Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010. p=0,4500,05. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Hasibuan 2007 bahwa pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat penderita TB Paru. Menurut Robert M. Gagne Eliska, 2005, tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat lebih mengerti dan memahami sesuatu, atau menerima dan menolak sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan seseorang akan memengaruhi pengetahuan seseorang di antaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat Eliska, 2005. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden menganggap penyakit TB Paru adalah penyakit yang berbahaya sehingga baik responden yang hanya tamat SD sampai dengan yang lulus dari perguruan tinggi terdorong untuk memeriksakan dirinya ke fasilitas pelayanan kesehatan dan mengikuti anjuran dokter agar penyakitnya tidak bertambah parah.

5.4. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa pekerjaan tidak mempunyai hubungan dengan tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru p=0,8960,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Eliska 2005 yang menyatakan bahwa pekerjaan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kepatuhan berobat penderita TB Paru di Puskesmas Teladan Kota Medan. 65 Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010. Menurut Anderson 1947, salah satu faktor struktur sosial yaitu pekerjaan akan memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, pekerjaan seseorang dapat mencerminkan sedikit banyaknya informasi yang diterima, informasi tersebut akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Berdasarkan hasil tabulasi silang, tingkat kepatuhan antara responden yang bekerja dengan responden yang tidak bekerja hampir sama. Ini dapat diasumsikan bahwa responden yang sebagian besar berusia produktif takut kehilangan masa produktifnya sehingga berkeinginan untuk tetap sehat agar bisa mencari atau menghasilkan uang. Responden yang tidak patuh kebanyakan bekerja sebagai nelayan dengan waktu kerja yang tidak menentu. Mereka harus melaut mulai dari pagi hingga malam atau sebaliknya kemudian harus menjual hasil tangkapan sehingga sering kali lupa minum obat.

5.5. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita TB Paru p=0,0030,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2003, bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut. Dalam hal ini, pengetahuan yang dimiliki oleh penderita TB Paru berhubungan dengan tingkat kepatuhan berobat, 66 Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010. semakin tinggi pengetahuan penderita tentang penyakitnya maka akan semakin patuh berobat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit TB Paru. Mereka hanya mengetahui penyakit TB Paru adalah penyakit batuk darah yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, angin malam, ganja dan bahkan ada yang mengatakan ”datang dari Tuhan”. Hal ini dikarenakan penyuluhan kesehatan kepada penderita TB Paru untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran berobat tidak pernah dilakukan. Petugas kesehatan hanya memberikan informasi bagaimana cara menelan obat dan jadwal mengambil obat serta jadwal memeriksakan dahak saja. Pengetahuan tentang penyakit TB Paru yang diperoleh dari bangku sekolah yang sebagian besar responden hanya berlatar belakang pendidikan SLTP tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan kepatuhan berobat responden. Tingkat pengetahuan yang rendah ini menyebabkan responden seringkali terlambat mengobati penyakitnya atau tidak tuntas melaksanakan pengobatan. Menurut Notoatmodjo 2003, perubahan perilaku itu mengikuti tahap-tahap yakni melalui proses perubahan: pengetahuan knowledge – sikap attitude – praktek practice atau ”KAP”. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori di atas, bahkan dalam praktek sehari-hari terjadi sebaliknya. Meskipun demikian, Rogers Notoatmodjo, 2003 menyimpulkan bahwa perilaku baru yang melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif akan bersifat langgeng long lasting, begitu juga sebaliknya. 67 Imelda Zuliana : Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan Dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita Tb Paru Dalam Pengobatan Di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Tahun 2009, 2010.

5.6. Pengaruh Efek Samping OAT Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru.