penyakit melalui darah, tetapi kemampuan untuk mencegah penyebaran penyakit di dalam paru berkurang jauh Crofton, 2002. Menurut Warren Achmadi, 2005, risiko mendapatkan TBC dapat dikatakan seperti halnya kurva normal terbalik, yakni tinggi ketika awalnya, menurun karena di atas 2 dua tahun hingga dewasa memiliki daya tangkal terhadap TBC dengan baik. Puncaknya pada dewasa muda, dan menurun kembali ketika seseorang atau kelompok menjelang usia tua. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson, umur responden tidak berhubungan dengan tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru p=0,2820,05. Hal ini karena 62 Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010. semua penderita TB Paru ingin sembuh dari penyakitnya sehingga dia patuh untuk mengikuti paduan obat yang diberikan walaupun memakan waktu yang lama. Menurut Bart 1994, di Amerika Serikat orang yang berusia lanjut cenderung mengikuti anjuran dokter, lebih memiliki tanggung jawab, lebih tertib, lebih teliti, lebih bermoral, dan lebih berbakti dari pada usia muda. Menurut Dickson, dkk Bart, 1994, perilaku ketaatan lebih rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau risiko yang jelas, pengobatan yang kompleks, pengobatan dengan efek samping. Pada usia berapa pun, tubuh hanya melawan infeksi dengan baik apabila dicukupi dengan makanan bergizi dalam jumlah memadai. Kurangnya makanan dapat menyebabkan malnutrisi dan mengurangi daya tahan tubuh sehingga penyakit menjadi lebih parah dan juga meningkatkan kematian Aditama, 2002. Berdasarkan kenyataan di lapangan, masih ditemukan responden yang percaya bahwa TB Paru adalah penyakit keturunan. Beberapa generasi dari keluarga mereka mulai dari kakeknenek, orang tua maupun anak-anaknya menderita penyakit TB Paru dan dikucilkan oleh anggota keluarga yang sehat. Meskipun begitu, anggota keluarga yang menderita TB Paru tetap memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas karena mereka menginginkan kesembuhan. Hal ini sesuai dengan model sistem kesehatan Anderson yang menyatakan bahwa faktor predisposisi dan faktor yang memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan apabila hal itu dirasakan sebagai kebutuhan. 63 Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010.

5.2. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.