Strategi Kontrol Diri Aspek-Aspek Kontrol Diri

4. Strategi Kontrol Diri

Hoch dan Loewenstein 1991 menyebutkan terdapat tiga strategi kontrol diri yang dapat membatasi keinginan sebagai berikut: a. Penghindaran Avoidance yang berarti membatasi keinginan dengan cara menghindari situasi yang cenderung meningkatkan keinginan tersebut. b. Penundaan dan Selingan Postponement and distraction , merupakan usaha membatasi keinginan dengan cara menunda pilihan sampai masa mendatang, sementara dalam kasus selingan yang dilakukan adalah mencoba untuk memikirkan hal lain. c. Pengganti Substitution merupakan cara membatasi keinginan dengan cara memberikan reward pada diri segera setelah diri sendiri mampu menolak dorongan atas keinginannya.

5. Aspek-Aspek Kontrol Diri

Averill menyatakan terdapat tiga aspek dalam kontrol diri yaitu, kontrol: perilaku yang mengacu pada cara melakukan sesuatu, kognitif untuk serangkaian proses berpikir, dan keputusan dalam Ghufron dan Risnawati. a. Kontrol Perilaku Behavior Control Merupakan suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau mengubah kondisi suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang dapat membawa seseorang ke dalam keadaan stress. Kontrol perilaku merupakan keyakinan dan kepercayaan seseorang bahwa ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mengubah suatu situasi yang tidak menyenangkan.Kontrol perilaku dibagi ke dalam dua komponen, Universitas Sumatera Utara yaitu kemampuan mengatur pelaksanaan regulated administration dan kemampuan memodifikasi atau mengubah stimulus Stimulus Modifiability. Kemampuan untuk mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang akan mengendalikan situasi atau keadaan. Kemampuan tidak lepas dari mempertanyakan kemampuan individu sendiri, apakah individu tersebut dapat melakukannya sendiri atau membutuhkan bantuan dari pihak lain untuk dapat mengendalikan situasi tersebut. Individu dengan kontrol diri yang baik akan mampu mengatur suatu situasi atau keadaan dengan menggunakan kemampuannya sendiri. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui kapan suatu stimulus dan situasi yang tidak dikehendaki akan terjadi dan bagaimana harus mempersiapkan diri dan menghadapi situasi tersebut. Cara yang dapat dilakukan dalam mengatur stimulus adalah dengan cara mencegah atau menjauhi stimulus, membatasi atau menunda stimulus, serta menghentikan suatu stimulus. b. Kontrol Kognitif Cognitive Control Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang diinginkan atau tidak diinginkan. Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan kontrol kognitif adalah dengan cara melakukan interpretasi terlebih dahulu, melakukan penilaian atau menghubungkan suatu kejadian dengan kejadian lain dalam suatu kerangka kognitif sebagai langkah untuk melakukan penyesuaian secara psikologis guna mengurangi tekanan yang Universitas Sumatera Utara ada. Menurut Cohen Dalam Sarafino, 2010 kontrol kognitif berarti kemampuan seseorang untuk menggunakan proses dan strategi berpikir untuk memodifkasi dampak dari stress dengan cara memikirkan dampak positif sebuah kejadian atau berpikir secara netral terhadap sesuatu. Aspek ini terbagi lagi menjadi dua komponen yaitu, perolehan informasi information gain dan penilaian Appraisal. Hal yang dilakukan ketika berada dalam proses pemerolehan informasi adalah individu dapat melakukan antisipasi terhadap suatu keadaan yang diketahui tidak menyenangkan. Ketika sudah diketahui bahwa terdapat kemungkinan terjadinya kondisi yang tidak menyenangkan, maka individu dapat melakukan antisipasi. Kontrol secara kognitif dapat semakin meningkat dengan cara meningkatkan pemahaman seseorang tentang suatu peristiwa atau situasi tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan pemahaman tentang konsekuensi yang akan terjadi. Misalnya, pasien yang akan menjalani operasi diberitahu terlebih dahulu apa yang akan terjadi selama perawatan di rumah sakit. Jika informasi yang dibagikan benar-benar berguna, maka hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan kontrol seseorang atau mengubah persepsi orang tersebut Veitch, 1996. Sedangkan penilaian dapat dilakukan dengan cara menilai dan menafsikan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi positif secara subjektif. Kontrol kognitif, salah satunya dapat dilakukan dengan cara menafsirkan kemampuan dan potensi diri sendiri apakah Universitas Sumatera Utara memiliki kontrol diri yang cukup atau tidak untukmengahadapi suatu peristiwa Rothbaum, Weisz, Snyder, 1982. c. Kontrol Keputusan Decisional Control Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau tindakan berdasarkan pada sesuatu yang disetujui atau diyakini. Kontrol keputusan sangat berperan dalam membantu seseorang mengatasi masalahnya ketika berada dalam kondisi stres Shanahan 2010. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. Banyak ahli dan teori yang meyakini bahwa kontrol yang dirasakan seseorang berfungsi sebagai prediktor yang lebih kuat daripada kontrol yang sebenarnya Skinner, 1996. Keyakinan diri akan kontrol yang dimiliki menjadi pendorong yang kuat bagi seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu Skinner, 1996. Kemampuan mengontrol diri tergantung dari ketiga aspek di atas, kontrol diri ditentukan oleh seberapa jauh aspek itu mendominasi atau terdapat kombinasi dari beberapa aspek dalam mengontrol diri.

B. Struktur Keluarga