Remaja dari Keluarga Bercerai

menjalani masa remajanya tanpa menghadapi masalah yang serius Papalia, 2009. Sikap dan perilaku remaja yang berasal dari keluarga utuh tidak selamanya dan mutlak akan berkembang ke arah positif, karena terdapat faktor lain yang tentunya berperan terhadap perkembangan remaja seperti teman sebaya. Pergaulan yang buruk, pengaruh soioekonomi, kualitas lingkungan dan kebiasaan yang buruk dapat memberikan pengaruh buruk bagi remaja, yang salah satunya adalah ikut terlibat dalam kenakalan remaja Santrock, 2003. Meskipun begitu, hubungan dengan kedua orangtua sangat penting bagi perkembangan remaja, karena remaja akan mencapai titik dimana mereka memerlukan dukungan yang memadai untuk pendidikan dan kasih sayang dari orangtua yang pada akhirnya menjadi salah satu sumber kenyamanan bagi remajaSantrock, 2003. Skaggs dan Jodl mengungkapkan bahwa remaja yang tinggal di keluarga utuh lebih kompeten, secara sosial lebih bertanggung jawab dan kurang mengalami masalah perilaku daripada remaja yang tinggal di keluarga bercerai yang memiliki masalah kompleks.

2. Remaja dari Keluarga Bercerai

Remaja dari keluarga bercerai maksudnya adalah remaja yang tinggal dengan salah satu orangtua biologis yang diakibatkan oleh adanya perceraian atau perpisahan diantara orangtua. Struktur keluarga yang berubah akibat perceraian tidak hanya mempengaruhi kehidupan remaja pada masa perceraian itu sedang berlangsung, namun juga setelahnya. Universitas Sumatera Utara Perceraian orangtua yang memiliki anak remaja meningkatkan risiko seperti perilaku antisosial, kesulitan dengan figur otoritas dan keluar dari sekolah Papalia, 2009. Perilaku kenakalan lebih tinggi kemungkinannya berasal dari keluarga dengan orangtua bercerai berbeda dengan keluarga yang orangtuanya utuh atau tetap bersama. Selain itu mereka juga memiliki perasaan sedih, khawatir atau penyesalan yang berkepanjangan.Menurut Dacey Kenny, 1997, remaja awal yang mengalami perceraian orang tua lebih memungkinkan untuk mempunyai masalah sekolah, termasuk prestasi yang lebih rendah dan perilaku yang menggangu. Usia yang dianggap paling bermasalah ketika perceraian terjadi adalah pada usia remaja awal. Mereka akan cenderung membedakan dan membandingkan dirinya dengan teman yang tetap tinggal dalam keluarga utuh. Remaja tersebut pada umumnya tetap menimpan kemarahan dalam hatinya. Perceraian yang terjadi ketika seseorang memasuki remaja awal lebih memungkan remaja tersebut terlibat dengan perilaku kenakalan remaja Santrock, 2003. Perubahan secara struktur akan mempengaruhi perubahan fungsional. Pengaruh perceraian terhadap perkembangan remaja dapat dijelaskan berdasarkan dua model utama yang berperan. Dua model yang dimaksud adalah model struktur keluarga family structure model dan model faktor ganda multiple factor model. Model struktur keluarga menyatakan bahwa semua perbedaan remaja yang berasal dari keluarga bercerai semata-mata hanya disebabkan oleh perubahan struktur keluarga, seperti ketidakhadiran Universitas Sumatera Utara ayah atau ibu dalam suatu keluarga secara fisik. Sedangkan model faktor berganda menyatakan bahwa perbedaan remaja dari keluarga bercerai tidak hanya dari segi struktur tetapi juga kerumitan masalah selama proses perceraian terjadi Santrock, 2003. Perceraian orangtua diketahui memiliki banyak dampak negatif seperti anak remaja yang merasa diabaikan, bingung, resah, kenakalan remaja, rasa tidak percaya, lenyapnya kontrol diri, mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk, mengembangkan kesadaran yang salah, dll Kartini, 2008. Pengaruh perceraian lainnya terhadap kehidupan anak antara lain adalah rendahnya subjective well-being Dewi Muhana, 2013. Umumnya anak korban perceraian merasa malu karena mereka merasa berbeda Hurlock, 1999. Papalia 2009 mengungkapkan selain rasa malu, dampak perceraian lainnya adalah anak menunjukkan kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri, kesulitan dalam belajar, atau penarikan diri dari lingkungan sosial, yang mana perasaan ini termanifestasi dalam bentuk perilaku yang suka marah, menjadi kasar, agresif serta prestasi sekolah menurun. Anak-anak yang tinggal bersama satu orangtua akibat perceraian cenderung tertinggal secara sosial dan pendidikan dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang tinggal bersama orangtua yang utuh. Amato dan Keith dalam Kail Cavanaugh, 2002 menyatakan bahwa perceraian paling berbahaya bagi mereka yang masih berada pada masa anak- anak dan remaja. Selain itu mereka juga menyatakan bahwa perceraian Universitas Sumatera Utara memiliki dampak yang sama baik itu terhadap remaja laki-laki maupun perempuan. Terlepas dari semua dampak negatif yang telah dipaparkan, ternyata tidak selamanya anak dari keluarga bercerai memiliki kecenderungan untuk mengembangkan diri ke arah yang negatif, karena sebagaian dari remaja yang berasal dari keluarga bercerai justru lebih mandiri Lestari, 2012. Hal ini dikarenakan, remaja dihadapkan pada tugas dan peran yang lebih banyak dan berat untuk menggantikan peran dan tanggung jawab yang hilang dari salah satu orangtua. Meskipun demikian remaja akan memperoleh banyak sekali manfaat bila kedua orangtuanya memiliki keterlibatan yang tinggi dalam mendidik dirinya memberikan kehangatan dan pengasuhan, membantu remaja mengembangkan kendali terhadap dirinya sendiri dan menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Santrock, 2003.

D. Perbedaan Kontrol Diripada Remaja yang Berasal dari Keluarga Utuh