Aspek yang terakhir yaitu kontrol keputusan, dari tabel maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata remaja yang berasal dari keluarga utuh adalah
sebesar 12,42 dengan standar deviasi sebesar 2,39, sedangkan remaja yang berasal dari keluarga bercerai memiliki nilai rata-rata sebesar 11,40 dengan
standar deviasi 2,41. Hasil ini menunjukkan bahwa remaja yang berasal dari keluarga utuh memiliki nilai kontrol keputusan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan remaja yang berasal dari keluarga bercerai. Hasil uji-t pada aspek ini dengan melihat nilai probabilitasnya adalah sebesar 0,033. Nilai ini lebih kecil
daripada 0,05. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kontrol keputusan pada remaja yang berasal dari keluarga utuh dan keluarga
bercerai. Berdasarkan tabel dan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang berasal dari keluarga utuh memiliki nilai yang lebih tinggi pada masing-masing aspek dibandingkan
dengan remaja yang berasal dari keluarga bercerai.
2. Perbedaan Kontrol Diri Berdasarkan Jenis Kelamin
Selain melihat perbedaan berdasarkan tiga aspek kontrol diri, hasil tambahan juga berupa perbandingan nilai kontrol diri pada laki-laki dan
perempuan dari masing-masing kelompok subjek. Berikut tabel yang menyajikan hasil perhitungan uji beda berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.10 Hasil Uji Independent Sample t-Test pada Remaja Laki-laki
dan Perempuan Perbandingan Nilai Kontrol Diri
pada Laki-laki dan Perempuan T
P Remaja dari Keluarga Utuh
-.579 0,565
Remaja dari Keluarga Bercerai -.1,090
0,281
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.10 pada kelompok remaja dengan keluarga utuh, maka dapat diketahui bahwa uji t menghasilkan nilai signifikansi p sebesar
0,565. Nilai ini lebih besar daripada 0,05, dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kontrol diri pada remaja yang
berasal dari keluarga utuh, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Selain itu pada kelompok remaja dengan keluarga bercerai dapat
juga diketahui bahwa uji t menghasilkan nilai signifikansi p sebesar 0,281. Nilai ini lebih besar daripada 0,05, dengan demikian maka dapat dinyatakan
bahwa tidak dapat perbedaan kontrol diri pada remaja yang berasal dari keluarga bercerai, baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.
Tabel 4.11 Nilai Mean dan Standar Deviasi pada Remaja Laki-laki dan Perempuan
Struktur Keluarga
Jenis Kelamin Mean
Standar Deviasi Utuh
Laki-laki 93,73
12,174 Perempuan
95,76 11,122
Bercerai Laki-laki
85,47 13,306
Perempuan 89,87
14,160
Nilai rerata remaja dari keluarga utuh dan bercerai yang ditunjukkan oleh tabel 4.11 juga menunjukkan perbedaan yang sangat kecil.
3. Penjabaran Remaja yang Memiliki Kontrol Diri Rendah
Selanjutnya, berdasarkan pengkategorian kontrol diri yang telah dilakukan sebelumnya tabel 4.9, ditunjukkan bahwa remaja yang memiliki
kontrol diri rendah adalah sebanyak 20 orang, yaitu 5 dari keluarga utuh dan 15 dari keluarga bercerai. Di dalam psikologi, remaja dengan kontrol diri yang
rendah inilah yang membutuhkan intervensi, karena itu dibutuhkan penjabaran
Universitas Sumatera Utara
lebih lanjut mengenai remaja dengan kontrol diri rendah ini. Berikut adalah tabel tambahan remaja dengan kontrol diri rendah yang dijabarkan
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.12 Penjabaran Jenis Kelamin Remaja dengan Kontrol Diri Rendah
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
Laki-Laki 8 Orang
40 Perempuan
12 Orang 60
Berdasarkan tabel 4.12 maka dapat dilihat bahwa remaja perempuan dengan kontrol diri rendah adalah sebanyak 12 orang 60, sedangkan
remaja laki-laki dengan kontrol diri rendah sebanyak 8 orang 40. Hal ini bukan berarti bahwa remaja perempuan memiliki peluang lebih banyak untuk
memiliki kontrol diri rendah. Karena apabila dibandingkan dengan jumlah populasi penelitian maka diketahui bahwa jumlah remaja yang berjenis
kelamin perempuan lebih banyak daripada remaja laki-laki.
D. Pembahasan