Perbedaan Kontrol Diripada Remaja yang Berasal dari Keluarga Utuh

memiliki dampak yang sama baik itu terhadap remaja laki-laki maupun perempuan. Terlepas dari semua dampak negatif yang telah dipaparkan, ternyata tidak selamanya anak dari keluarga bercerai memiliki kecenderungan untuk mengembangkan diri ke arah yang negatif, karena sebagaian dari remaja yang berasal dari keluarga bercerai justru lebih mandiri Lestari, 2012. Hal ini dikarenakan, remaja dihadapkan pada tugas dan peran yang lebih banyak dan berat untuk menggantikan peran dan tanggung jawab yang hilang dari salah satu orangtua. Meskipun demikian remaja akan memperoleh banyak sekali manfaat bila kedua orangtuanya memiliki keterlibatan yang tinggi dalam mendidik dirinya memberikan kehangatan dan pengasuhan, membantu remaja mengembangkan kendali terhadap dirinya sendiri dan menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Santrock, 2003.

D. Perbedaan Kontrol Diripada Remaja yang Berasal dari Keluarga Utuh

dan Bercerai Sebagian remaja dapat menyesuaikan, membimbingan dan mengarahkan perilakunya dengan baik ke arah yang positif, sesuai dengan apa yang norma sosial harapkan, namun sebagian lagi tidak mampu menyesuaiakan diri dengan baik terhadap perubahan yang terjadi Kartono, 2008. Hal ini dibuktikan dari banyaknya remaja yang perilakunya menyimpang dari nilai dan norma sosial yang Universitas Sumatera Utara ada di masyarakat. Perilaku remaja yang menyimpang dipandang sebagai perilaku negatif Santrock, 2003. Remaja dengan perilaku yang tidak sesuai seperti yang telah disebutkan di atas mempunyai sifat kepribadian khas, salah satunya adalah mereka kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri Kartono, 2008. Tanpa kontrol diri itu, remaja dapat menjadi pribadi yang lebih agresif dan tidak bisa diarahkan oleh orang dewasa. Selanjutnya muncullah kebiasaan buruk. Kontrol diri menurut Averill merupakan variabel psikologis yang mencakup kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang diinginkan dan yang tidak diinginkan, dan kemampuan individu untuk memilih salah satu tindakan berdasarkan sesuatu yang diyakini dalam Sarafino, 2010, yang membawa seseorang kepada konsekuensi yang positif. Averill dalam Ghufron Risnawati, 2011 menyebutkan beberapa aspek Kontrol diri yaitu kontrol perilaku behavior control, kontrol kognitif cognitive control, kontrol keputusan decisional control. Kontrol diri sangat diperlukan oleh remaja mengingat bahwa masa remaja merupakan masa peralihan yang di dalamnya terjadi banyak perubahan drastis, baik secara fisik, kognitif, dan sosioemosional Hurlock, 1999. Perubahan drastis ini memposisikan masa remaja sebagai masa badai dan tekanan Hurlock,1999. Kontrol diri dipengaruhi oleh dua faktor besar, yaitu dipengaruhi oleh faktor internal dari dalam diri individu dan faktor eksternal dari luar diri individu. Faktor internal yang dimaksud salah satunya adalah usia, sedangkan Universitas Sumatera Utara yang termasuk dalam faktor eksternal adalah lingkungan keluarga khususnya orangtua. Ghufron Risnawati, 2011. Keluarga adalah rumah tangga yang terbentuk karena hubungan darah atau perkawinan yang menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan Lestari, 2012. Keluarga merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat subsistem. Subsistem yang dimaksud antara lain adalah subsistem orangtua dan anak, subsistem suami dan istri serta subsistem antar saudara Santrock, 2009. Subsistem keluarga saat ini khususnya suami dan istri banyak yang mengalami masalah. Salah satunya adalah masalah perceraian. Perceraian pada akhirnya akan mengubah struktur keluarga yang seharusnya terdapat ayah, ibu dan anak. Perubahan struktur ini tidak dipungkiri akan memberikan dampak yang negatif karena sesuai dengan yang Santrock 2009 paparkan bahwa kondisi satu subsistem akan mempengaruhi subsistem lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Herbert C.Quay dalam Santrock, 2003 menyatakan bahwa keutuhan keluarga, baik utuh secara struktur maupun secara interaksi mempengaruhi perkembangan sosial remaja. Ketika remaja tinggal dengan salah satu orang tua akibat perceraian maka hal ini juga dapat berpengaruh pada perkembangan sosial remaja tersebut. Kartono 2008 menyebutkan bahwa salah satu dampak negatif dari ketidakutuhan keluarga akibat perceraian bagi remaja adalah mengakibatkan Universitas Sumatera Utara lenyapnya kontrol diri remaja yang mengarahkan remaja memiliki kebiasaan serta perilaku yang bersifat negatif. Berbeda dengan remaja yang berasal dari keluarga utuh. Ketika keadaan keluarga masih seimbang dan utuh, maka orangtua secara khusus akan lebih dapat mengarahkan anak remajanya, sehingga remaja memiliki perilaku yang lebih sesuai dan positif.

E. Hipotesis