dalam suatu jaringan Lestari, 2012. Keluarga merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat subsistem. Subsistem yang dimaksud antara lain adalah
subsistem orangtua dan anak, subsistem suami dan istri serta subsistem antar saudara Santrock, 2009.
Kondisi satu subsistem akan mempengaruhi subsistem lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Begitu juga dengan remaja. Perilaku orangtua
dapat mempengaruhi perilaku remaja secara langsung dan tidak langsung. Salah satu contoh hubungan tidak langsung adalah konflik yang terjadi antara orangtua
akan mempengaruhi efektifitas orang tua dalam melakukan fungsinya Santrock, 2003.
Menurut Koerner dan Fitzpatrick, keluarga dapat didefinisikan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu definisi struktural, definisi fungsional,
dandefinisi interaksional. Secara struktural, keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti kehadiran orangtua, anak
dan kerabat lainnya Lestari, 2012. Keluarga jika dilihat dari kelengkapan strukturnya terbagi menjadi dua
jenis, yaitu keluarga utuh dan keluarga bercerai. Berikut ini merupakan penjelasan kedua jenis keluarga tersebut.
1. Keluarga Utuh
Menurut Ahmadi 1991, keluarga utuh merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Keluarga dikatakan utuh
apabila anak-anak dalam keluarga tersebut dapat merasakan kehadiran kedua
Universitas Sumatera Utara
orangtuanya, yang mana anak merasa aman dan terlindungi berada dalam keluarga tersebut.
Orientasi keluarga utuh timbul dari komitmen antara suami-istri dan komitmen mereka dengan anak-anaknya. Keluarga inti terdiri dari orang tua
dan anak yang merupakan kelompok primer yang terikat satu sama lain karena hubungan keluarga ditandai oleh kasih sayang, perasaan yang medalam, saling
mendukung, dan kebersamaan dalam kegiatan-kegiatan pengasuhan. Suami istri yang selanjutnya menjadi ayah-ibu merupakan anggota keluarga yang
paling penting dalam membentuk keluarga yang utuh dan sejahtera Gunarsa, 2003. Pada dasarnya keluarga yang utuh dan berada dalam perkawinan yang
sah menurut Lestari 2012 lebih menjamin kesejahteraan anak. Keluarga yang utuh menunjukkan salah satu ciri keluarga yang
harmonis. Keharmonisan di dalam suatu keluarga sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak-anaknya terutama remaja yang berada pada
masa transisi. Karena masa tersebut perkembangan jiwa anak belum stabil, mereka tengah mengalami banyak konflik batin dan kebingungan Kartono,
2008. Gunarsa 2009 menambahkan bahwa anak dari keluarga harmonis lebih memiliki benteng dalam mencegah perilaku agresif anak.
2. Keluarga Bercerai
Struktur keluarga tidak utuh atau bercerai mengarah kepada perpisahan atau perceraian anak terhadap orang tua, oleh karena itu, anak tinggal dengan
salah satu orang tua biologisnya.Keluarga yang memiliki struktur keluarga tidak utuh atau bercerai menunjukkan hubungan keluarga yang buruk.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan keluarga yang buruk mengakibatkan bahaya psikologis pada setiap usia, terlebih pada masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan anak
perempuan tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa aman Hurlock, 1999. Perubahan struktur keluarga
akibat perceraian tentunya menghasilkan stress pada orangtua Papalia, 2009.
C. Remaja