Kerangka Konsepsi Kerangka Teori dan Konsepsi

bergerak dibidang perdagangan efek, penjamin emisi dan manajer investasi mengajukan gugatan terhadap mantan direksinya yang telah melakukan tindakan sepihak self dealing yang merugikan perseroan dengan membeli surat utang prommisory note yang telah jatuh tempo dan gagal bayar default. Pelanggaran prinsip fiduciary duty dalam melakukan pengurusan perseroan dimana direksi melakukan sebuah kecurangan fraud, sehingga seorang direksi yang mempunyai duty of care dan duty of loyality terhadap perseroan melakukan self dealing dimana pada saat itu kepentingan keuangan secara potensial bertentangan dengan kepentingan perseroan.

2. Kerangka Konsepsi

Konsep atau pengertian, merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, maka untuk menghindari terjadinya salah tafsir dalam penelitian dan untuk menyamakan persepsi maka perlu penulis kemukakan beberapa konsep yang mengandung: 1. P.T adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. 36 2. Badan Hukum adalah suatu badan yang memiliki harta kekayaan terlepas dari anggota-anggotanya, dianggap sebagai subjek hukum mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum, mempunyai tanggung jawab dan memiliki hak-hak serta kewajiban seperti yang dimiliki oleh seseorang. Pribadi hukum ini memiliki kekayaan tersendiri, mempunyai pengurus atau 36 Pasal 1 angka 1 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara pengelola dan dapat bertindak sendiri sebagai pihak di dalam suatu perjanjian. 37 3. Pertanggungjawaban adalah Perbuatan bertanggung jawab berkewajiban menanggung; memikul tangung jawab 38 4. Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan Komisaris. 39 5. Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang- undang ini danatau anggaran dasar. 40 6. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwewenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 41 7. Fiduciary Duty adalah tugas yang dijalankan oleh Direktur dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan benefit orang atau pihak lain perseroan. 42 Henry Campbell Black dalam Black’s Law Dictionary menyatakan bahwa: “fiduciary duty, a duty to act for someone else’s benefit, while subordinating one’s personal interest to that of the other person. It’s the hignest standars of duty implied by law” 43 artinya : suatu tindakan untuk 37 Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo, Sendi-sendi Hukum Perdata, Jakarta ; Rajawali, 1983 hal 51 38 http:www.sms-anda.comindonesiakamusindonesia . diakses tanggal 31 Mei 2010 39 Pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 40 Pasal 1 angka 4 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 41 Pasal 1 angka 5 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 42 Munir Fuady II, hal 33 43 Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, West Kellgg Boulevard; West Publishing, 1990, hal 675 Universitas Sumatera Utara dan atas nama orang lain, di mana seseorang mewakili kepentingan orang lain yang merupakan standar tertinggi dalam hukum. 8. Business Judgment Rule adalah aturan yang memberikan kekebalan atau perlindungan bagi manajemen perseroan dari setiap tanggung jawab yang lahir sebagai akibat dari transaksi atau kegiatan yang dilakukan olehnya sesuai dengan batas-batas kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepadanya, dengan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut telah dilakukan dengan memperhatikan standar kehati-hatian dan itikad baik. 44 9. Self Dealing adalah suatu keadaan dimana seorang pengambil keputusan dan perusahaan berada pada sisi yang berlawanan didalam sebuah transaksi tersebut atau dengan kata lain pengambil keputusan itu membantu mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan untuk memasuki atau menerima transaksi tersebut. “Ketika seorang pemegang kepercayaan memasuki sebuah transaksi dimana dalam transaksi itu kondisi perusahaan dalam kondisi yang tidak wajar, maka adalah sama halnya dengan ia merampas transaksi wajar dan nilai transaksi milik perusahaan yang bersangkutan” 45 10. Conflict of Interest adalah suatu keadaan ketika kepentingan pribadi perseroan bercampur dengan kepentingan dari perusahaan. Situasi benturan tersebut dapat timbul ketika pegawai, pemimpin atau direktur mengambil tindakan atau mempunyai keinginan yang dapat membuat hambatan dalam keobjektifan dan keefektifan berlangsungnya kegiatan perusahaan. Benturan 44 GunawanWidjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Jakarta; Forum Sahabat, 2008, hal 66 45 http:en.wikipedia.orgwikiDuty_of_Loyality . Diakses tanggal 22 Agustus 2010 Universitas Sumatera Utara kepentingan juga dapat timbul ketika pegawai, pemimpin atau direktur atau keluarga dari mereka menerima keuntungan pribadi sebagai hasil dari posisi mereka di perusahaan. 46 Perbuatan atau tindakan dalam mengambil keputusan dimana terdapat unsur benturan kepentingan antara para pihak dalam pengambilan keputusan. 47 11. Tanggung Jawab Pribadi Direksi adalah keadaan dimana direksi tidak melakukan fiduciary duty dalam kepemimpinannya sehingga merugikan perseroan dan pemegang saham, dan dalam hal ini ukuran saham tidak lagi sebagai patokan batasan nilai tanggung jawab tersebut, sehingga harta-harta milik pribadi direksi dapat juga terikut untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. 48 12. corporate opportunity adalah suatu doktrin yang mengajarkan bahwa seorang direktur, komisaris atau pegawai perseroan lainnya ataupun pemegang saham utama, tidak diperkenankan mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi manakala tindakan yang dilakukannya tersebut sebenarnya merupakan perbuatan yang semestinya dilakukan oleh perseroan dalam menjalankan bisnisnya itu Dengan demikian, manakala tindakan tersebut merupakan kesempatan opportunity bagi perseroan dalam menjalankan bisnisnya, direksi tidak boleh mengambil kesempatan tersebut untuk kepentingan pribadinya. 49 46 http:www.lee.netgovernancecode.pdf . Diakses tanggal 22 Agustus 2010 47 Gunawan Wijaya, Tanggung Jawab Direksi Atas Kepailitan Perseroan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005 hal 32 48 M. Yahya harahap, Hukum Perseroan terbatas Jakarta; Sinar Grafika, 2009, hal 383 49 Munir fuady II, hal 224 Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian